Beam pov
Ini sudah hari kelima aku tidak bertemu forth. Terakhir ketika makan malam dengannya. Sebenarnya pernah sekali aku kembali mengajak kit makan bareng. Aku mencoba untuk mengulang kembali kejadian itu, namun sayangnya, aku tidak melihat forth lagi di apartemennya.
Hari ini adalah hari sabtu. Aku sedang dalam perjalan ke fakultas teknik. Aku mengatakan pada kit dan pha kalau aku ikut bersama pamanku untuk berlibur. Dua hari yang lalu, lam mengajakku untuk ikut dengannya dalam acara sotus di hari terakhir. Awalnya aku tidak mau karena aku bukanlah anggota fakultas teknik. Namun lam mengatakan kalau dia akan mengusahakan agar aku ikut. Kalian pasti heran kenapa lam mengajakku. Belakangan ini, setelah aku makan malam dengan forth, aku selalu bertemu dengan lam. Bahkan hari pertama saat aku bertemu dengannya, dia langsung memintaku untuk menjadi kekasihnya. Tapi sayangnya aku menolak. Aku menolak karena aku memang tidak mencintainya. Aku menjelaskan kalau kita baru kenal hari itu. Aku juga berkata kalau aku sudah memiliki seseorang di hatiku. Dia bertanya siapa, dan dengan jujur aku menjawab forth. Dia pun meminta untuk menjadi sahabatku. Katanya orang yang paling baik untuk dinikahi adalah seorang sahabat. Jadi ku iyakan saja. Ku iyakan disini bagian sahabatnya loh ya, bukan nikahnya.
Setelah malam itu, aku dan lam semakin dekat. Kami terbiasa mengirim pesan satu sama lain. Eits bukan pesan cinta ya. Tapi lebih menjurus ke arah forth. Ada satu waktu aku mengatakan padanya kalau aku memintanya untuk membantuku untuk mendapatkan forth. Kalian bisa mengatakan aku jahat. Karena aku meminta pertolongan orang yang mencintaiku untuk mendapatkan orang yang aku cintai. Tapi aku tidak perduli, toh lam juga tidak keberatan. Dan disaat itupun dia mengatakan kalau aku bisa ikut hari terakhir sotus, maka dia akan membantuku untuk mendekatkan diriku dan dirinya. Aku teringat kalau aku memiliki paman sebagai dosen di fakultas teknik. Namanya paman tew. Dia mempunyai gelar prof. Dia merupakan kakak dari ayahku.
Aku kemudian menceritakan hal ini pada lam. Dan kebetulan lagi, ternyata paman ku ini merupakan pembimbing di acara sotus tahun ini. Aku pun sangat senang. Takdir seperti menemaniku saat ini. Aku pun mulai mendekati pamanku itu. Aku bertanya kalau apakah aku boleh ikut acara sotus itu. Dan seperti biasa, pamanku ini sangat teliti. Dia bertanya kenapa tiba-tiba aku ingin ikut padahal bukan mahasiswa teknik. Aku mengatakan kalau aku di ajak lam. Tapi itu tidak puas menurutnya. Biasanya aku jika di ajak oleh orang lain akan sangat susah. Bahkan anak dari pamanku ini, biasa mengajak ku untuk keluar tapi aku menolak. Dan ini lah menjadi alasan kenapa pamanku mengintrogasi ku saat ini. Karena aku pikir pamanku bisa aku percayai, maka aku mengatakan semuanya. Dia tidak protes dengan perkataanku. Dia mengatakan dia juga pernah menyukai seorang pria, namun itu tidak lama dan mereka putus. Dan sekarang dia menikah dengan wanita. Jadi dia pikir tidak masalah. Dia pun ingin membantuku untuk mendapatkan forth. Jadi dia menerima ku untuk ikut dengan acara sotus.
Disinilah aku saat ini, di pantai tempat hari terakhir sotus di selenggarakan. Aku bersama pamanku menaiki mobilnya. Dia tidak ikut di bus karena bus sudah sangat cukup untuk mahasiswa teknik. Apalagi dia juga akan punya urusan hari ini, jadi dia akan pergi beberapa saat dan kadang kembali lagi. Saat aku turun dari mobil, aku melihat para junior teknik juga sangat bersemangat dengan tempat ini. Aku melihat beberapa senior teknik menurunkan barang dan membawa barang-barang tersebut masuk kedalam penginapan. Aku pun mengikut dari belakang. Aku sampai di aula besar bersama para junior teknik. Aku berdiri di belakang mereka. Aku melihat kedepan, paman ku sudah berada disana, di depan para junior dan berkata
"Karena kamar disini terbatas, maka kalian akan diberikan satu kamar untuk 3 orang. Yang mana kamar ini terdiri dari 2 junior dan satu senior kalian. Ini dilakukan agar kalian tetap berada di bawah pengawasan senior kalian. Jadi tolong bersikap dengan baik. Kalian paham ?" Ucap pamanku lantang. Soalnya panitia belum menyiapkan mikrofon. Aku melirik ke beberapa senior teknik, mereka menetap ku seakan-akan menggodaku. Tapi sorry, aku tidak tertarik, aku sudah punya tujuan disini. Aku hanya tersenyum membalas tatapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sengaja
FanfictionEND/Complete Apakah sebuah kebetulan ? Atau kesengajaan ? Semoga suka 😘 FB short story