Sengaja 11

900 71 0
                                    

Beam pov

Saat aku sedang bosan melihat aktivitas sotus, aku pun mengatakan pada lam untuk berjalan-jalan di sekitar pantai. Aku tidak izin dengan forth karena dia sangat sibuk, secara dia seorang ketua hazer. Pamanku, om tew, beberapa menit yang lalu baru saja pergi. Katanya dia ada urusan, tapi sebentar balik lagi. Setelah lelah mengitari pantai, aku pun kembali ke kamar. Dalam perjalanan, aku sudah tidak melihat junior maupun senior. Wajar sih, ini juga sudah sore, mereka harus istirahat. Saat masuk ke dalam kamar, aku bertemu forth. Dia baru saja keluar dari kamar mandi.

"Beam, kau darimana ?" Tanyanya

"Aku dari jalan-jalan di pantai"

"Sama siapa ?" Tunggu, ada apa dengannya. Ah aku kerjain aja dia.

"Sama lam"

Tiba-tiba mukanya seperti cemberut, kemudian aku tambahkan

"Dan beberapa temanmu" padahal tidak dari mereka. Kok forth merasa tidak melihat lam saat sotus. Mungkin lam di tugaskan hal yang berbeda jadi dia tidak bertemu. Berarti kebohongan ku cocok hihi.

Aku melihat dia mengerutkan keningnya. Dia nampak berfikir. Tapi tidak lama, dia mengambil ponselnya dan bermain dengan ponselnya sambil berbaring dan menyandar di headbed. Karena aku merasa gerah, ku putuskan untuk mandi.

Setelah selesai mandi, aku duduk di seberang kasur dan berkata

"Em forth, besok kita pulang jam berapa ?"

"Jam 10, paling lama itu Jam 11 kenapa ?" Ucapnya masih melihat ponselnya

"Oh nggak, cuma bertanya saja"

Kemudian terjadi hening di antara kami. Aku mencoba membuka ponselku. Forth dan aku hanya diam memandang ponsel kami. Ternyata ada pesan dari kit dan pha mengatakan kapan aku pulang. Mereka ini siapa sih bertanya seperti itu. Aku seperti anak kecil saja. Aku pun membalas pesan mereka. Kemudian aku merasa lapar. Lebih baik aku keluar mencari makan atau cemilan. Aku ingin forth menemaniku sebenarnya, cuma kayaknya dia lagi enak di posisinya saat ini. Jadi aku memberikan pesan pada lam agar menemaniku. Dan dia mengatakan iya. Setelah itu aku berkata

"Forth, aku mau keluar dulu ya" ucapku merogoh dompet yang ada di dalam koperku

"Mau kemana ?" Tanyanya melihatku

"Aku mau ke minimarket dulu"

"Mau aku antar ?"

"Ah tidak, aku dengan lam"

"Oh" ucapnya singkat

"Kau mau nitip sesuatu ?"

"Tidak, aku tidak tertarik sesuatu" aku menganggukkan kepalaku

"Ya sudah" lalu aku keluar dari kamar menuju loby.

Saat di lorong koridor, aku mendapatkan pesan dari lam kalau dia harus membantu salah satu juniornya yang sedang memindahkan beberapa peralatan di kamar mereka. Aku pun mengatakan kalau aku akan menunggunya di lobi. Sebelum sampai di lobi, aku di sapa oleh seorang junior wanita.

"Hai phi" aku hanya tersenyum.

"Phi tau kamar nomor 278 gak ? Soalnya aku mau ke sana tapi aku lupa arahnya" ini junior kok berasa modus ya. Tapi jujur, aku gak tau nomor kamar-kamar disini.

"Aku tidak tau nong. Coba kamu tanya panitianya saja"

"oh begitu phi, kalau begitu boleh gak phi minta foto ?" Tuh kan bener, tadi itu basa-basi doang. Tapi ya sudahlah.

"Boleh boleh" kemudian kami mengambil foto bersama. Saat selesai, aku mendengar langkah kaki dari belakangku. Tapi aku tidak berbalik. Aku pikir itu hanya junior yang lainnya.

SengajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang