Sunflower

17.3K 1.4K 75
                                    

Untuk cerita lain, dipending dulu ya karena aku lagi UTS. Sebagai gantinya aku kasih hadiah oneshoot ini...

Aku udah lama banget gak nulis oneshoot jadi semoga suka ya sama cerita ini♥️💙

Enjoy and happy reading🤗
Jangan lupa tinggalkan jejak hehe
Sorry for the typos.

***

Summer sedang menikmati musim gugur di mana daun-daun maple sudah berubah warna menjadi keemasan. Gadis itu mengabadikan setiap momen indah musim gugur dengan kameranya.

Daun yang berjatuhan, anak-anak kecil yang bermain di tumpukkan daun, dan para remaja yang sedang menikmati pemandangan indah itu.

Cekrik

Summer mengernyitkan dahinya kesal. Ia melihat hasil fotonya yang dihalangi oleh seorang pria. Tunggu, sepertinya ia mengenal pria itu. Apakah ... Max?

"Summer, maaf."

Tidak ada salam atau basa-basi. Pria yang Summer kenali bernama Max itu langsung meminta maaf dan menatapnya dengan tatapan cemas. Gadis itu tidak merespon sama sekali permintaan maafnya. Hanya terdiam dan menatapnya dengan datar.

"Aku benar-benar minta maaf, Summer."

Summer menghela napas gusar. Ia menatap datar pria di hadapannya yang baru ia jumpai lagi setelah sekitar enam tahun lamanya. Ingin rasanya ia pergi tanpa memberikan respon atau jawaban sama sekali.

Tidak pernah sekali pun terlintas di pikirannya untuk bertemu kembali dengan pria yang sudah membuat masa-masa remajanya hancur.

"Kamu mau memaafkanku?"

"Tidak," jawab Summer dengan jelas, singkat dan tegas. Ia tidak bisa memaafkan pria itu dengan mudah setelah apa yang sudah dilakukannya.

"Summer..." Max menatap gadis di hadapannya dengan tampang memelas. "Lupakanlah masa lalu. Aku yakin teman-teman kita yang lain juga tidak serius."

Sontak saja Summer mendengus sambil bersedekap. Emosinya sudah mencapai ubun-ubun dan tidak tunggu meledak saja.

"Aku masih ingat dengan jelas bagaimana kalian menjulukiku 'Haram'. Setiap hari bagai neraka untukku dan kalian bilang itu tidak serius?"

Summer berdeham untuk menghilangkan serak dan getaran di tenggorokannya. Ia menahan sekuat tenaga untuk tidak mengedipkan matanya agar cairan bening yang sudah berkumpul tidak keluar dari sana.

"Yang tidak serius adalah saat aku bilang aku menyukaimu. Aku menyesal karena terlalu bodoh dan tidak menyadari kalau kamu hanyalah cowok brengsek dan bajingan!"

Tanpa bisa ditahan, setetes air mata menyusup keluar dan menuruni pipi mulusnya. Wajahnya menunjukkan ekspresi yang sangat terluka. Akhirnya ia bisa mengeluarkan seluruh kegundahan hatinya yang sudah dipendam selama enam tahun.

"Aku menyesal, Summer. Aku tidak tau menyangka akan separah itu."

"Iya, julukan 'Haram' memang tidak seharusnya separah itu ya," ejek Summer. Tanpa menghiraukan pria itu lagi, ia beranjak pergi meninggalkan Max yang mencoba mencegahnya dan memanggil-manggil namanya.

Summer hanya berharap ia tidak akan menemui pria itu lagi walau fakta menyedihkannya, mereka satu kampus dan satu jurusan. Ia akan mencoba menghindar sebisa mungkin.

***

Summer mengernyitkan dahinya ketika melihat setangkai bunga matahari di atas mejanya. Gadis itu melirik ke kanan dan kiri namun semua orang di kelasnya seperti tidak membuat gerakan mencurigakan.

Sunflower ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang