Epilog

335 13 0
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatan sabrina dan keluarganya untuk pergi ke malang tempat dimana keluarga besar dari ayahnya berkumpul.

Pukul 08:30 ia sudah berada diruang tunggu keberangkatan, mereka memutuskan pergi lebih awal karna menghindari macet ibu kota.

Sudah satu jam dirinya berada diruang tunggu keberangkatan. Berharap seseorang akan datang menemuinya, namun tak ada tanda tanda kalau orang yang ia harapkan keberadaannya saat ini akan datang untuk menemuinya. Kedua bola matanya menelisik ke berbagai sudut dibanyaknya kerumunan orang orang. Hasilnya sama saja tidak ada, laki laki itu berkata benar ia tidak akan datang untuk menghantarnya.

Pesan pesan yang gadis ini kirimkan kepada laki laki yang sangat ia harapkan datang hari ini sebelum ia benar benar pergi, tidak satupun pesan yang dibaca cetang satu menghiasi deretan pesannya.

Mengalah kepada keadaan mungkin hal itu lah yang dilakukan gadis muda ini, duduk ditengah keramaian orang namun terasa sepi sendiri.

Namun saat dirinya menundukkan kepalanya berdiri sesosok laki laki yang ntah siapa ia tidak tahu, namun karna dirinya merasa diperhatikan oleh sosok tersebut akhirnya ia memutuskan untuk mendongkakan kepalanya melihat apa yang sedang dilakukan laki laki dihadapannya.

Belum sempat ia benar benar melihat sosok laki laki tersebut, laki laki itu monyodorkam sebuah coktlat dan kertas kecil diatasnya.

Sabrina sudah senang bukan kepalang, ia sudah mengira-ngira kalau laki laki yang dihadapannya adalah laki laki yang ia tunggu.

Namun saat ia melihatnya sosok orang lainlah yang ia dapatkan. Benar bukan althaf yang datang melainkan kedua temannya.

"Eh kak dean, kak aldi." sapa sabrina kepada dua laki laki dihadapannya. "Kalian ngapain disini?" lanjutnya.

"Kita disini mewakili althaf, karna sebuhung dengan urusan mendesak jadi althaf gabisa dateng buat ketemu lo disini." jawab dean yang di angguki mantap oleh aldi.

Meski sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan pertanyaan dikepalanya, sabrina masih menelisik dikeramaian orang orang ia hanya tidak mau terkena prank manusia seperti mereka ini.

"Yeh dibilangin orangnya ga dateng" ucap aldi

"Ada urusan apa althaf?" tanya sabrina menelisik kedalam kedua bola mata kedua laki laki dihadapannya ini, ia berharap kalau disana ia melihat kebohongan yang mereka rencanakan.

"Mana gua tau, tanya lah sama orangnya." jawab aldi dengan santai.

"Oh, kalian lagi ga ngerencain sesuatu kan?"

"Dih dikira kita tim satgas kali ngerencanain sesuatu di tempat kek gini." jawab dean

"Udah sab, kita berdua cuma disuruh ngasih ini doang dari your boyfriend." setelah mengatakan itu sebelum mereka berdua benar benar pergi mereka berpamitan kepada kedua orang tua sabrina dan kakaknya. 

Yang ia tunggu hanya mengirimkan pesan, kalau dia tidak akan datang untuk menghantarkannya.
Setelah ia menerima pesan dari althaf, ia langsung menelpon kenomor yang sama dengan yang memberikannya pesan singkat itu.

Namun, nihil panggilannya ditolak. Untuk yg kedua ini nomornya tidak lagi aktif, apa yang sebenarnya terjadi pada laki laki itu.

Sudah saatnya sabrina berangkat untuk meninggalkan kota ini, tempat dimana ia mengenal lelaki seperti althaf. Ia hanya berharap jika ia bisa bertemu dengan lelaki itu hari ini walaupun hanya seperkian detik.

Mungkin doanya terkabulkan, hendak akan berdiri untuk masuk ke dalam maskapai, seorang laki laki dengan hoodie hitam berdiri tepat dihadapannya.

Sabrina [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang