Dia

16 2 0
                                    


Terlepas dari pikirannya soal Ikhsan, Vani tahu bahwa ia juga harus fokus dengan kuliahnya. Seperti pada hari-hari sebelumnya laporan, laporan dan laporan selalu menanti menunggu giliran untuk dikerjakan.

Hari ini seperti biasa, jadwal praktikum kimia organik menanti. Entah kenapa hari ini vani bisa datang lebih awal dari biasanya. Sebenarnya bukan karena Vani adalah sosok mahasiswa yang rajin, melainkan dia lupa kalau dia mendapat shift 2 untuk jadwal minggu ini. Akibatnya dia harus menunggu sampai giliran shiftnya tiba.

Untungnya praktikum kali ini dilakukan diluar kelas. Setidaknya ia tidak terlalu merasa sendirian menunggu giliran shift karena bisa ikut melihat teman-teman shift 1 melakukan percobaan.

Ditengah kesibukan praktikum shift 1, terdengar suara beberapa langkah kaki mendekat melewati Vani yang sedang duduk di pinggir teras Lab. Vani yang awalnya tengah asyik memperhatikan praktikum, tiba-tiba saja terkejut mendengar salah satu suara dari orang-orang yang melewatinya. Spontan Vani langsung menoleh kearah suara itu.

"Hai Vani, lagi praktikum?" sapa lelaki itu sambil melewati Vani.

"Eh.. ah iya.."jawab Vani dengan sedikit kaget. "Ternyata dia" gumam Vani dalam hati.

Dia keras kepala tapi juga baik. Dia yang terlihat kuat meski dia terluka. Dan dia yang dulu selalu ada untuk Vani. Dia adalah Dimas, sahabat Vani sejak kelas 3 SMP. Dulu bisa dibilang hubungan Vani dan Dimas begitu dekat. Hingga dua tahun lalu, tepatnya di tahun pertama kuliah. Sebuah kesalahan Vani membuat Dimas terluka dan akhirnya memilih untuk menjauh.

Sekarang, Vani hanya bisa melihat sahabatnya itu dari jauh tanpa berani mendekatinya. Melihatnya bahagia sudah cukup buat Vani. Walaupun dari kejauhan Vani selalu menatapnya dengan penuh kesedihan yang mendalam.

Seperti Vani, Dimas ternyata juga selalu memperhatikan Vani tanpa ketahui oleh Vani. Tatapan kesedihan terpancar oleh Dimas ketika melihat Vani.

**

7 Tahun Lalu..

Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat kota dalam beberapa minggu lagi akan dilangsungkan. Menjadi salah satu peserta dalam lomba tersebut merupakan mimpi bagi Vani. Sebagai siswa yang sangat menyukai pelajaran biologi, Vani ingin sekali bisa ikut dan memenangkan lomba tersebut. Namun sayangnya, di tahun pertama SMP kesukaan pada biologi mampu dikalahkan oleh temannya sendiri Sara. Dan pada saat itu sekolah memilih 1 wakil saja untuk bidang biologi. Sayangnya Sara tidak bisa melangkah ke babak selanjutnya karena tantenya tidak mengizinkan Sara ikut dalam pembinaan ke babak selanjutnya. Akibatnya ditahun pertama tidak ada wakil dari sekolah untuk bidang biologi

Perasaan kecewa yang melanda ternyata tidak membuat kesukaan Vani pada biologi pudar. Ia yakin pada tahun kedua ia akan bisa mengikuti OSN. Ternyata dugaan Vani benar. Karena Sara terhalang oleh izin tantenya untuk ikut OSN. Maka bu Dewi selaku pembina, menunjuk Vani sebagai wakil sekolah di bidang biologi.

Dengan perasaan senang, Vani tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Walaupun sebenarnya ia juga sedih Sara tidak bisa ikut. Sara adalah salah satu teman Vani yang baik. Awal dari kesukaan Vani pada biologi juga didapatnya dari Sara. Meski ia sadar kemampuannya masih dibawah Sara, tapi ini kesempatan yang ia juga inginkan. Akhirnya Vani menyiapkan yang terbaik untuk OSN tahun ini.

**

Sebelum hari perlombaan, semua siswa yang mengikuti lomba diberi arahan oleh guru pembina yang akan mengantarkan mereka. Ada 4 yang mewakili sekolah, Vani di bidang biologi, Joshua dibidang matematika, Marko dibidang IPS dan Dimas dibidang fisika.

Dari ketiga siswa yang mengikuti lomba, hanya dua siswa yang yang Vani kenal yaitu Joshua dan Marko. Hal ini dikarenakan Joshua dan Marko adalah teman sekelas Vani. Jadi, Vani sudah tidak asing lagi pada mereka. Sedangkan Dimas, Vani sama sekali tidak mengenalnya.

Vani hanya pernah mendengar nama Dimas dari omongan siswa yang lain, khususnya siswa perempuan. Wajar saja, Dimas adalah salah satu siswa popular karna dia adalah salah satu pemain Volly yang sering mewakili sekolah. Selain itu, ia juga tampan dan pintar fisika. Sosok yang perfect untuk jadi idola bukan? Jadi nggak heran kalau dia memiliki banyak penggemar, khususnya siswa perempuan disekolah. Terkecuali Vani, yang berpikir cowok seperti Dimas pasti sering memberikan harapan palsu sama cewek-cewek yang menyukainya. Contohnya Uli, teman sekelas Vani yang menyukai Dimas, merasa sudah dekat dengan Dimas tapi gak pernah ditembak oleh Dimas.

Tak lama setelah menerima arahan dari guru pembina. Kepala sekolah ikut bergabung untuk memberikan nasihat pada mereka yang mengikuti OSN. Kepala sekolah meminta masing-masing siswa memperkenalkan diri. Perkenalan pertama dimulai dari Dimas.

"Assalamualaikum Wr. Wb."

"Perkenalkan nama saya Dimas Aditya, saya perwakilan untuk bidang fisika."

Selama Dimas memperkenalkan dirinya, Vani terus memperhatikan Dimas. Bukan karena Vani menyukai Dimas, tapi ia penasaran kenapa cewek-cewek bisa ketipu sama si Dimas ini. "Hmm.. nih anak kelihatan sih ada tampang playboy" gumam Vani dalam hati.

Sadar bahwa sedari tadi diperhatikan oleh Vani. Dimas balik memperhatikan Vani saat ia memperkenalkan diri. Tapi bedanya Dimas memberikan tatapan hangat pada Vani.

**

Tahun kedua pun akhinya selesai. Vani sekarang adalah siswa kelas 3 SMP. Di hari pertama masuk sekolah Vani malah kesiangan. Akibatnya ia mendapat tempat duduk paling belakang.

Ada yang membuatnnya kaget dihari pertamanya masuk sekolah kali ini. Ternyata Dimas juga berada dikelas yang sama dengannya. Vani sempat memperhatikan Dimas yang sedang duduk dibangkunya. Seperti biasa, tatapannya mengartikan bahwa Vani sedang berpikiran buruk tentang sosok Dimas. Dan Dimas yang menyadari tatapan Vani, membalasnya dengan senyuman manisnya. Sedangkan Vani hanya membalas dengan senyuman tipis dan segera memalingkan wajahnya.

Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya jam belajar disekolah benar-benar dimulai. Seperti biasa Vani mengikuti pelajaran dengan antusias. Ia selalu berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Tanpa disadari oleh Vani, ternyata diam-diam Dimas selalu memperhatikan Vani.

Vani memang sosok yang menarik. Ia pintar, ceria, manis, tapi sedikit tomboy. Selain itu, kadang juga tanpa sadar melakukan hal konyol yang biasanya terjadi kalau ia sedang tidak fokus. Misalnya saja saat Vani kelas 1, karena lagi mikirin sesuatu dengan serius banget, Vani tanpa sadar berjalan menuju kelasnya menyembrangi lapangan upacara saat jam istirahat. Padahal Vani tahu bahwa melewati lapangan upacara sendirian bisa berakibat di sorakin rame-rame. Dibilang seleb lagi lewat lah.. Akibatnya ia ditertawai oleh seluruh siswa yang ada di pinggir lapangan.

**

Teman sebangku Vani, Risa menyadari bahwa Dimas sering melihat ke arah mereka.

"Van, lihat deh si Dimas dari tadi ngeliat ke arah kita terus loh.." bisik Risa.

"Masa sih?"

"Iya Van.." Risa mencoba meyakinkan Vani.

Penasaran dengan apa yang dikatakan Risa. Vani yang tengah mengerjakan PR, menoleh kearah Dimas. Dimas yang kaget, langsung memalingkan wajahnya.

" Ngeliatin kamu kali sa" ucap Vani.

" Masa sih?" tanya Risa malu-malu.

"Tanya aja ke orangnya langsung".

"Hah.. enggak lah, malu-maluin aja".

Semakin lama Vani juga merasa apa yang dikatakan Risa benar. Vani juga sering memergokin Dimas yang melihat kearah mereka. Sepertinya Dimas suka sama salah satu diantara mereka.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang