komplotan rahasia

7 2 0
                                    

Di tempat itu, hanya ada sebuah bangku kayu dan kasur yang berusia cukup tua untuk menjadi bobol. Aku menduduki kasur itu, dan gadis itu mengunciku.
"ehh...tungguuu!!!!"

jebrak (suara bantingan pintu)
klik klik (suara pintu mengunci)

"(tok tok tok ) TOLONG BUKA PINTU INI!!!!!! WOYYY AHH"

karena tidak tahu lagi akan bagaimana, aku pun memojok dan melipat kaki ku, sambil memegang kepalaku yang telah pusing akan keadaan.
gadis bertudung merah itu juga sepertinya memang tidak ada niatan baik untukku,aku tahu itu, karena aku sering melihat di televisi. Yang aku bisa lakukan adalah berbaring di kasur yang akan hancur dalam jangka waktu, atau duduk di kursi kayu itu.

Di sana tidak ada jendela, tidak ada makanan, bahkan tidak ada kamar mandi. Tempat ini sangat tidak aman, karena terlihatnya seperti tempat persembunyian pembunuh berantai, kukira.
Jujur, aku membutuhkan Aldo, dia pasti bisa mengandalkan hal hal seperti ini, dan dia pasti takkan merasa takut jika ada kendala yang seperti ini. tak tahu lagi apa yang harus ku lakukan, yang aku bisa hanya berdiam diri di tempat yang tanpa kehidupan itu. tempat yang menyeramkan dan tidak bisa ku keluarkan itu. ponsel ku pun tidak ada.

(sementara itu aldo)

Aldo menelepon Saddie yang ponselnya tak aktif itu. sambil mengemudi motornya.
"ya allah Saddie angkat dongg"

(nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau beraada di luar jangakauan cobalah beberapa saat lagi)

"AKHH SADDIEE angkat dongg!!"

Tiba tiba, ponselnya berdering

"Halo? Saddiee?? kamu kemana, aku khawatir bangett"
tidak lama lagi terjawab
"kamu? huh? sejak kapan manggil aku kamu?"

(telepon terputus)

"hah? kok gak kyk Saddie suaranya?"

Aldo pun makin khawatir tentang keberadaan Saddie yang menghilang itu. Tapi di tengah jalan, lebih tepatnya di depan rumah Om Wayang,dia bertemu ibunya yang tersesat.

"mama??" Aldo menatap dengan terkejut, karena telah melihat ibunya yang kian lama sudah di usir dari rumahnya sendiri, karena ayahnya yang sudah tak tahan lagi.
"ehh, ALDOOO?? ya allah sayang kamu gimana?"
"mamaaa" (memeluk mamanya sambil menangis)
"kamu kenapa Aldo?"
"mama ngapain di depan rumah om wayang?"
"gak papa Aldo, mama cuman gapunya tempat tinggal doang, kebetulan Om Wayang punya kamar tamu yang bisa di tempatin"
"mamaaa, ikut Aldo aja"
"jangan aldo, mama bisa kena marah sama papa mu"
"ayo maaa, pulang ya sama aldo"

Akhirnya mamanya menuruti dan ikut bersama aldo ke rumahnya. Mamanya memegang erat pinggang Aldo. Dan Aldo melaju ke rumahnya bersama ibunya yang berada di belakangnya.

saat sampai di rumahnya.
"ah nak, mama gak usah masuk aja ya, kamu aja"
"gak papa mah, kalo papa ngapa ngapain, aku yang ngadepin kok"
"ahh jangan nakk, biarin aja mama di tempat om wayang"
"ayo ma"

Aldo menarik mamanya ke dalam rumah. dan di situ ada papanya yang kelihatannya baru pulang kerja, sambil menayangkan televisi. dan seperti biasanya, papanya selalu menanyakan kabar Aldo, tetapi, selalu tidak melihat atau bahkan menghadap ke arah Aldo, sama sekali.

Tidak lama kemudian, ada seseorang yang baru keluar dari WC.
Mas Rowan,teman se kantor ayah Aldo yang sudah lama di temani, dia teman ayahnya Aldo yang sangat dekat. Dulu, Tahun 2006,Mas Rowan sering sekali bermain dengan Aldo saat masih kecil, hampir setiap hari selalu bermain congkak sampai di bilang, "aneh aneh aja kamu do, masa anak laki laki main ginian".
Namun, pada tahun 2009, Mas Rowan mendapatkan dinas ke luar negeri, jadi Aldo tidak bisa menemuinya untuk jangka waktu yang cukup lama. Entah ke negara mana yang di tuju, dia tidak pernah memberi tahu siapapun tentang negara itu. Perusahaannya pun juga merahasiakannya kepada mitra-mitra dan karyawannya.

Aldo sangat terkejut, namun bahagia, sudah lama sekali ia tak berjumpa. Aldo langsung memeluknya dan menanyakan kabarnya.

"Oh iya, pah, Mas Rowan, aku bawa..."
"bawa apa nak?" kata ayahnya

Aldo keluar dari pintu yang sejak tadi masih terbuka itu, untuk membawa mamanya masuk, tapi ternyata, ibunya sudah tidak ada di luar tadi, dan Aldo menerima sebuah pesan di ponselnya dari mamanya.

Aldo, mama pulang duluan ya,
udah malem, biasanya papamu
marah - marah kalo udah jam
segini.

Aldo kembali masuk ke dalam rumahnya lagi, dan dengan wajah yang kecewa itu.
"mana do?"
"em.. gak jadi deh udah lupain aja"
"ooh yasudah"

Aldo kembali ke kamarnya, dan baru mengingat Saddie.

"masya allahh, Saddieeee, lupa lagi ah"

(menelepon Saddie)

"halo??? saddiee yess akhirnya di angkat juga"
"aldo?"
"di, lu kenapa? lu lagi dimana sekarang? biar gua susul"
"do plis jangan"
"di, sumpah siapa si orang yang nyulik lo itu"
"do pliss, gua gak tau juga siapa yang naro gua di tempat gelap dan sempit ini, gua udah gak punya waktu lama buat nelepon lu lagi, waktu gua cuman 2 menit"
"di, plis kasi tau gua ciri cirinya"
"gua gatau mukanya gimana, dia make masker hitam, make kacamata juga, trs make hoodie warna merah"
"tempatnya dimana?"
"gua gak tau ini dimana"
"coba share loc deh"
"gak bisa do, location ini gak bisa"
"gua telepon polisi"
"doo, jangan pliss ini bahaya banget, walopun dia bakal di penjara, yang gua denger dari dia, dia punya kyk komplotan gitu, dan komplotannya juga bisa jadi orang orang yang gak tersangka sama kita, ya pokoknya dia banyak gitu isinya, dan salah satu dari mereka bisa bisa bunuh lo yang nyebarin beritanya ke polisi"
"ya tinggal kita kasih tau aja isi komplotannya"
"doo, komplotannya isinya banyak, tadi gua liat di bawah kasur tulisannya 20 of us, ya pokonya itulah, trs ada fotonya juga, di fotonya pada make jaket kulit item, masker item, sama kacamata, dan orang itu gak tersangka sama sekali sama kita"
" hah? gila aja tu orang psikopat apa gimana"
"oh iya do waktu gua abis, gua harus tutup teleponnya dulu"
(telepon terputus)

T O X I CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang