Greecia
Sudah tiga minggu lamanya aku tinggal diasrama ini. Sebelumnya memang tampak baik-baik saja, bahkan aku memiliki banyak teman disini. Terutama Alice, Brian, Ben dan Charlie. Namun, usai lima hari yang lalu, semenjak Virgil bergabung kesekolah ini, salah satu dari kami berubah. Kini orang itu membenci diriku, waktu itu ia pernah menyandung kakiku didepan pintu kelas seusai pelajaran sejarah. Ia pernah dengan tidak sopannya menumpahkan susu cokelat pada saat aku dan keempat temanku sarapan diaula makan dengan sengaja keatas kepalaku, sampai-sampai dirinya, Amel dan Virgil menyebut nama ayahku dengan sebutan yang tidak pantas mereka ucapkan.
Terkadang aku heran, bukankah sekolah ini untuk anak-anak yang terpilih. Maksudku, aku mengakui kalau mereka adalah anak-anak yang pintar dan banyak akal. Tapi cara mereka berperilaku sungguh mengganggu, membuat jengkel dan terkadang tidak sopan terhadap orang lain.
Kalian ingin tahu siapa dia?. Charlie, ya. Dia adalah orang itu. Orang yang aku ceritakan barusan. Sebelum ia mengenal Virgil, ia salah satu teman baikku. Namun entahlah, sekarang ia berubah. Anak gedung D itu lebih memilih untuk berteman dengan Amel dan Virgil.
•••
Aku dan Alice baru saja keluar dari kelas mantra siang ini. Ditengah perjalanan menuju kamar asrama kami bertemu Ibu Clom, guru sejarah kami. Ia meminta kami berdua untuk mengambil buku dengan tanggal pembuatan tiga belas April yang ditulis sekitar lima belas tahun lalu. Ia bilang semua hantu penjaga asrama sedang sibuk dengan tugas-tugas lain, jadi beliau menunjuk kami.
"Temui aku dikelas sejarah, " Ujarnya pada kami. Kami mengangguk dan kembali berjalan menuju perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolahku tidak jauh dari gedung A. Gedung perpustakaan adalah gedung paling besar diantara semua bangunan yang ada disini. Letaknya dekat dengan taman putih belakang sekolah—bisa dibilang taman albino karena pemandangan disana serba putih walaupun tidak ada salju turun sekalipun ditempat itu.
Kami memasuki pintu besar perpustakaan.
Didalam perpustakaan besar ini tidak ada penyihir yang berjaga, melainkan peri-peri kecil. Banyak sekali murid-murid Gromaxel yang berkunjung ke tempat ini, terutama bagi mereka yang akan menghadapi ujian harian esok hari.
"Apa yang kau cari? " Sahut peri kecil yang baru saja menghampiri kami.
"Buku sejarah, " jawab Alice.
"Sebelah sana, tangga timur lantai tiga. " ia menunjuk tangga merah itu dengan tangan mungilnya. Setelah aku dan Alice mengucapkan terimakasih padanya, kami menuju lantai tiga.
Kami sampai dilantai tiga.
"Tiga belas april," ucap Alice. Lalu sesuatu tampak menteleportakisan kami berdua kesebuah ruangan penuh rak buku sejarah yang bertanggal tiga belas April. Kami berjalan diantara lorong- lorong rak buku yang tinggi.
Setiap rak buku yang besar, terdapat tulisan dipapan transparan berisi keterangan tahun-tahun yang dihitung dari tahun sekarang. Aku mencari papan lima belas tahun yang lalu dari sisi lorong dipojok kanan hingga kekiri.
Aku dan Alice berpisah, kami memasuki dua lorong yang berbeda. Sebelum aku hendak melangkah masuk, Alice menyahutku dari lorong sebelah, lantas aku berbalik dan menghampirinya.
"Aku menemukan buku sejarah lima belas tahun lalu Greec, " ujar Alice yang tengah menaiki sebuah tangga kayu milik perpustakaan. Ia mengambil tiga buku tipis dari urutan rak kelima dari bawah.
"Bukannya buku sejarah disini sangat banyak, dan kenapa kau hanya mengambil sebuah buku yang tipis? " Tanyaku dari samping tangga yang dinaiki Alice. Aku masih menatapnya penuh heran sedangkan Alice dengan santainya membawa turun buku itu dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Witch
FantasySihir hitam membuat masalah di keluarga Johseen. Mereka kehilangan salah satu dari dua buah hatinya. Setitik cahaya sihir hitam membawanya pergi dari alam sihir menuju alam manusia. Keduanya trauma berat. Greecia satu-satunya yang mereka miliki h...