14

685 91 3
                                    

Setelah hujan turun pelangi akan muncul. 

Meski sesaat namun kita tetap menantikan kehadirannya.

Tuhan menciptakan keindah warna-warna pelangi terlukis dilangit biru.

Pelangi.

Satu kata yg mendefinisikan Jaebum menurut Youngjae.

Kebahagiaan yg kini mengelilinginya, semua yg ia terima termasuk kasih sayang dan perhatian Jaebum, semua itu bisa hilang kapan saja.

Itulah kenapa Youngjae memanfaatkan waktu sebaik mungkin,

jika suatu hari nanti, jika sudah saatnya Jaebum pergi atau Youngjae yg pergi mereka tak akan menyesali kisah keduanya.

Youngjae pernah jadi orang berharga untuk Jaebum begitupun sebaliknya.

"Menurutmu, siapa yg lebih dulu pergi meninggalkan diantara kita berdua ?" Tanya Youngjae.

Mereka berdua saat ini tengah duduk di bangku taman sedang merangkai bunga bersama.

Jaebum memasukan setangkai mawar kedalam vas bunga miliknya sambil berpikir.

"Jika kematian memiliki batasan umur mungkin jawabannya aku yg lebih dulu meninggalkanmu." 

Jaebum tertawa diakhir kalimatnya, ia mencoba memecahkan kecanggungan diantara mereka berdua.

Youngjae terdiam, menatap bunga carnation merah muda yg mendominasi isi vas bunganya.

Youngjae tak tertawa, karna menurutnya jawaban Jaebum bukanlah sesuatu yg bisa ia tertawakan.

Bagaimana bisa ia tertawa setelah Jaebum menyatakan secara tidak langsung bahwa Jaebum akan mencintainya sampai maut memisahkan.

"Youngjae, apa ada sesuatu yg mengganggu pikiranmu ?" Tanya Jaebum melihat gelagat aneh Youngjae.

Youngjae meletakan guntingnya lalu melepas sarung tangan kainnya tanda bahwa ia sudah selesai merangkai bunga.

"Ada banyak hal yg mengganggu pikiranku." 

Youngjae akui pikirannya sedang kacau saat ini. 

Jaebum terdiam, menanti Youngjae siap untuk bercerita keluh kesahnya.

"Aku takut suatu hari nanti aku kehilangan sesuatu yg kusebut rumah." 

Jaebum menautkan alisnya kebingungan, tidak paham maksud perkataan Youngjae.

"Kau tak akan meninggalkan rumah Youngjae, rumah ini milikmu sekarang dan untuk selamanya." 

Jaebum menunjuk kerumah besar miliknya namun Youngjae menggelengkan kepala tanda tak setuju.

"Bukan rumah itu yg kumaksud."

"Lalu ?"

"Rumah bagiku adalah kau Jaebum, dimana aku merasa tenang dan damai. Aku bisa menjadi diriku seutuhnya dan disanalah aku bisa menemukan arti kebahagiaan yg sesungguhnya."

Jaebum tersentuh oleh kata-kata Youngjae. Kini pada akhirnya Youngjae membuka hatinya untuk Jaebum dimana ia mulai terbuka dan tak segan membagi pemikirannya bersama Jaebum.

"Aku rumahmu dan kau tuan rumahku, tanpa tuan rumah aku hanya rumah kosong yg bisa kapan saja roboh. Tak ada yg merawatku dan aku hanya akan jadi rumah tak berguna."

Jaebum menjeda kalimatnya, tangannya terulur menangkup wajah Youngjae untuk bertatap langsung dengannya.

"Maka dari itu, kita saling membutuhkan. Jangan pernah sekalipun berpikir untuk meninggalkanku Youngjae."

Biarkan bunga-bunga cantik ini menjadi pendengar percakapan manis sore ini antara Jaebum dan Youngjae yg mulai membuka hati satu sama lain.

Homeless -2Jae // ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang