Ada yang bilang kebetulan itu semacam takdir yang tersembunyi, apa ini termasuk takdir? Jika iya aku sangat menginginkanya.
***
"Selamat pagi Bu!" ujar Shira sambil mengetuk pintu ruangan bosnya.
"Silahkan masuk, langsung saja duduk Shira" Bu Yeni mempersilahkan Shira masuk setelah membereskan laporan yang ditandatangani pagi itu.
"Benar ibu memanggil saya?" Tanya Shira dengan sopan. Dia memang tipe wanita yang selalu berusaha untuk berkata sopan jika dalam hubungan formal. Walau langsung kembali liar saat sudah kumpul dengan teman-temannya. Bu Yeni menjawab dengan mengangguk.
"Saya lihat kamu kuliah di Bandung. Apakah saya bisa menyimpulkan bahwa kamu cukup mengenal daerah sana?" Bu Yeni bertanya dengan tatapan lembut tapi tegasnya.
"Iya bu, saya kuliah disana, walau saya tidak hafal seluruh daerah Bandung tapi saya cukup mengenal daerah sana karena saya menghabiskan kurang lebih 5 tahun untuk kuliah di Bandung Bu" Shira menjawab dengan hati-hati dan memilih perkataannya dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman untuk dirinya dan Bu Yeni.
"Saya punya tugas khusus untuk kamu" ujar Bu Yeni sambil menyerahkan sebuah map berwarna cokelat ke hadapan Shira. Shira langsung membuka map tersebut setelah Bu Yeni mengijinkan dengan anggukan anggunnya.
Ternyata di dalamnya ada rencana kegiatan kerjasama yang akan melibatkan anak-anak dan pemuda Bogor dan Bandung yang menderita penyakit kanker. Shira memang bekerja di Yayasan Peduli Anak Kanker (YPAK) Bogor, walau tidak bekerja menjadi seorang perawat tapi pekerjaannya masih berhubungan dengan dunia kesehatan.
Shira mengerti setelah membuka berkas tersebut, kemungkinan Shira akan menjadi penanggungjawab dan perwakilan yayasannya dalam kegiatan tersebut. "Saya percaya kamu bisa, kamu juga punya beberapa teman sesama perawat disana kan?" Bu Yeni menegaskan tugasnya disana.
"Iya Bu, saya akan usahakan melaksanakan kegiatan ini dengan seluruh kemampuan saya" yakin Shira pada bos nya itu.
"Kamu akan kerjasama dengan penanggungjawab yayasan Bandung disana, saya akan segera kirimkan kontaknya. Silahkan langsung berhubungan untuk membicarakan proyek ini. Kamu boleh keluar" ujar Bu Yeni lagi.
Shira mengangguk yakin dan pamit untuk meninggalkan ruangan Bu Yeni untuk mempersiapkan segala kebutuhan kegiatan tersebut.
***
Persiapan kegiatan selesai setelah Shira terus lembur selama 3 hari kebelakang. Hari ini dia akan menerima kontak penanggungjawab Bandung dari Bu Yeni dan dia akan berangkat ke Bandung esok hari.
Ketika Shira sedang mengecek lagi semua persiapannya, HP nya berdering menandakan adanya telfon masuk. Shira mengeryit pelan ketika melihat nomor tidak dikenal menelfonnya.
"Hallo, selamat siang" ujar orang di sebrang telfon.
"Iya selamat siang" balas Shira sopan.
"Saya Rendra, penanggungjawab yayasan Bandung. Benar ini dengan Bu Shira selaku penanggungjawab yayasan Bogor?" penjelasan tersebut menjelaskan siapa penelfon tidak dikenal ini.
"Oh betul Pak Rendra, Saya Shira. Kebetulan saya memang menunggu kontak Bapak dari Bu Yeni" jawab Shira berusaha selalu sopan.
"Saya sudah menyiapkan tempat tinggal dan semua kebutuhan Ibu disini, kapan Ibu sampai di Bandung?" tanya Rendra kembali pada Shira.
"Wah, terimakasih banyak Pak. Saya akan berangkat besok pagi, mungkin saya akan sampai paling lambat sore di Bandung Pak" jawab Shira.
Dari percakapannya dengan Rendra, Shira akan tinggal di dekat kantor YPAK Bandung di daerah Pasteur. Bagus, Shira senang karena dia hafal daerah itu. Dekat dengan tempat prakteknya sebelumnya dan tentu saja dekat dengan rumah Rima.
Kemarin Shira sudah mengabari Rima dan tentu saja reaksinya sangat heboh mendengar kebetulan ini. Shira memang hanya memberi tahu Rima tentang kepergiannya ke Bandung.
Sahabatnya yang lain sedang sibuk mempersiapkan UKOM gelombang selanjutnya jadi Shira tidak mau mengganggu mereka. Nanti saja Shira akan mampir ke tempat mereka ketika sedang senggang. Lagipula dia disana untuk bekerja bukan untuk reuni dengan teman kuliahnya.
***
Keesokan paginya Shira sudah bersiap dengan mobilnya dengan panduan location yang dikirimkan Rendra via WA. Sebetulnya Shira sudah mengenal daerah ini tapi kita tidak pernah tau kondisi disana akan seperti apa, jadi dengan rendah hati Shira meminta Rendra mengirimkan lokasi YPAK Bandung juga tempat tinggalnya selama di Bandung.
Perjalanan ditempuhnya diiringi dengan lagu-lagu di radio. Dia sudah mulai berubah tidak selalu tentang Korea walau sedikit-sedikit masih sering mendengarkan lagu Negara itu. Shira memang memiliki kebiasaan jika sedang menyetir sendiri harus diiringi musik kalo tidak dia akan bosan dan mengantuk.
Mamanya sudah sangat mewanti-wanti agar terus berhati-hati dalam berkendara. Jadi Shira memilih memutar musik cukup keras dan bernyanyi-nyanyi gila seperti anak SMA. Walau kegiatan itu membuat dia kurang konsentrasi tapi setidaknya dia tidak akan mengantuk.
Tidak lama HP Shira bergetar dan tanpa Shira lihat siapa penelfon itu dia langsung memasangkan headset dan mengangkat telfon itu.
Karena dia melaju agak cepat di jalan tol, dia jadi tidak sempat untuk mengecilkan terlebih dahulu volume musik di mobilnya. "Ehm, selamat pagi Bu Shira" ujar penelfon tersebut.
"Selamat pagi, eh sebentar-sebentar saya kecilkan musik dulu" jawab Shira menjelaskan. Dia langsung mengecilkan volume musik di mobilnya lalu kembali meneruskan menelfon.
"Ibu sudah dimana? Kami sudah menyiapkan keperluan Ibu disini jadi nanti Ibu langsung ke kantor saja ya Bu, kita akan adakan briefing awal persiapan agenda kita" Rendra menjelaskan dengan detail jadwal Shira untuk hari ini.
Setelah Shira mengakhiri telfonnya dia kembali membesarkan musik dan kembali bernyanyi-nyanyi riang.
Sebetulnya dia tidak mengenal Rendra, tapi dari obrolan dengan cowok itu di telfon Shira bisa membayangkan bahwa orang ini akan jadi rekan kerja yang asyik dan baik tentunya. Karena tanpa Shira minta Rendra telah mempersiapkan kebutuhan Shira dan menjamin tempat tinggalnnya disana.
***
Sesampainya Shira di Kantor YPAK Bandung, ia langsung disuguhkan dengan pemandangan asri taman bunga warna warni sebagai halaman depan gedung kantor.
Jelas saja gadis itu langsung tersenyum merekah karena ia sangat menyukai bunga. Sepertinya Shira akan betah berlama-lama di kantor ini. Dengan masih menyunggingkan senyum Shira berjalan memasuki kantor tempat dia akan melakukan briefing bersama tim Bandung.
"Bu Shira ya?" Rendra bertanya kepada wajah asing yang memasuki ruangan kantornya dengan ragu-ragu. Shira langsung terlonjak begitu mendengar namanya dipanggil sebuah suara asing.
"Ah iya, saya Shira. Engg dan jelas Akang bisa panggil saya Shira. Saya rasa saya lebih muda dari Akang dan jelas saya akan lebih senang dipanggil nama saja kang" Jawab Shira setelah bisa menduga siapa yang memanggilnya. Jelas itu Rendra, pria yang sudah menghubungi dan bilang kalau akan jadi rekannya selama dia di Bandung.
Rendra hanya menjawab dengan senyuman. Senyum yang membuat Shira mendadak melotot kaget.
Manisnya ciptaan Allah ini... Batin Shira yang disusul senyuman terbaiknya saat itu.
******************!!********************
Jadi pengen jadi Shira setelah bikin imajinasi cerita ini. Indah banget takdir hidup lu Shira ckckckck. Jadi pengen..
Tujuan cerita ini emang cuma menyalurkan imajinasi yang sudah diluar batas, bukan untuk mencari popularitas. Tapi kalo bisa keduanya kan harus bersyukur. Aamiin ^_^
YOU ARE READING
My Passion
RomanceKetika Shira harus kembali mengingat keinginan terbesarnya pada saat kuliah dulu, itu membuatnya semakin sakit untuk melepasnya begitu saja. "Apa bertemu dengan kamu lagi seperti bertemu dengan mimpi yang telah lama terkubur?" Bisik Shira pada dirin...