7

712 102 8
                                    

Matahari terbit menyinari bumi dengan sinarnya.

Cicitan burung mengawali pagi hari  namun pagi ini terasa lebih sepi tanpa ucapan selamat pagi dari Youngjae yg biasanya menyapanya dan menunggunya dimeja makan.

"Kemana Youngjae ?" Tanya Jaebum pada bibi Jung.

"Masih dikamarnya tuan."

Jaebum menautkan alisnya. Tidak biasanya Youngjae belum bangun jam segini.

Jaebum masuk kembali kedalam lift yg membawanya kelantai 3. Ia berjalan mendekati pintu kamar Youngjae yg bersebelahan tepat dengan kamarnya.

Ia mengetuknya 3 kali namun tak ada sahutan dari dalam membuat Jaebum khawatir. 

Perlahan ia memutar knop pintu dan mendorong perlahan pintu tersebut.

Matanya menatap sosok Youngjae yg masih tertidur dengan selimut tebalnya. Jaebum tersenyum melihat wajah imut Youngjae yg masih tertidur.

Namun ada yg aneh.

Ketika Jaebum mendekat dan melihat Youngjae lebih jelas, tubuh Youngjae basah oleh keringat dan wajahnya terlihat lebih pucat.

Terdengar nafas berat Youngjae dan tubuh mungil tersebut bergetar pelan.

"Youngjae, are you okay ?" 

Jaebum berjongkok dihadapannya lalu mengambil beberapa lembar tissue dimeja dan mengelap peluh Youngjae.

"Di-dingin..." Jawab Youngjae dengan lemah.

Jaebum meraih remote ac dan mematikan ac tersebut lalu kembali mendekati Youngjae.

Youngjae demam, suhu tubuhnya 39oC membuat Jaebum semakin khawatir.

Jaebum melepaskan jas dan dasinya, menyimpannya di sofa lalu membuka kancing atasnya dan menggulung lengan kemejanya.

Jaebum menghubungi dokter langganannya dan memintanya datang secepat mungkin.

Ia berjalan menuju lemari baju Youngjae dan mengambil pakaian untuk Youngjae karna saat ini pakaian yg Youngjae kenakan basah karna keringat.

Ia menghampiri Youngjae, menyibakan selimutnya dan mengganti baju Youngjae dengan sangat hati-hati takut jika ia melukai Youngjae.

"Jaebum, dingin." Ucap Youngjae menarik lengan kemeja Jaebum.

Jaebum bangkit berniat mengambil selimut ekstra untuk Youngjae namun Youngjae menahannya.

"Hangatkan aku dengan pelukanmu." Pinta Youngjae.

Jantung Jaebum berdetak kencang. Youngjae memang luar biasa hebat mempermainkan detak jantungnya.

Perlahan tapi pasti Jaebum melepas sepatu hitamnya lalu naik keatas ranjang. 

Ia memeluk Youngjae. Menjadikan sebelah tangannya sebagai bantalan untuk Youngjae dan satu tangannya lagi mendekap Youngjae.

Nafas hangat Youngjae terasa langsung menyentuh kulit lehernya.

Tangan mengusap-ngusap punggung Youngjae dengan alunan merdu suara Jaebum yg membuat Youngjae kembali terlelap tidur.

Jaebum berhenti bernyanyi lalu menunduk melihat kearah Youngjae, memperhatikan sesaat keadaan lelaki mungil dalam pelukannya itu.

"Lebih baik aku yg sakit daripada melihatmu kesakitan seperti ini." Ucap Jaebum melihat Youngjae yg gelisah dalam tidurnya.



Homeless -2Jae // ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang