Prolog : Secret from The Sea

31 2 0
                                    

"Tears shed for another person are not a sign of weakness. They are a sign of a pure heart." - José N. Harris

****

Tenggelamnya kapal laut tanggal 19 Oktober 2013, di Samudera Pasifik, tetap meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban.

Sebanyak 1800 jiwa melayang akibat kecelakaan kapal laut tersebut. Penumpang kapal banyak yang dinyatakan hilang.

Kapal laut Celestone itu berangkat dengan senyum di wajah nahkoda, awak kapal, dan para penumpang. Mereka akan menuju Hawaii, tentu untuk menikmati liburan.

Para peneliti yang meneliti penyebab tenggelamnya kapal tersebut menyatakan bahwa, tenggelamnya kapal disebabkan oleh dua faktor.

Faktor cuaca yang memengaruhi perjalanan kapal. Kapal tenggelam karena faktor cuaca buruk. Hempasan ombak dan gelombang tinggi mengakibatkan badan kapal bocor sehingga berakibat fatal.

Kedua, faktor kondisi kapal. Kebocoran pada bodi kapal menyebabkan air masuk ke dalam kapal. Pompa air yang harusnya dalam kondisi baik agar berfungsi ketika air masuk ke kapal, mengalami kerusakan.

Saat berita tersebut ditayangkan, banyak air mata yang menetes, merasakan kehilangan.

Saat pencarian korban dilakukan, rumah sakit terus dipenuhi oleh orang-orang yang kehilangan anggota keluarganya. Menunggu kabar dengan was-was sambil berharap tentang keajaiban.

Korban terus menerus datang, kebanyakan dari mereka semua meninggal, menghasilkan tangis dari keluarga yang menunggu korban.

Namun, sesuatu yang diharapkan datang. Sebuah keajaiban, tepat jam 10 malam, tanggal 20 Oktober 2019, seorang anak laki-laki ditemukan, dalam keadaan pingsan akibat dehidrasi dan kelaparan. Semua tim penyelamat mengucap syukur saat menemukan anak laki-laki itu. Mereka langsung membawa anak itu menuju rumah sakit.

Saat mereka sampai, mereka mendengar suara tangisan anak perempuan. Anak itu menangis sambil memeluk perempuan yang mereka duga adalah ibunya.

Ibunya juga menangis dalam diam. Sambil memeluk putrinya agar tenang, ia menyuruh putrinya untuk berdoa.

Berdoa untuk keselamatan ayahnya.

Perlahan anak perempuan itu berhenti menangis. Dia bertanya pada ibunya,

"Ibu, ayah akan kembali kan?"

Ibunya semakin menangis mendengar pertanyaan polos dari putrinya. Sambil menganggukkan kepala, ia memeluk putrinya.

Semoga saja nak, ibu harap Tuhan berbaik hati dengan kita.

Namun ayahnya tidak pernah ditemukan. Anak perempuan itu terdiam, sambil menatap ibunya, ia kembali bertanya,

"Ibu, dia bercanda kan?"

Ibunya langsung menangis dan memeluk putrinya, ia pikir air matanya akan kering karena menangis berhari hari. Ternyata tidak air matanya masih ada untuk terus dikeluarkan.

Anak perempuan itu terdiam untuk kesekian kalinya.

****

Clear : 24 March 2019
Published : 9 August 2019

SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang