Eguel terbangun dari tidurnya. Hanya megenakan lekbong dan celana pendek. Melihat jam ditangan kirinya yang menandakan pukul sebelas siang. Eguel menguap beberapa kali setelah bangun. Menandakan ia kurang tidur. Mengucek-mengucek matanya tak berhasil membuat ia menjadi segar bugar tetapi membuatnya untuk enggan beranjak dari tempat tidurnya. Eguel mengecek smartphonenya dan melihat beberapa pesan tak penting dan beberapa pesan penting. Pesan tak pentingnya itu berupa pesan dari layanan internet yang dibayarnya tiap bulan. Pesan dari tukang pulsa yang menjadi langganannnya dan pesan-pesan tidak penting yang tidak harus disebutkan. Lalu beberapa pesan penting itu berupa sebuah email dari Alex dan Deni, karena hari itu akan terjadi pengiriman barang dari Alex melalui Deni ke seluruh wilayah barat kota Rench. Hanya wilayah situ yang bisa menjual bahan-bahan pokok kebutuhan masyarakat dan paling aman. Eguel membalas pesan dari Alex"ya aku akan kesana jika aku sudah mandi"Kesana yang dimaksud Eguel adalah pasar-pasar tempat ekonomi organisasinya berjalan. Hanya dari situ pendapatan yang besar yang didapat. Bisnis organisasi Alex baru merambah disitu tidak seperti Leon yang sudah memiliki beberapa bisnis baru. Namun hanya bisnis bahan-bahan pokok yang profitnya besar. Sedangkan menjual kain, menjual minuman keras itu tidak bisa menambah keuntungan besar dibandingkan dengan menjual bahan-bahan pokok. Eguel sudah mandi, harum parfumnya mulai menyerbak seluruh ruangan kamarnya. Dinding bercat putih, selimut putih, sprai bewarna putih serta bantal dan guling bewarna putih pasti sudah terinfeksi wangi dari parfum Eguel. "aku berangkat señor" ucapnya pada seseorang tua disana. Orang tua disana hanya mengangguk sambil berjalan ke tangga rumah Eguel. Eguel berangkat dengan kemeja garis hitam dan putih. Celana denim 21 oz dan sepatu boot mengkilat dan tak lupa tas slempang yang selalu disematkan dibadannya. Suara motor Harley terdengar garang di aspal. Melaju dengan sangat cepat meninggalkan asap yang lebat. Suara mobil-mobil besar menderu dan berjalan menuju tempat ekonomi. Beberapa supirnya tersenyum, sebab uang sudah didepan mata, pikirnya. Namun apakah benar uang di depan mata? Jika saja terjadi kecelakaan, penembakan besar-besaran oleh Leon. Apakah uang ada di depan mata? Pemikiran yang sangat ceroboh sekali. Udara diluar panas, mungkin meminum es membuat Deni yang berada di dalam mobil besar bisa melegakan tenggorokannya yang kering. Es jeruk sudah didepan mata, Deni meminumnya seperti unta di Padang pasir. Entah haus atau bagaimana, ia tak paham. Hanya tenggorokannya saja yang mungkin memahaminya. Jendela-jendela sudah dibukanya lebar-lebar namun kenapa masih panas yang dirasakan? Bukan angin yang sejuk? Atau mungkin angin ini membawa panas? Pikir Deni. perjalanan akan sampai. Terlihat dari sejauh mata memandang, sebuah pasar sudah terlihat. Dan ada juga sang bos besar yang memegang wilayah itu, siapa lagi kalau bukan Eguel sang pangeran buas. Eguel menghampiri truk-truk tersebut. "mana Deni? Ucapnya pada supir "dia berada di belakang tuan". "antarkan aku padanya" tegas Eguel berkata. "Eguel" sapa Deni sembari memeluk hangat Eguel. Hanya beberapa detik saja, sebab pelukan seorang lelaki sejati seperti itu. "bagaimana kabarmu Deni?" tanya alex sembari menuntun tangannya ke sebelah pinggang dan berjalan "aku baik-baik saja, bagaimana dengan kau? Aman sajakah disini?""sama seperti kau, aku juga baik. Seperti yang kau lihat, aman dan nyaman untuk berbisnis""hmm sebuah hal yang menarik tempat ini seperti yang kau katakan""begitulah Den, sudah sejak lama pasar ini begini"Percakapan mereka saat berjalan cukup singkat dan terpotong saat mereka sedang menurunkan barang-barang dari truk-truk yang dibawa oleh Deni"ini cukup fantastis untukku, bagaimana kau bisa membawa ini semua kesini? Ceritakanlah, kuyakin kau punya banyak waktu untuk membahas perihal ini