Prolog

12 9 7
                                    

Pagi ini seorang gadis sedang melamun dibalkon kamarnya sambil menatap hujan yang tak kunjung henti padahal sudah hampir satu jam.

Gadis cantik dengan rambut cokelat pirang itu menatap kosong kearah rintikan hujan. Ingatannya ditarik paksa menuju kejadian dua tahun lalu saat dimana dia kehilangan laki-laki yang amat dia cintai karena kecelakaan sialan yang terjadi saat hujan.

*Flashback on

"Kin, gue sayang banget sama lo," kata laki-laki yang bernama Bima tersebut.

"Gue juga sayang sama lo Bim, jangan tinggalin gue ya," balas Kinta sambil memeluk erat perut Bima.

Saat ini mereka sedang berada diatas motor menuju tempat yang biasa mereka kunjungi saat liburan. Hujan yang turun tak menghalangi semangat mereka menuju taman. Bima melajukan motornya karena takut Kinta sakit terkena hujan. Rencananya Bima ingin singgah ke supermarket didepan untuk berteduh, namun tiba-tiba sebuah mobil dari arah berlawanan menabrak motor yang ditumpangi oleh dua sejoli tersebut. Bima terlempar sangat jauh sedangkan Kinta terbentur batu besar yang yang ada dipinggir jalan. Perlahan orang-orang datang untuk menolong Bima dan Kinta. Samar-samar Kinta melihat Bima yang berlumur darah dan tidak sadarkan diri disebrang sana. Kinta mulai kehilangan kesadarannya setelah mengucapkan, ''Bima, apapun yang terjadi gue tetep sayang sama lo," setelah itu semuanya gelap.

"Bima? Bim, lo dimana?" tanya Kinta yang baru sadar. Saat ini dia sedang berada dirumah sakit karena kecelakaan tadi. Hening, tidak ada jawaban dari pertanyaan tersebut. "Bim, lo dimana Bim?" tanya Kinta lagi, satu tetes air matanya berhasil jatuh membasahi pipi gembul gadis tersebut. Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Kinta turun dari ranjang rumah sakit lalu berlari keluar mencari Bima. Saat keluar dia melihat tandu sorong yang membawa seseorang tapi tubuhnya ditutup kain. Dengan rasa penasaran Kinta membuka kain penutup tersebut. Bagai dihantam batu besar, tubuh Kinta kehilangan keseimbangannya lalu terjatuh. Orang itu, dia Bima.

*Flashback off.


Sejak kejadian dua tahun yang lalu, Kinta menjadi gadis yang sangat tertutup saat bertemu dengan laki-laki yang akan mendekatinya. Maklum, Bima adalah cinta pertamanya dan cinta pertamanya itu harus pergi untuk selamanya. Sebulan sekali Kinta selalu menyempatkan untuk berkunjung ke makam Bima.


"Jadi kangen Bima," gumam Kinta.

Padahal kejadian tersebut sudah dua tahun yang lalu saat mereka masih kelas sembilan SMP. Tapi Kinta masih belum bisa melupakan Bima. Kekuatan cinta pertama itu sangat dahsyat.

"Apa gue ke makam Bima aja?" tanya Kinta pada dirinya sendiri.

Hai hai, semoga suka dengan cerita pertama yang aku buat. Cerita tentang kekacauan hidup Kinta setelah ditinggal first love nya.

The Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang