A Fortune

2 1 0
                                    

"Bye, Ta" ucap Carol dari dalam mobil.
"Hati hati, Rol" balas Letta lalu masuk kedalam rumahnya.

Hari yang melelahkan bagi Letta yang seharian harus meladeni pertanyaan pertanyaan yang keluar dari mulut Glenn. Sesampainya di kamar, gadis itu langsung melempar tubuhnya keatas kasur empuknya yang (obviously) berwarna kuning.

Glenn yang juga baru sampai dirumahnya langsung berlari menuju kamar dan langsung membuka paper bag dari Letta. Ia mengeluarkan jaketnya lalu ada sesuatu yang jatuh. Kalung. Glenn memungutnya dari lantai dan memperhatikan kalung itu. Ia bingung darimana datangnya kalung itu. Kalung dengan liontin bunga mawar yang sepertinya terbuat dari emas.

Yang tidak diketahui Glenn adalah Letta yang sedang mencari cari kalung itu di seluruh penjuru kamarnya. Kalung berharga yang diberikan mamanya yang jarang ada bersamanya. Kalung yang mampu mengingatkan Letta akan mamanya.

"Aduh dimana sih" ucap Letta sambil mengacak ngacak isi lemarinya lalu berlari menuju meja belajarnya dan membuka semua loker yang ada. Tentu saja ia tidak menemukannya, jelas jelas barang yang dicarinya bukan di rumahnya apalagi kamarnya.

Sementara pemegang sementara kalung itu, Glenn sambil berbaring melihat kalung itu masih tetap bertanya tanya dari mana datangnya kalung itu.

"Ini kalung apaan sih" ucapnya untuk yang kesekian kalinya. Ia tidak mengenal kalung itu namun merasa akan terjadi sesuatu selama ia memegang kalung itu. Ia akhirnya meletakkan kalung itu di meja tepat di samping kasurnya. Ia berpikir untuk menanyai kakaknya siapa tahu kakaknya meninggalkan kalungnya di kamarnya.

Letta memutuskan untuk mengingat ingat kembali keberadaan kalung kesayangannya itu sambil memejamkan matanya dan memfokuskan pikirannya diatas kasur. Tiba tiba matanya membulat saat berhasil mengingat letak kalungnya. Di paper bag yang ia berikan pada Glenn. Dalam hati Letta menghembus nafas lega sekaligus mendecak kesal. Kenapa dari 7 milyar orang di dunia, ia harus terus terusan berurusan dengan Glenn. "Bego banget sih lo, Ta" ucap Letta pada dirinya sendiri sambil mengacak acak rambutnya.

Time pass

Letta memasukkan roti di tangannya kedalam mulutnya dengan tatapan kosong. Ia memikirkan bagaimana nasib kalungnya nanti. Hari ini tidak seperti biasanya Letta makan sendirian tanpa tantenya. Sejak dua hari yang lalu tantenya memang sudah berangkat ke Aussie untuk mengurus perusahaannya.

Tin! Tin!

Carol sudah datang sehingga Letta langsung memasang sepatu dan berjalan memasuki mobilnya. Selama perjalanan tak seperti biasanya, Letta hanya diam sambil memandang ke arah jalan.

"Tumben lo diem aj?" Tanya Carol yang mulai merasa ada sesuatu dengan temannya itu. Tapi, temannya bahkan tak bergeming seperti tak mendengar suaranya.

"Ta? LETTA!" teriak Carol yang membuat Letta terlonjak kaget.

"A apa?" Jawab Letta.
"Lo kenapa sih? Tumben diem aja?" Ulang Carol.
"Lo inget kalung yang dikasih mama?"
"Inget"
"Ilang" ucap Letta membuat Carol seketika kehilangan fokus pada jalan. Letta mengusap usap kepalanya.
"Lo tau ada dimana?" Tanya Carol berusaha memfokuskan diri.
"Seinget gue, ada di paper bag kuning"
"Yah kan tinggal diambil, Letta"
"Udah gue kasih"
"Kasih ke?"
"Glenn" ucap Letta sekali lagi membuat fokus Carol hilang.
"Perhatiin jalan" ucap Letta yang menyadarinya.

Sesampainya di sekolah, Letta menghembuskan nafas berat berulang kali, saat berpisah dengan Carol, saat disapa teman temannya pun ia hanya bisa memalsukan senyumnya. Di depan kelas ia termenung cukup lama sambil memegang tasnya.

"Lo pasti bisa, Ta" gumamnya menyemangati dirinya sendiri lalu melangkah pelan masuk ke dalam kelas. Glenn sudah datang. Ia sudah duduk di samping bangkunya. Padahal kemarin ia telat dan hari ini dia datang kepagian? Aneh.

Letta melangkah pelan ke arah bangkunya dan meletakkan tas di sana. Ia duduk sambil memerhatikan teman duduknya yang memasang headphone di kedua telinganya, menyilangkan kedua tangan di dadanya, dan menutup matanya.

