03

31 5 1
                                    

"Ada apa kak?"

"Tadi gimana pas dianter sama Nathan?"ucapnya dengan menaik turunkan alisnya menggoda Alena

"B aja"jawabnya dengan malas

"Masa sih b aja orang kata mamah kamu tadi kelihatan bahagia banget abis dianterin Nathan"mencoba menggoda adiknya

"Apaan sih orang biasa aja mamah aja itu yang agak lebay karena anaknya udah lama nggak dianterin cowok"ucap Alena dengan pipi yang sedikit merah

"Oh kalau biasa aja kenapa sampai blushing"mencoba menggoda lagi

Blush

Pipi Alena tambah merah "Apaan sih kak, udah sana balik ke kamar lo"dengan mencoba menutupi pipinya

"Ya maaf deh kakak kan niatnya baik mau ngedeketin kamu sama Nathan biar kamu move on dari Alvin"

"Kak denger ya aku itu udah move on dari dia jadi kakak nggak usah cape cape ngedeketin aku sama Nathan"

"Terserah kamu, kakak tetep mau ngedeketin kamu sama Nathan"ucap kak Alden bersikekeh

Tanpa mendengar kakaknya berbicara dia mengusir kakaknya"Udah balik gih kekamar Lo"

Setelah kakaknya kembali ke kamar. Dia melakukan aktivitasnya setiap malam yaitu belajar. Saat dia membuka buku dia menemukan surat yang sama seperti di loker, setelah ia membaca isinya tanpa sadar Alena menaikkan sudut bibirnya

Alena begitu penasaran dengan sesosok yang selalu mengirimnya surat. Esoknya Alena datang begitu pagi untuk mengetahui siapa yang mengirimnya surat, tapi nihil tidak ada yang mencurigakan. Saat istirahat, Alena mendapatkan surat lagi di loker ia merutuki karena gagal lagi mengetahui siapa pengirimnya. Berhari hari ia terus memikirkan siapa pengirim surat, hingga temannya menyadari ada yang berbeda pada diri Alena

"Len"ucap Sandra

"Hemmm"Alena bergumam sambil memainkan sedotan yang ada digelasnya

"Lo kenapa sih nggak kayak biasanya"

"Gue nggak papa"

"Kalau ada sesuatu cerita dong kan kita sahabat"

Alena tampak berpikir sebentar "Jadi gini minggu minggu ini selalu ada yang ngirim surat ke gue lewat loker kadang diselip di buku dan gue penasaran siapa orangnya"

"Terus kalau Lo udah tau Lo bakal gimana?"tanya Cassandra penasaran

"Yaa gue nggak tau karena baru kali ini gue dikirim kayak gitu gue bingung apa yang harus gue lakuin "

"Gue punya ide, gimana kalau kita sembunyi di deket loker nanti kita juga bakal tau siapa yang selama ini ngirim itu surat"

"Tadi pagi juga gue udah nyoba tapi nggak ada tanda tanda"ucapnya frustasi

"Lo jangan pesimis gitu kita coba lagi aja"

"Yaudah deh, makasih ya"

"Iya Lo tenang aja kali kita kan sahabat" merekapun berpelukan layaknya Teletubbies

Saat pulang sekolah ia dipanggil oleh Edgar

"Alen"Edgar memanggil Alena

"Iya ada apa?"

"Lo sibuk nggak?"

"Nggak sih kenapa"

"Jadi sekolah kita bakal mengadakan pentas, dan kel---"Alena memotong ucapan Edgar,kayaknya dia senang banget ya motong ucapan orang

"To the point aja gar"

"Lo mau bantuin kita ngehias kelas nggak?"

"Boleh lagi pula masih jam segini" jawab Alena sambil melihat jam

"Yaudah yuk"

Mereka pergi meninggalkan tempat itu. Tanpa mereka sadari, sedari tadi seseorang memperhatikannya. Orang itu mendengar dari awal dan samar samar mendengar yang Alena dan Edgar bicarakan

°°°°°

Saat tiba di rumah Alena begitu senang entah apa yang membuat Alena senang, apakah karena Edgar atau Nathan

Flashback on

Saat mereka tiba dikelas mereka begitu serius mengerjakan tugas masing masing yang dibagikan tapi tidak dengan Edgar yang selalu mendekat ke Alena tapi Alena tidak risih dia malah merasa nyaman didekat Edgar sang ketua kelas tidak lama datang Nathan yang tanpa sopan santun langsung memasuki kelasnya orang orang yang ada di sana hanya menggeleng gelengkan kepalanya

"Apa yang harus gue lakuin"

"Lo tinggal gunting aja kardus yang udah digambar" ucap Nisa sekretaris dikelas itu

"Gue nggak bisa gimana kalau gue ngelakuin itu aja?"sambil nunjuk yang ada didekat Alena

"Apaan sih Lo itu tugas gue"Edgar tidak terima karena tugasnya diambil alih oleh Nathan

"Ya suka suka gue dong kalau gue bisanya itu emang kenapa"

"Yee nyolot aja sih lo" dan disitu mereka bertengkar tapi tidak bertengkar fisik tapi bertengkar mulut, entah mereka memperebutkan tugasnya atau Alena

"Udah udah kalian sama sama ngerjain hal yang sama tapi bagi bagi aja "Alena menengahi apa yang diributkan dari tadi

"Yaudah deh pasrah"Edgar berucap sedangkan Nathan hanya diam

****
Setelah tugas masing masing selesai mereka akan pulang karena waktu menunjukkan pukul 05.30 sore

Keributan tidak hanya terjadi di kelas tapi diparkiran juga

"Alena pulang bareng gue ya"Edgar memohon

"Nggak deh gue pulang naik kendaraan umum aja"

"Nggak Alena kan tadi gue yang buat lo pulang sore jadi gue harus tanggung jawab buat nganterin Lo pulang lagipula emang ada kendaraan umum jam segini?"

"Iya juga sih" Alena tampak berpikir sambil melihat jam

"Yaudah ayok gue anterin lo" saat Alena ingin menaiki motor milik Edgar tiba tiba Nathan Dateng

"Alena pulang sama gue"dengan tatapan tajam yang diarahkan kepada Edgar dan muka datarnya

"Gue pulang sama Edgar aja"

"Nggak bisa gitu dong"

"Tapi Alena maunya sama gue"Edgar tertawa remeh

Entah ada angin apa Nathan selalu ingin mengantar Alena pulang dan selalu mengganggu Edgar bila dekat dengan Alena. Alena hanya diam ia bingung bagaimana menengahinya

"Alen kok belum pulang?"

"Eh ini tadi mau pulang tapi mereka malah ribut"

"Yaudah ayok pulang sama gue"

"Eh Nath, Gar gue pulang duluan ya"

"Oke" mereka bersalaman ala laki laki

Cinta Yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang