Cerita ini dikarang oleh mirandaalysia
*****
Bandung, Indonesia
22.30
Resa bangun dari tidurnya karena suara bising yang ada di rumahnya. Resa perlahan membuka matanya. Hingga ia sadar.
"Saya tidak mau tau! Jika kalian tidak bisa membayar hutang silakan pergi dari sini besok pagi!" Suara itu lantang terdengar.
"Pak, beri waktu untuk kita melunasinya, suami saya sedang sakit, dia masih belum bisa bekerja lagi." Ibu Resa yang tidak bisa menahan air matanya. Ia menangis.
"Sudah tidak ada waktu untuk kalian, saya mau uangnya besok!" Dan seketika terdengar suara bantingan pintu.
Resa yang berdiri di depan pintu kamarnya hanya bisa menahan Isak tangisnya. Sejak ayahnya sakit stroke, keuangan keluarga Resa berubah drastis. Dan ibu Resa sudah berusaha untuk membayar hutang. Tetapi hutang keluarganya lebih besar daripada pendapatan sehari-hari yang ibu Resa dapatkan. Resa hanya bisa menatap orang tuannya dengan sendu.
Tahun ini Resa akan lulus dari SMA, tetapi ibunya belum bisa melunasi beberapa administrasi sekolah dan itu membuat Resa tidak bisa mengikuti ulangan. 'Apa aku bisa ikut ujian akhir' batin Resa. Ia kembali masuk ke dalam kamarnya.
Resa membaringkan tubuhnya di kasur sambil mengusap wajahnya. 'Kenapa harus begini? Rasanya kebahagiaan ku hilang dalam sekejap.' Batin Resa. Dan ia mulai menutup matanya yang mengantuk.
Di sisi lain ibu Resa sedang memecahkan semua celengan yang dia punya. Karena mereka bisa diusir jika tidak membayar hutang dan rumah mereka harus tersita oleh Bank. ' Apa yang harus aku lakukan? Aku sudah tidak punya uang lagi' batinnya. Ia telah menjual semua perhiasannya.
"Romi, cepatlah sembuh, kasihan Resa." Ucapnya seraya memegang tangan suaminya itu yang sudah tidak bisa apa-apa lagi. Bahkan untuk berbicara dengan jelas saja dia tak mampu.
"Resa!..." Teriakan itu terdengar berkali-kali di telinga Resa, tapi ia tak Mau menoleh sedikit pun. Itu adalah suara Gema, sahabat Resa.
"Resa.! Tunggu hei!" Resa semakin mempercepat jalannya. Resa tidak mau berbicara dengan siapa-siapa hari ini. Resa masuk ke kelas dan duduk paling belakang. Tetapi Resa tetap memperhatikan gurunya dengan baik.
"Shut... Shutt... Resa... Resa.." Resa menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Gema.
"Apa?" Resa menatap Gema.
"Pulang sekolah aku main ke rumah kamu ya." Resa menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Mau apa ke rumah? Ibuku tidak memperbolehkan aku main." Jawab Resa.
"Aku tidak mau main hanya belajar bersama, boleh ya." Resa hanya menggunakan kepalanya.
Sepulang sekolah Resa mengajak Gema ke rumahnya. Gema terkejut melihat keadaan ayah Resa yang sangat memprihatinkan.
"Om Romi kenapa sama Tante?" tanya Gema sambil memegang tangan ayah Resa.
"Beliau, terkena stroke Gema." Jawabannya sambil tersenyum samar.
"Resa, jaga ayahmu dulu yah ibu mau pergi sebentar." Resa menganggukkan kepalanya. Resa mengambil bubur dan menyuapi ayahnya.
Gema iba melihat keluarga Resa seperti ini. Karena dulu ayah Resa mempunyai banyak bisnis yang pekerjaan yang banyak menghasilkan uang.
"Gema, aku tidak punyak makanan untuk disuguhkan untukmu." Gema tersenyum.
"Kamu ini seperti kedatangan siapa saja! Sudahlah tidak apa-apa." Gema menaruh tasnya di sofa dan memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVENT AIRIZ "Realita di balik Valentine"
Short StoryWork ini akan berisi karya-karya terbaik dari penulis Airiz dengan tema #Realitadibalikvalentine. Event ini diselenggarakan mulai dari tanggal 14 Pebruari - 14 Maret 2019. Cerita pendek - dengan segala genre dan dikemas apik oleh beberapa penulis ka...