Sea #1

29 2 0
                                    

Chapter 1 : Adh

****

Kalau kamu punya mesin waktu, ke manakah kamu akan menuju? Ke masa depan atau masa lalu?

****

"Baiklah anak-anak, cukup untuk hari ini, hati-hati di jalan." Kata Bu Dewi sambil menutup bukunya.

"Iya bu terimakasih,"

"Siap bu!"

"Akhirnya pulang."

"Capek banget gue."

Aku menutup buku sketch yang selalu kubawa kemana mana. Sambil membersihkan mejaku dari barang-barangku, tiba-tiba aku teringat sesuatu, salah satu lukisan di rumahku.

Aku sudah menyelesaikan lukisan itu apa belum ya?

"Adh, lo balik bareng gue nggak?"

Pertanyaan Raka, teman sekelasku itu menyadarkanku dari lamunan sesaat. Setelah berpikir sesaat, aku menggelengkan kepala.

"Nggak deh, gue ada urusan."

"Oke, duluan kalo gitu."

Setelah melihatku menganggukkan kepala, Raka melangkah keluar dari kelas. Sebenarnya, kami sering pulang bersama, tapi entah kenapa hari ini aku ingin pulang sendiri.

****

Aku berjalan keluar dari gerbang sekolah yang dipenuhi siswa yang menunggu jemputan. Beberapa siswa perempuan tersenyum saat melihatku lewat di depannya. Beberapa ada yang menyapaku, aku hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis.

Entah bagaimana mereka mengenalku, padahal aku sama sekali tidak mengenal mereka, aneh.

Aku berjalan menuju halte dekat pertokoan depan sekolah. Saat aku akan menyebrang, aku melihat seorang kakek tua kesulitan menyebrang.

Aku berlari menuju kakek itu dan bertanya,

"Kakek mau saya bantu menyebrang?"

"Oh iya, terima kasih banyak ya"

Lalu aku memegang tangannya dan mulai menyebrang, perlahan tapi pasti kami sampai di seberang jalan. Aku bertanya pada kakek itu,

"Kakek mau pergi kemana?"

"Kakek mau ke toko roti disana,"

"Mau diantar kek?"

"Ndak usah. Kamu ndak pulang?"

Aku tertawa pelan lalu menjawab,

"Ya pulang lah kek,"

"Yasudah sana, kamu nunggu bis kan? Itu bisnya sudah datang,"

"Kok kakek tahu saya mau pulang naik bis?"

Kakek itu hanya tersenyum, menunjukkan kerutan di wajahnya yang menua.

"Sudah sana, terima kasih sudah membantu kakek."

"Sama-sama kek, saya permisi dulu"

Aku menunduk sebentar, lalu mulai menuju bis yang akan mengantarku pulang.

****

Sesampainya di rumah, aku langsung melepas sepatu dan meletakkannya di rak sepatu di dekat pintu. Sambil menghela nafas perlahan, aku berjalan masuk menuju dapur. Aku haus.

Setelah rasa hausku terpuaskan, aku menuju kamarku untuk mengganti pakaian dan mandi. Bauku mulai tidak sedap.

Aku mengacak rambutku yang basah sesaat, dan berjalan keluar dari kamar, menuju kamar lain di rumah ini yang menjadi tempat favoritku untuk menghabiskan waktu.

Aku membuka salah satu lukisan yang kututup kain berwarna hitam. Aku tersenyum tipis,

Ternyata belum selesai. I guess, I must finish this now. Now or never.

Aku mengambil kuas dan menuangkan cat accrilyc ke atas palette. Aku melanjutkan lukisan itu dengan tenang. Sambil mengingat kenangan di dalam benakku.

Kenangan tentang hal yang mengubah hidupku, dan tentu saja, yang membuatku menyukai warna biru. Biru tua.

Laut.


SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang