jatuh cinta

116 16 0
                                    

Ada orang yang bilang kalo jatuh cinta itu cuma butuh 1 menit 9 detik--sesingkat itu--tapi Arin ga percaya. Arin ga percaya sama yang namanya cinta pada pandangan pertama. Kalau pun ada sesuatu yang membuncah di dadanya ketika menatap seseorang saat pertama kali, ataupun kesekian kali dalam waktu kenal yang singkat, dia yakin itu bukan cinta.

"Gue bener-bener jatuh cinta pas pertama kali ngeliat lo."

Arin hanya tertegun mendengar pengakuan tak terduga dari laki-laki di hadapannya. Dengan setenang mungkin, Arin menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

Gadis itu menatap mata si laki-laki. Memang meyakinkan, tapi Arin tidak percaya. Mungkin saja ini cuma rayuannya, mungkin saja Arin bukan perempuan satu-satunya yang mengalami hal seperti ini.

"Makasih kak."

Laki-laki itu tertawa canggung mendengar tanggapan Arin yang  kaku. "loh kok malah makasih sih Rin?"

Arin tersenyum kecil. "Hehe, abis aku bingung mau nanggepin gimana."

"Gini," Arin sedikit terkejut mendapati tangannya digenggam sedemikian rupa.

Di luar pendapat Arin tentang teori jatuh cintanya, diperlakukan kayak gini tentunya tetep aja bikin dia baper dan degdegan.

Laki-laki itu menarik nafas, tidak kelihatan gugup. Mungkin dia sudah terbiasa melakukan hal-hal semacam ini.

"Kamu mau jadi pacar aku?" Tanyanya dengan nada selembut mungkin.

Pacar? Iya ya pacar. Kalo udah bilang cinta secara alamiah pasti setelahnya ngajak pacaran. Arin bisa nebak sih, tapi tetep aja kaget.

"Kamu mau kan?"

Arin terdiam, namun hatinya gaduh.

'Kamu ngajak pacaran tanpa nanya perasaan aku gimana?'

Kalau pun ditanya perasaan Arin gimana, sebenarnya dia juga bingung mau jawab apa. Dia sebenernya juga bertahan dekat dengan Ari karena Mark. Mark sialan.

Arin senang Mark selalu mengkhawatirkannya saat dia jalan dengan Ari, selalu memperingatinya tentang Ari ini dan Ari itu. Dia senang Mark memperhatikannya karena katanya Ari bukan sepenuhnya cowok baik-baik.

Arin sejujurnya ga begitu peduli sama Ari. Tapi sekarang ia bingung dihadapkan dengan Ari yang menyatakan cinta dan mengajaknya pacaran. Arin ga mau pacaran, apalagi sama yang kayak Ari. She knows better, tapi kalau dia nolak Ari, Arin bisa nebak yang tipe-tipe kayak Ari itu pasti bakal ngejauh kalau ditolak.

"Gimana ya kak..."

Ari tersenyum menenangkan sambil menepuk punggung tangan Arin dengan lembut.

"Gini deh, aku denger kamu belum pernah pacaran sebelumnya, aku ngerti kok kalo kamu bingung sekarang. But Rin, I promise I'll treat you better than any man. Gapapa ga jawab sekarang, aku tunggu jawaban kamu besok ya."

Kak MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang