PERJUANGAN

21 7 0
                                    

Siang telah berganti menjadi malam yang gelap dan dingin. Tapi orang-orang masih saja hilir mudik di iringi canda tawa. Banyak juga yang melakukan hal yang kurang baik seperti mabuk dan berjudi. Aku sudah sering melalui malam panjang seperti ini. Mendengar hingar bising malam panjang yang membengkakkan telinga dan tidak tenang. Tapi aku tidak berasa risih lagi dan mungkin semua itu adalah sebuah lagu tidur untukku.

Malam ini bulan bersinar terang. Bintang pun bertaburan menghiasi langit malam dan sinarnya bagaikan cahaya motivasi untukku. Motivasi untuk hari esok agar terus bersinar dan bertahan diantara sinar cahaya lainnya. Bertahan menjalani hidup ini yang tak seindah dongeng, tak seindah khayalan, dan tak seindah realita.

"Kamu belum tidur Nama?" Tanya Nando membuyarkan lamunanku.

"Belum Nan. Kamu kenapa belum tidur?" Tanyaku.

"Aku nggak bisa tidur. Si Bimo tidurnya pindah disebelahku. Jadinya aku nggak bisa tidur." Keluhanya.

"Suruh pindah aja si Bimo nya."

"Udah aku bangunin. Aku udah teriak-teriak, tapi tetap aja dia nggak bangun, yang bangun malahan temen-temen yang lain. Aku jadi nggak enak sama mereka, aku juga nggak bisa tidur. Aku niatnya mau nyari udara segar. Eh, malah ketemu kamu disini." Ceritanya panjang lebar.

"Oh..."

"Kamu lagi lihat bintang ya?" Tanyanya sambil memandang kearah yang aku lihat.

"Iya. Bintang nya banyak banget dan berkelap-kelip. Aku suka sekali melihatnya. Rasanya perasaanku menjadi lebih baik." Jawabku sembari menatap langit sambil tersenyum.

"Teruslah tersenyum dan bersinar lah seperti bintang." Gumamnya. Aku hanya bisa mendengar nya samar.

"Tadi kamu ngomong apa?" Tanyaku melihat kearahnya.

"Bukan apa-apa. Itu bintang nya benyak banget. Eh lihat! Itu ada bintang jatuh!" Seru Nando membuatku ikut menoleh.

"Iya itu ada bintang jatuh!"

"Katanya kalau kita membuat permintaan atau berdo'a disaat bintang jatuh, nanti akan dikabulkan."

"Benarkah?!" Tanyaku antusias.

"Iya. Ayo kita berdo'a dan buat permintaan."

"Iya."

Kami mulai memejamkan mata dan menyampaikan do'a dan permintaan. Aku sangat berharap semua yang aku do'akan dan aku pinta semuanya akan terkabulkan.

"Sudah selesai?" Tanya Nando yang sudah selesai.

"Sudah."

"Apa do'a dan permintaanmu?" Tanya Nando.

"Ehm..... Kamu dulu deh.."

"Kan aku tanya kamu. Kenapa kamu malah tanya balik?!" Katanya sambil memajukan bibirnya.

"Ya nggak apa-apa kan?"

"Kamu dulu baru aku."

"Bagaimana kalau kita kasih tahunya kalau semuanya sudah terkabul?"

"Boleh juga. Baiklah, kalau semuanya sudah terkabulkan, kita harus memberitahukan nya satu sama lain tanpa harus ada yang ditutupi. Janji? "

"Iya. Aku janji!" Kataku sambil menautkan jari kelingking ku dengannya.

🎎🎎

"Nam, Nan!" Panggil seseorang dari arah belakang.

"Ada Pak Roni." Tanyaku saat kami sampai dihadapannya.

"Kalian mau kemana?"

"Kami mau ke warteg, Pak." Jawab Nando.

"Nggak usah ke warteg. Ikut Bapak sebentar." Ujarnya. Kami pun mengikutinya.

"Ini Bapak ada sedikit makanan. Ambilah!" Aku dan Nando saling menatap tanpa berniat mengambilnya.

"Tidak usah sungkan. Ambil saja! Dari pada kalian membeli makanan ke warteg lebih baik kalian ambil ini dan uangnya kalian tabung saja."

"Tapi Pak. Kami tidak enak kalau selalu menerima pemberian seperti ini. Bukan karena kami tidak menghargai Bapak, tapi kami sudah banyak merepotkan. Kami tidak mau hanya karena makanan saja kami harus merepotkan lagi." Jelas Nando. Beliau memang selalu membantu kami bukan hanya aku dan Nando, tapi anak-anak jalanan lain pun tak libur dari perhatian nya.

"Saya tidak merasa direpotkan oleh kalian. Malahan saya senang kalau dapat berbagi dengan kalian. Memang saya bukan orang mampu, tapi sebisa mungkin saya memberikan sesuatu kepada kalian. Karena saling memberi kita dapat menumbuhkan per sodaraan diantara kita. Saya sudah menganggap kalian seperti anak saya sendiri. Jadi kalian tidak perlu Sukan terhadap saya."

"Tapi kami jadi tidak enak hati, Pak." Kataku.

Beliau tersenyum lalu meraih tanganku. "Kan saya sudah bilang tadi, saya sudah menganggap kalian seperti anak sendiri. Jadi sebagai seorang Bapak saja wajib memberi anak saya makan bukan? Jadi terimalah. Tidak ada penolakan lagi!" Tegasnya.

"Terima kasih. Maaf kalau selama ini kami sering merepotkan."

"Tidak usah sungkan. Makanlah dan jangan lupa dihabiskan. Uangnya kalian tabung saja."

"Terimakasih, Pak." Ucap kami bersamaan.

Pak Roni adalah salah satu orang yang sangat berpengaruh dikehidupan kami. Dia lah yang memberikan kami pekerjaan untuk bertahan hidup. Walaupun sebenarnya dia tidak ingin kami berkerja melainkan sekolah. Tapi mau bagaimana lagi. Kami semua adalah anak jalanan yang tidak punya tempat tinggal maupun orang tua. Kami hidup sebatang kara. Kami berkumpul membangun keluarga kami sendiri. Berjuang belawan kerasnya hidup.

Menurut kami Pak Roni adalah guru untuk kami. Setiap hari libur kami akan berkumpul dikolong jembatan untuk mengenyam pendidikan dasar yang beliau berikan. Mulai dari berhitung, membaca, mengenal huruf, angka, dan juga warna. Dia juga adalah salah satu motivator kami. Beliau selalu memberikan nasihat dan semangat kepada kami.

Beliau juga punya tiga orang anak. Dua laki-laki dan satu perempuan. Anak laki-laki yang pertama baru saja masuk sekolah menengah pertama. Sedangkan yang kedua baru naik kelas lima. Dan anak perempuan nya seumuran denganku berumur 8 tahun dia baru naik kelas dua. Aku juga sangat mengagumi istri beliau, Bu Rani. Dia adalah seorang istri yang penyabar, tegas, dan penuh kasih sayang.

Aku sangat senang bisa bertemu dengan keluarga Pak Roni dan juga teman anak jalanan yang lain. Meskipun aku tidak tahu siapa orang tuaku. Dan sejak kapan aku bisa ada disini pun aku tidak tahu. Tapi yang aku tahu aku juga adalah salah satu yang orang yang masih dapat keberuntungan.

🎎

Thanks sudah membaca cerita ku. Maaf kalau agak membosankan. Tapi aku minta pendapat kalian tentang cerita ini, agar aku bisa memberikan cerita yang lebih baik lagi. Dan jangan lupa di vote ya🙏🤗😁

Mungkin aku nggak akan cepat up-nya. Tapi akan aku usahakan dia minggu atau satu minggu sekali. 🙏🤗

Jadi tunggu cerita selanjutnya. Jangan bosen baca ya😁😅😅

Apakah ini takdir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang