PARA PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT‼️
WARNING ZONA BAPER❗
Dear pembacaku tersayang,
Cerita ini......ah sudahlah terlalu rumit untuk dijelaskan. Karena gue nulisnya gak pake mikir.
Selamat jatuh cinta setelah membaca cerita ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAGIAN EMPAT
Banyak yang menjalin hubungan hanya karena kesepian, bukan karena kesiapan.
°•°•°•°•°•°
Cowok itu menyisir rambutnya menggunakan jemarinya, lalu memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Ia menatap keempat orang dihadapannya yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing sambil menaikkan satu alisnya.
"Lo pada ngapain kesini?" Kening cowok itu nampak berkerut, memandang bingung empat orang dihadapannya.
"Berkunjung. Because di rumah kita gak ada makanan." Salah satu keempat orang itu yang sedang memainkan handphonenya berceletuk santai, tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya yang berada di genggamannya.
Decihan terdengar dari Aksa. Perlahan ia mulai menunjukkan seringaiannya yang tercetak jelas di bibirnya. "Dimana?"
"Apanya? Makanan di rumah lo? Ya mana kita tau," kata Cio kembali.
"Bukan. Maksud gue, daging kalian sebelah mana yang mau gue cincang buat santapan kalian." Cetus Aksa kembali.
Aksa mendengus lalu mengeluarkan perkataannya kembali. "Maap-maap aja nih rumah gue tertutup rapat buat orang nista kayak kalian. Enak ya lo pada dateng gak diundang, pulang gak dijemput."
"Dikira kita jailangkung kali," sambung Iki sambil menyemil makanan yang tadi diambilnya di kulkas.
"Gue bawa motor, ngapain dijemput," Nevan mengaduh kesakitan saat sebuah bantal mendarat pas di wajahnya.
"Enak ye rumah lo Sa. Sepi, banyak makanan, semua yang dibutuhkan ada disini. Gue kalau jadi lo bakalan betah kalo ngekep di dalem rumah, emang rumahable banget dah," ujar Hafidz berjalan ke arah play stationsnya Aksa.
"Si Beby mana?" Tanya Cio sambil merampas snack yang di makan Iki.
"Itu punya gue nyet,"
"Selo njing."
"Lo juga selo, sat."
"Gak usah ngomong kasar disini asu," cerca Hafidz tak suka.
"Babi, lo juga ngomong kasar bego." Ucap Nevan.
Aksa yang sedari tadi diam, bangkit dari sofa lalu berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua.