cuaca pagi ini sangat tidak mendukung. saat keluar rumah untuk pergi sekolah, gerimis sudah mulai turun.
ibu sudah menyuruh ku untuk membawa sweater, namun aku menolaknya.
uuh.. aku menyesal menolak suruhan ibu. demi apapun, didalam bis saat ini sangat dingin.
ku gosok-gosokan kedua telapak tangan ku, lalu kutempelkan pada pipi ku agar terasa hangat.
bis berhenti di halte berikutnya.
aku melihat dia, teman sebangku ku. Dirga, ya.
dia juga melihat ku, begitu melihat ku dia langsung duduk disamping ku.
''kamu gak pake sweater? gak dingin emang?'' tanya nya.
''lupa'' jawabku singkat.
tentu saja aku berbohong.
dia pun hanya menjawab 'oh' saja. kemudian karena dingin, aku terus menggosok-gosok kedua telapak tangan ku agar terasa hangat. ya, dari dulu Bandung memang selalu dingin. apalagi jika musim hujan seperti sekarang.
''dingin?'' tanya nya.
aku mengangguk cepat. lalu kulihat dia membuka sweaternya itu, ''nih pake.'' katanya sambil menyodorkan sweater Biru dongker itu padaku.
aku menatapnya, ''lalu kamu?'' tanya ku.
''aku udah pakai baju 2, kaos pendek sama seragam sekolah ku jadiin satu. gak dingin kok, kamu aja yang pake.'' katanya sambil tersenyum manis.
akhirnya kuterima sweaternya, lalu ku pakai. hangat, ya rasanya hangat sekali. selain hangat juga aku mencium wangi maskulin dari sweater ini, yaaa sudah pasti wanginya Dirga.
bis kami pun berhenti tepat dihalte sekolah. banyak yang turun secara dorong-dorongan karena tidak kuat dengan dinginnya didalam bus. banyak juga yang naik secara dorong-dorongan juga jarena takut telat kesekolah, atau kerja mungkin.
begitupun denganku, aku segera turun ketika bis berhenti tepat dihalte sekolah.
saat digerbang sekolah, ku lepas sweater biru dongker itu, lalu ku toleh ke belakang mencari orang yang punya sweater ini.ku lihat Dirga berjalan ber-iringan dengan Wildan dan juga Doni.
karena aku malas menunggu, ku hampiri lah dia. lalu kuberi sweater yang kupakai tadi padanya, ''makasih ya'' kata ku dengan datar.
''aku gak akan bilang sama-sama, karena aku juga ngerasa rugi.'' katanya.
Doni dan Wildan hanya menatap kami secara bergantian, juga kebingungan.
''maksud kamu?'' tanya aku.
''senyum! kalau kamu senyum, aku gak akan rugi.'' katanya sambil berkacak pinggang.
''yee, kamu mah modus aja.'' kata Doni.
''kalau aku rugi, kamu jadi punya utang sama aku.'' kata Dirga sekali lagi.
dengan malas, aku pun tersenyum kecil padanya.
lalu lekas pergi meninggalkan mereka.
''eittss'' kata dirga sambil menahan lenganku.
''apa lagi?!'' kataku ketus.
''kamu gak ikhlas ngasih senyum nya. aku ngerasa kurang puas sama senyum kamu. Doni, Wildan tutup mata kalian!'' kata Dirga.
''loh kenapa ditutup?'' tanya Wildan.
''cuma aku yang boleh lihat senyum nya Radinka, kan aku yang minjemin sweaternya!'' katanya.
oke, doni dan wildan pun menutup matanya, bahkan mereka membelakangi kami.
''cepat senyum.'' kata dirga.
KAMU SEDANG MEMBACA
confused
Teen Fictionaku benar benar tidak mau jatuh dan cinta untuk kesekian kalinya. kenapa? karena aku sudah terlalu banyak dikecewakan. tapi dirinya.. tetap saja berjuang walau aku sama sekali tidak pernah menoleh kearahnya. dia tidak goyah, dia tidak pergi, dan dia...