Silent Witness

4 2 0
                                    

Sekali lagi, Letta melirik ke arah arloji kuning di pergelangan tangannnya. 30 menit lagi MOS di SMA Emerland berakhir tapi aula yang harus ia bersihkan masih lebih dari setengahnya. Walau hari ini adalah hari terakhir MOS, hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Letta. Sudah disuruh membersihkan aula, ia juga diberi teman kerja yang malah tidur tiduran.

"Mau mati rasanya" gumam Letta untuk yang keribuan kali. BRUAKK. "aww, duh sakit" ia terpeleset air pelnya sendiri.

"Kurang sial apasih gue hari ini. Udah jatuh ditimpa tangga pula" ucap Letta sambil meniupi lututnya yang berdarah.

"Lo gapapa?" Ucap manusia yang ada bersamanya di aula itu. Iya. Manusia njengkelin itu. "Gausah sok peduli lo. Lanjutin aja tidur lo" balas Letta, ketus. Cowok itu lalu meletakkan kotak merah dengan tulisan P3K disamping gadis itu dan mengeluarkan obat merah serta plester.

Karna kesakitan, Letta pun menerima obat merah dan membiarkan plester di tangan Glenn. Saat ia meneteskan obat merah diatas kakinya, ia merintih kesakitan.

Letta
Sumpah ini sakit banget. Kalo gaada satu makhluk ini, percaya deh gue bakal nangis nangis bahkan gamau dikasih obat. "Siniin" lah belom juga selesai ngobatin, obat merahnya udah ditarik aja. Ni orang niat nolongin gue gak sih.

Oh, belom selesai toh. Dia mau nolongin gue ceritanya? Yaudahlah terserah. Duh pengen nangis gue. Untung ini MOS terakhir. "Gausa kasih plester" karna gue gapernah pake plester. Lanjut gue dalam hati. Ya emang gue gapernah pake plester. Takut. Kata emak bisa tambah parah boroknya.

Si Glenn tumben diem. Tadi aja ngajakin ribut. Dih, coba kalo sifatnya beneran begini pasti banyak yang suka. "Lo pulang sekarang" kata Glenn ke gue dan gue bales dengan tatapan aula-segede-ini-mau-diapain-bambang.

"Gue aja yang lanjutin sisanya. Lo pulang sekarang" rasanya gue pengen nampar pipi gue sekarang juga. Ini mimpi ya? Apa ini orang emang punya kepribadian ganda? Dih serem.

"Gausah. Lagian gue cuma berdarah dikit" kata gue yang langsung merebut tongkat pel di tangan Glenn tapi di cengkram kuat kuat sehingga gabisa ditarik. "Kalo gitu lo duduk aja di panggung. Anggep aja gantian shift" pergantian shift kenapa gak daritadi woi ini punggung rasanya mau remuk bayangin.

"Oh, gitu? Yaudah gue tungguin di panggung" ya akhirnya gue kesenengan dan duduk di panggung. Tiba tiba gue ngerasa ada yang bergetar di celana gue dan ngeluarin hp gue. Line dari Carol.

LINE
CAROL

Lo masih dia aula?

Iyanih
Udah slese ya MOS nya?

Yoi udah selesai
Gue otw.

Dengan itu percakapan kita selesai. Gue masukkin hp ke dalam kantong lagi. Balik deh gue liatin si Glenn.

Dia tinggi. Kulitnya putih bersih. Matanya hitam pekat dan hidung nya mancung. Bibirny---

Gue udah gila kayaknya. Plak. Plak. Ini pikiran kudu disadarin sumpah. Ngapain juga gue liatin manusia itu begitu. "Lo gila ya?" Ucap Glenn yang ternyata merhatiin gue daritadi dan gue yang lagi ngeblank jawab "iyanih gue udah gila"

Hah. Gue jawab apa tadi. "Eh, gak ya! Gue gak gila tau!" Duhh Letta lo tuh bego banget sihh. Kan jadinya lo diketawain.

Author's P.O.V

Carol yang memasuki gedung besar tersebut dibuat kaget karna dilihatnya anak laki laki yang sedang membersihkan aula tersebut. Ia lalu melihat sekeliling dan menemukan Letta yang sedang berbaring mengikuti Glenn tadi.

"Itu siapa?" Tanya Carol dengan dagunya yang diangkat seperti menunjuk Glenn.

"Manusia berkepribadian ganda" jawab Letta lalu bangkit untuk duduk. Carol yang kebingungan tak sengaja melihat lutut Letta yang berdarah.

"Astaga! Ini kenapa lagi?" pekik Carol sehingga suaranya bergema di aula. Bahkan Glenn jadi memusatkan perhatian pada dua wanita di panggung itu walau tak lama kemudian melanjutkan tugasnya.

"Biasalah, jatoh" jawab Letta yang sering melukai dirinya sendiri walau tanpa sengaja. "Baru juga minggu kemaren tangan lo dijahit gara gara kena kawat. Trus kepala lo yang masih benjol gara gara kepentok gerbang sekolah tadi pagi. Lo kapan jadi orang dewasa sih, Ta?" Ujar Carol yang membuat Letta terkikik geli.

Ya, memang benar Letta ceroboh. Sangat ceroboh. Ia bahkan pernah tidak sengaja menumpahkan teh panas diatas kakinya sendiri yang menyisakan luka bakar di perutnya.

Glenn yang mendengar semua itu terkikik geli tapi berusaha menutupinya dengan melanjutkan mengepel.

Time passed

Glenn sudah menyelesaikan membersihkan aula. Setelah Letta mengucapkan terimakasih padanya, ia langsung pulang menuju rumahnya.

Tadi, saat Letta dan Glenn dihukum, ada pengumuman bahwa akan ada congratulations party untuk siswa siswi baru. Pesta tersebut didadakan di aula yang dibersihkan oleh Letta dan Glenn tadi.

"Congratulations party, huh?" Gumam Letta didepan lemari bajunya. "Tadi kata Carol bajunya bebas. Hmmm. Ini ajadeh" gumam Letta sembari mengambil salah satu baju dari lemari tersebut.

"Kenapa party nya harus langsung malem ini sih" ucap Letta yang sedari siang sudah merencanakan untuk tidur lebih pagi dari biasanya.

Tiin! Tin!

"Carol udah dateng. Enaknya pake sepatu apa ya. Ini ajadeh" gumam Letta sambil memasukkan telapak kakinya kedalam sepatu kets berwarna baby blue.

Saat Letta membuka mobil Carol, mereka bersamaan berteriak. "ASTAGAA! ITU BAJU APAAN COBA"

Letta dengan hoodie oversized warna hitam dan celana jeans hitam. Carol dengan t-shirt putih yang super ketat dan rok kotak kotak yang super pendek.

______________________________________

Carol

Carol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BOUT' FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang