"SIALAN"
Bughh
"Aww," Rafi meringis ketika Raraa meninju perutnya. Sedangkan yang meninju hanya menunjukkan raut wajah kemenangan nya.
"MAMPUS!" Ucap Raraa, Vara dan Sera bersamaan.
Candaan mereka dihentikan dengan pesanan makanan yang baru saja datang. Dan dengan sigap pula mereka memakan makanan tersebut. Hingga Raraa tiba-tiba saja meletakkan sendok dan garpu nya.
"Why?" Tanya Vara. Sambil mengikuti arah pandang temannya itu. Bahkan kedua temannya yang lain pun melakukan hal yang sama.
"Eh si upil kuda tuh" seru Rafi.
"Heh!" Sera menegur sambil melotot tajam pada sahabatnya itu.
Seketika mood makan seorang Raraa hilang, karena melihat sang kekasih yang kini tengah berjalan memasuki kantin bersama teman-temannya. Dan salah satu dari mereka ada seorang gadis yang merupakan bendahara OSIS di sekolah mereka.
"Cih! Dasar cowok! Jadi ancurr kan mood gue!" Timpal Raraa ketika kembali melihat Eric duduk bersebelahan dengan gadis yang diketahui bernama Lisa itu. Lisa adalah bendahara OSIS yang masih berada dikelas 10.
Rafi yang mengerti keadaan pun mulai mengambil tindakan dengan menyudahi kegiatan makannya itu.
"Raa, ayok lu sama gue balik ke kelas!" Ajak Rafi. Dengan perasaan resah pun akhirnya Raraa menerima ajakan sahabatnya.
---
"Udahlah, Raa. Ngapain juga lu nangisin cowok kayak dia? Ga guna tau ga!" Ucap Rafi ketus pada gadis yang tengah terisak dibangku taman belakang sekolah. Ketika ia berhasil membawa Raraa menjauh dari kantin, dia berinisiatif untuk mengajak gadis itu ke taman yang ada dibelakang sekolah.
"Namanya juga sayang, Raf. Kalo cinta sama dia bakal semenyakitkan ini, gue lebih milih ga kenal dia dari awal. Tapi, ga ada gunanya menyesal sekarang." Ujar Raraa diiringi dengan sesegukan tangisannya.
"Ra, kenapa sih lu sebegitu sayangnya sama dia? Cowok brengsek kayak dia ga pantes dapetin cinta tulus lu, raa. Masih banyak cowok lain yang lebih mampu jadi yang terbaik buat lu." Sahut Rafi lagi, seketika Rara terdiam. Kali ini ia tersenyum miris.
"Dia memang brengsek, Raf. Tapi, bodohnya gue masih aja berjuang buat dia." Timpal Raraa membuka suara. Kali ini tangisannya pun mulai terhenti. "Udahlah, gue cengeng banget keknya wkwk." Celetuk Raraa lagi sambil terkekeh pelan.
"Kuy balik!" Ajak Raraa sambil berjalan meninggalkan Rafi yang masih terdiam ditempatnya.
"Kenapa Lo ga sedikitpun sadar sama sikap gue yang udah nunjukin kalo gue sayang sama Lo, Aurora? Tapi gue bakal diem dan gamau cuma gara-gara cinta gue bakal jauh dari Lo karena persahabatan kita hancur," Gumam Rafi dalam hatinya.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDERIC
Teen Fiction"Jadi, makna dari pertemuan kita malam ini adalah...,-" "Aku harus lupain semua tentang kamu, tentang malam ini. Iyakan?" Sarkas gadis yang kini hanya bisa tersenyum miris pada sosok yang ada dihadapannya. "Belajar, Raa. Aku tahu kamu bisa. Masih b...