haha" tawa Eguel yang tak bisa membayangkan hal ini bisa terjadi. Sebelumnya ia tak pernah mendapatkan banyak sekali barang. Baru kali ini 10 truk datang ke wilayah barat kota Rench dan menuju ke pasar. Biasanya 5 atau 4 truk saja yang datang, tapi kali ini 10 truk dengan bahan-bahan yang bagus pula."kau ingin mendengarnya? Ini sebuah sejarah, organisasi kita bisa membuat petani di daerah selatan itu tertunduk kepada kita haha" Deni tertawa lebar, menandakan kemenangan. Belum lagi di tangan kanannya sebuah anggur, seperti mencirikan bahwa memang ia menang"ayolah ceritakan" tanya Eguel penasaran"kau yakin ingin mendengarnya?" Deni menanyakan balik kepada Eguel dengan memasang muka menggoda."haha ayolah ceritakan"Deni menceritakan kepada Eguel, tentang kisahnya ini. Sebelumnya Deni memang diperintahkan oleh Alex untuk mulai melobi para petani-petani disana untuk tunduk kepada meraka. Semua itu berhasil berkat kepintaran Deni dalam melakukan pendekatan kepada petani-petani disana. Memang petani disana itu sulit untuk bisa bekerjasama dengan para mafia-mafia diluar. Sebab petani itu memang harus tunduk kepada Leon. Petani-petani disana takut kepada Leon karena Leon memanglah kejam, ringan tangannya membuat petani-petani tak berani jika berurusan dengan orang-orang diluar. Sebetulnya petani pun resah dengan tingkah Leon. Ringan tangan, bayaran rendah dan kesejahteraan petani disana benar-benar buruk. Untuk menghidupi keluarganya saja susah sejak Leon mengkoloni petani-petani itu. Permasalahan itu yang Deni angkat dalam melakukan pendekatan dengan petaninya. Ia seperti cahaya bagi petani-petani disana. sebab kata-kata Deni menjanjikan ketika Deni menyusup masuk ke wilayah petani dan seminar di depan petani-petani itu. Contohnya ketika Deni berbicara tentang uang "jika kalian mau bekerjasama dengan kami, maka pembayarannya tinggi ketika kami membeli bahan pangan anda. Mungkin jika bekerjasama. Anda akan mendapatkan keuntungan enam puluh persen dari harga pasar? Apakah anda tak tertarik?" dengan kata-kata itu bibir petani terangkat ke atas. Senyum tercipta akibat dari bibir yang terangkat ke atas. Semua petani langsung setuju ketika membicarakan hal uang. Namun murung kembali ketika salah satu darinya ada yang bertanya "bagaimana jika Leon membunuh kami? Ia adalah bajingan yang ringan tangan" Deni hanya tersenyum dan memberitahunya "kalian tak perlu takut, jika ada yang mati diantara kalian. Maka bicaralah pada león dengan lantang jika kau bunuh dia, maka bunuhlah kami, tak sudi jika kami harus bekerja dengan kau, jika kau terus menerus membunuh kalau ada yang berkata seperti itu Leon tidak akan membunuh kalian percayalah padaku" suara teriakan petani mulai menghiasi langit-langit bumi. Mereka datang dan memeluk Deni serta berterimakasih padanya. Setelah itu mereka semua setuju dan Deni membuat jadwal-jadwal untuk pengambilan barang. Deni yang senang dengan hasil lobiannya langsung menghubungi Alex"aku berhasil dalam pendekatannya, Brian itu bodoh. Ia tak bisa dalam mempengaruhi petani-petani. Aku juga sudah membuat jadwal kita untuk mengambil barang-barang disana""bagus, truk-truk sudah tersedia. Secepat mungkinlah kau mengambil barangnya agar Leon tidak curiga" perintah Alex"siap señor" Eguel terkejut mendengar cerita Deni. Kata Eguel, petani disana sangatlah sulit diajak kerjasama bahkan dengan orang-orang yang sangat berpengaruh dieranya."kau sangat hebat Deni, aku kagum dengan kau" mata Eguel berbinar-binar seperti anak kecil yang sudah dikasih permen kapas"itulah kehebatanku hahaha, akan kulanjutkan ceritanya" katanya sambil membakar rokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Peluru
ActionSekelompok mahasiswa yang di pimpin oleh seseorang bernama Alexandra Farco Bogini mencoba untuk menguasai pasar-pasar di kota Rench dengan memotong jalur distribusi dari pedagang-pedagang gelap belum lagi pedagang tersebut bekerja dibawah tekanan ma...