what should i do?

149 11 2
                                    

"Gue... ga langsung diterima."

Karina yang lagi nyeruput minuman buatannya sendiri sedikit tersedak mendengar penuturan Ari, "Hah gimana?"

"Gue abis nembak Arin. Tapi dia kayak yang langsung mikir gitu loh. Ekspresinya langsung beda. Kata lo kalo gue nembak, pasti langsung diterima." Ari cemberut, posisi duduknya di sofa melorot sambil bibirnya manyunin Karina.

"Ya kan gue kira dia suka sama lo. Orang dia baikin lo terus ga sih?"

"Iya sih. Padahal kayaknya dia tau gue deket sama banyak cewek."

"Nah itu kali. Lo kebanyakan deket sama cewek."

"Hm."

"Tapi lo beneran suka sama dia?"

"Gatau gue. Anaknya emang asik sih, tapi dia bukan..." Ari mengangkat wajahnya menatap Karina yang sedang menanti kelanjutan dari kalimatnya dengan penuh perhatian. "Engga ah."

"Bukan apa? Atau bukan siapa?"

Ari cuma cengengesan.

"Bukan si siapa tuh yang kata lo dulu."

"Iya lah dia pokoknya."

"Siapa sih Ri? Temen apa lo, ga pernah ngasih tau gue. Kan kalo gue tau gue bantu ih."

"Engga kok, gue maunya sama Arin. Lo doain ya." Ari tersenyum sedih.

Karina yang kecewa dengan tanggapan Ari hanya cemberut. Soalnya Ari kalo ngebahas cewek yang dia suka dari dulu, suka gitu mulu mukanya, jadi Karina ga tega harus maksa-maksa Ari cerita.

"Lo sendiri gimana sama Mark?"

"Biasa aja sih. Tapi dia kayaknya agak distracted gitu akhir-akhir ini. Kayak... pikiran dia kemana-mana. Ga sama gue." Kini Karina makin terlihat sedih, matanya menyayu mengingat pacarnya yang sekarang sikapnya udah beda.

"Tapi masih sayang?"

"Masih banget."

.

Arin sore itu duduk di bangku teras, sendirian sambil ngeteh. Ga lama kemudian,  Mark keluar dari rumahnya, nyebrang halaman terus duduk di bangku kosong lainnya.

"Mau dong ngeteh." Mark dateng-dateng udah cengengesan.

"Bikin sendiri aja kak." Arin tak mengalihkan pandangannya dari handphone ditangannya.

"Tamu kok disuruh bikin minum sendiri sih."

"Tamu apaan ih." Arin menengadah  menatap Mark sambil cemberut.

Yang dicemberuti hanya terkekeh, kemudian bangun dari duduknya.

"Yaudah iya bikin sendiri." Mark mengacak rambut Arin sambil berlalu ke dalam rumah Arin.

Diperlakukan begitu, jantung Arin langsung serasa habis maraton. Gadis itu menahan nafas, lalu menghelanya setelah Mark pergi.

'Duh jantung kenapa sih gabisa biasa aja?'

Beberapa menit kemudian Mark keluar sambil membawa secangkir teh hangat. Ia kembali duduk di tempatnya semula.

"Ngegame mulu." Komentarnya saat melirik layar handphone Arin yang menunjukan permainan candy crush.

"Biarin."

"Besok kemana?"

"Gatau."

"Pergi sama Ari?"

Ari? Arin jadi kepikiran Ari yang nembak dia tadi siang. Dia harus punya jawabannya besok, dan Arin masih gatau mau jawab gimana.

"Kak..."

Arin terdiam beberapa saat, mempertimbangkan apa dia harus bilang ke Mark atau engga. Gimana kalo pas bilang ke Mark, dia bakal ngebiarin Arin? Bakal ngedukung Arin pacaran sama Ari? That's going to hurt. Apalagi kalo ngebiarinnya sambil senyum ngedukung.

Tapi... Arin pengen tau banget reaksi Mark.

"Kak Ari nembak aku. Ngajak pacaran."

Mark baru saja mengangkat cangkirnya. Mendengar hal tersebut secara tiba-tiba, ia langsung menatap Arin kaku, lalu meletakan cangkirnya kembali.

Bener-bener reaksi yang Arin ga sangka-sangka.

"Terus gimana?" Tanya Mark. Suaranya sedikit tertahan.

"Engga tau, belum aku jawab."

Mark menghela nafas, kemudian menatap Arin dalam. Ditatap begitu Arin ciut, degdegan banget.

'Please please please jangan bilang aku harus pacaran sama Ari, please.'

"Kamu suka sama Ari?"

Arin hanya diam menggigit bibir bawahnya, matanya tak ingin menatap Mark sekarang.

"Iya?"

Arin menghela nafas, sepenuhnya mengabaikan smartphone yang sedari tadi masih ia lihat dengan tatapan kosong.

"Aku... sukanya sama orang lain."

Mark kelihatan makin kaget. Soalnya Mark ga pernah liat Arin deket banget sama cowok kecuali sama Ari.

"Siapa?"

"Ada. Tapi dia udah punya pacar." Arin tersenyum sedih. Berusaha menunjukan sikap ga peduli dengan menyalakan layar smartphonenya yang mati.

"Terus kamu gimana sama Ari?"

"Menurut kakak aku harus gimana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kak MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang