Seperti biasa, Arsya dan Wilya pergi sekolah jalan kaki, menurut mereka, jarak dari rumah kesekolah tidak terlalu jauh, mereka berdua lebih memilih jalan kaki dari pada naik kendaraan, di umur mereka yang masih terbilang 14 tahun, membawa kendaraan bermotor itu hanya akan mencari resiko.
Arsya selalu berangkat ke sekolah bareng Wilya, Wilya adalah teman sekelas Arsya dari SD sampai sekarang, orang tua Arsya dan Wilya juga akrab, Wilya beragama budha, beda agama bukan berarti harus membeda beda kan.
"Bentar lagi lulus, ga kerasa ya sya" ucap Wilya.
Memang kelulusan sudah di depan mata, bentar lagi mereka akan menghadapi ujian Try Out, saat nya waktu mereka dipakai untuk belajar dan fokus, waktu yang tidak boleh mereka sia-sia kan adalah waktu yang dimana nanti akan menjadi kenangan terindah untuk mereka.
"Hehe iya ya wil, kamu mau lanjut sekolah dimana?" Tawa dan Tanya Arsya pada Wilya.
"Aku masih kurang tau, tapi mama mau aku sekolah kejuruan" jelas Wilya.
"Kalo kamu?" Tanya balik Wilya pada Arsya.
"Aku juga masih belum tau, kakak mau nya aku SMK, kalo mamah si terserah aku aja, tapi kakak aku yang ketiga nyuruh aku sekolah SMA" jawab Arsya.
"Tapi kalo kata hati kamu sendiri gimana?" Tanya Wilya.
"Kalo aku sendiri si mau nya SMK, aku mau ngambil jurusan Farmasi, tapi gatau deh nanti" jawab Arsya.
Cita cita Arsya memang ingin menjadi Apoteker atau lainnya yang berhubungan dengan kesehatan, karna bagi Arsya menolong orang sakit adalah hal yang sangat baik.
"Ohh gitu" ucap Wilya mengangguk paham.
Selama ngobrol dijalan, akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah, kelas mereka dari gerbang pun tidak begitu jauh, kelas IX B, kelas kedua dari kelas pertama yang tidak jauh dari gerbang, terakditasi sekolah mereka sampai I, sekolah dengan halaman yang luas, nyaman dan bersih, dan tahun depan terakditasi sekolah akan di tambah sampai K.
Waktu mereka selama perjalanan menuju sekolah adalah 20 menit, mereka harus berangkat jam 06.10 pagi supaya tidak telat, karna gerbang akan di tutup di jam 06.50.
"Assalamualaikum" Arsya mengucap salam sebelum masuk kelas, sudah diwajibkan seperti itu untuk semuanya.
"Walaikumussalam" jawab Riansyah dan Liyah.
Cuma ada mereka berdua, mereka yang selalu datang paling awal, tidak pernah datang telat atau pun datang siang seperti Arsya dan Wilya, mungkin mereka berdua sudah sampai disekolah di jam Arsya dan Wilya berangkat sekolah, sudah ada beberapa tas di beberapa barisan, tapi cuma ada dua penghuni di kelas itu.
"Yang lain pada kemana?" Tanya Wilya pada Rian.
"Biasa ke kantin" jawab Rian.
"Arsya mau ke kantin ga?" Tanya Wilya pada Arsya yang masih pagi sudah sibuk bermain ponsel.
"Engga ah wil, mager" tolak Arsya, anak jaman sekarang memang sudah terhipnotis dengan gadget.
"Yaudah aku ke kantin ya" ucap Wilya,
"Iya" jawab Arsya.
Bentar lagi masuk dan waktunya bersih bersih, sekolah Arsya akan melaksanakan kebersihan dijam 06.50, dan jam 07.00 waktunya kbm pembelajaran di mulai.
Saat waktunya kebersihan, Arsya lebih suka mengambil alat mengepel lantai, barisan Arsya mendapatkan bagian koridor atau membersihkan lantai depan kelas mereka, ada yang sibuk mencabuti rumput, ada yang sibuk membersihkan wastafel, dan ada yang sibuk membersihkan kaca jendela, Arsya dan Fazah mendapatkan bagian membersihkan lantai, sementara Wilya dan Aryani menyapu lantai sebelum Arsya dan Fazah mengepel.
Banyak yang malas malasan tidak mau membersihkan kelas, padahal demi kenyamanan diri sendiri, dan di saat kepala sekolah datang adalah hal yang paling menyenangkan untuk mereka yang bersih bersih diluar, rata dari mereka yang malas malasan adalah mereka yang mendapatkan bagian jendela dekat kantin, dan bagian dalam kelas.
Di saat kepala sekolah datang untuk melihat dan mengecek, mereka yang bertugas bersih bersih diluar tidak akan memberi tahu orang yang di dalam atau pun yang ada disamping dekat kantin ketika ada kepala sekolah datang, karna ketika mereka malas malasan dan kelihatan oleh kepala sekolah, hukuman nya adalah di panggil keruangan dan bentakkan yang menurut semua siswa siswi adalah hal yang paling menakutkan.
Beliau seperti itu bukan berarti jahat atau kejam, beliau tegas kepada siapapun, beliau tegas kepada kita dan seperti itu karna beliau adalah orang yang harus meyakinkan semua murid nya rajin, rapih, dan displin.
Rafa, Farid, dan Ivan terkena omelan kepala sekolah, mereka di hukum di tengah lapangan dan hormat kepada bendera merah putih, semua murid pun tertawa geli melihat mereka bertiga di hukum seperti itu.
"Eh jangan lewat seenaknya dong, punya otak tuh di pake!, gue ngepel cape cape malah di kotorin lagi kaya gini" omel Arsya pada Heri, si bocah tengil anak kelas sebelah.
"Sorry sorry haha" jawaban yang menjengkelkan.
"Sukurin haha" ledek Rafa pada Arsya yang membuat Arsya semakin kesal.
"Bodoamat!" Jawab Arsya.
Setelah semua selesai dan semua masuk kelas, Arya si ketua kelas datang dengan seenaknya menginjak lantai yang masih basah, dan akhirnya kotor lagi.
"Eh udah dateng telat, ga ikut bersih bersih, dateng seenaknya nginjek lantai yang habis gue bersihin? Ih hargain dong!" Arsya semakin kesal, kesal, dan kesal, dan Arya cuma nyengir menampakan gigi gigi nya.
"Dasar aneh"
"Ngomel mulu masih pagi" ucap Rafa membuat Arsya yang sedang memegang pembersih kaca rasanya ingin menyemprotkan pembersih itu ke wajahnya.
"Diem lo! gue semprot ni" kesal Arsya dan sudah siap ingin menyemprotkan pembersih ke wajah Rafa.
"Semprot aja kalo bisa" Rafa lari ke meja nya dan meledek ledek Arsya seperti orang yang kurang kerjaan.
"Sabar sya masih pagi" ucap Arya si ketua kelas.
"Bodo!"
***
Jangan lupa Vote dan Comment✓
KAMU SEDANG MEMBACA
Arya dan Arsya
Teen FictionCinta yang berawal dari pertemanan mungkin terlihat wajar, tapi siapa sangka semua itu akan terjadi, terasa aneh dan janggal, bahkan malu ketika banyak orang yang tau soal kedekatan kalian, dan menyakitkan ketika nanti akan jauh. Arya si ketua kelas...