"Mm Glenn" ucap Letta sedikit berbisik.
"Apa?" Jawab Glenn yang anehnya tetap bisa mendengar suara Letta.
"Kemaren di paper bag gue"
"Kenapa?"
"Ada kalung gak di dalemnya?" Ucap Letta membuat Glenn membuka matanya dan menatap gadis itu.
"Itu punya lo?" Tanyanya yang dibalas anggukan cepat oleh Letta.
"Besok balikin ya" pinta Letta dan dibalas dengan gelengan kepala Glenn.
"Ada syaratnya" kata Glenn membuat Letta berdecak sebal.
"Apa syaratnya?"
"Lo maunya apa?"
"Ya gausa syarat syaratan mau gue"
"Enak banget lo" ucap Glenn lalu mengetuk ketuk mejanya sambil memikirkan sesuatu.
"Kerjain pr gue 3 bulan" pinta Glenn.
"2 bulan" tawar Letta.
"Deal"
"Deal"

Lalu bel masuk berbunyi dan mereka memulai pelajaran. Glenn yang tersenyum seharian dan Letta yang menekuk mukanya dari pagi.

"Ngapain sih lo ngeliatin gue terus?" Ucap Letta merasa risih dilihati Glenn selama pelajaran.
"Ha-hah siapa juga yang ngeliatin elo" ucap Glenn salting lalu melihat ke arah papan tulis.
Letta hanya melihatnya geleng geleng tak mengerti aksi laki laki disampingnya itu.

TIME SKIPPED

"Kenapa sih gue setuju ngerjain pr dia 2 bulan" sesal Letta sambil mengacak acak rambutnya di meja kantin.
"Daripada kalung lo ga balik, Ta" ucap Carol menenangkan.
"Lagian kan kalo ngerjain pr doang kerjain bareng juga bisa sama gue"
"Tapi kan beda, Rol. Ini bukan punya gue" ucapnya sambil menunjuk 2 buku tulis Glenn didepannya yang harus dikerjakannya. "Gue ngerjain pr sendiri aja malesnya minta ampun gimana punya orang lain gue kerjain" lanjutnya.

Sekolah sudah sepi karna waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Carol dan Letta juga sudah selesai mengerjakan pr Glenn maka mereka memutuskan untuk pulang.

"Kok gue bego banget sih ninggalin kalung disitu" gumam Letta kesekian kalinya sambil memandangi jalan raya yang sepi. Carol yang duduk di kursi sopir hanya bisa geleng geleng melihat tingkah temannya itu.

Setelah menurunkan Letta didepan rumahnya, Carol memutuskan untuk pergi ke mall sebelum pulang. Ia berencana membeli hadiah untuk adik sepupunya yang ber ulang tahun 1 minggu lagi.

Setelah memarkirkan mobilnya, ia langsung masuk ke dalam mall dan memasuki bagian mainan anak anak tapi tak ada yang menarik perhatiannya sehingga ia pergi ke toko baju. Di toko baju untungnya Carol menemukan beberapa pasang pakaian yang menarik perhatiannya sehingga ia memutuskan untuk membelinya.

"Pengen ke toko buku bentar deh" gumamnya seraya berjalan ke toko buku. Di toko buku, saat ia melihat lihat, tanpa sengaja ia menyenggol sebuah buku dan menjatuhkannya. Lalu sebuah tangan dari arah berlawanan mengangkat buku itu dan memberinya pada Carol.

"Maka-" ucap Carol yang ternganga saat menlihat orang itu adalah Noah, anak pemilik SMA Emerland.

"Sama sama" jawabnya. "Kamu dari Emerland juga kan?" Lanjutnya yang dibalas Carol dengan anggukan. Laki laki itu lalu mengulurkan tangannya yang dibalas Carol walau masih kebingungan.

"Noah. Nama kamu?"
"Carol"

'Siapa juga yang gak kenal sama anak pemilik sekolah ternama di Surabaya' pikirnya.

"Mmm, lo habis gini mau kemana?" Tanya Noah sambil mengusap leher belakangnya.
"Pengen makan aja sih" jawab Carol yang sudah sadar.
"Gue boleh ikut?"
"Fine"

Mereka berjalan berdampingan menuju restoran sushi yang terkenal disana, restoran favorit Carol. "Lo juga suka makan disini?" Tanya Noah sesaat setelah mereka memilih tempat duduk di pinggir jendela yang dibalas Carol dengan anggukan singkat. "Lo juga?" Balas Carol.
"Lumayan sering sih" jawab Noah.

Setelah beberapa menit mereka selesai makan dan memutuskan untuk pulabg ke rumah masing masing.

"Lo mau gue anterin?" Tanya Noah di dalam lift menuju parking area.
"Gue bawa mobil sendiri kok" jawab Carol, tersenyum lalu mengangkat kunci mobilnya.
"Oh oke. Bye"
"Bye"

'Dia beneran Noah itu? Noah yang katanya banyak cewek yang ngejar, putra bangsawan, kaya raya, dan yang paling penting wajahnya yang perfect dan gaada tandingannya?!' Pikir Letta dalam hatinya sambil menyalakan mesin mobil dan menginjak gas mengarah ke rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BOUT' FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang