setelah pulang sekolah hari ini, aku, Wildan, Gani dan Doni memutuskan untuk sholat jum'at di Masjid dekat komplek sekolah kami.
''jadi kan habis ini?'' tanya Wildan.
''jadi apa?'' tanya doni.
Wildan lekas memberi tatapan tajamnya pada Doni, ''kamu mah kebiasaan pikun terus! nanti kalau mau ujian nasional kesiangan dan telat, kalau ditanya alasannya apa jawabnya lupa bu kalau ada ujian! dasar aki Doni!'' kata Wildan yang berjalan disampingku.
Gani mendengarnya pun tertawa, dan aku hanya menjitak kepala Doni saja.
''bukan telat kalau pikun mah.'' kata Doni.
''naon?'' jawab Wildan yang artinya ''apa?''.
''kalau pikun kan lupa, nanti kalau ada ujian nasional, aku gak masuk. besok nya ditanyain, kujawab lupa deh!'' jawab Doni dengan wajah yang menyebalkannya itu.
kami bertiga pun langsung tertawa mendengar pernyataannya itu.
''omongan adalah doa loh Don.'' Kata Gani disela-sela tertawaan kami.
''mau gimana lagi, itu juga lumayan bisa bikin kamu ketawa. asal jangan diaminin wae.'' jawabnya, lagi-lagi dengan wajah yang menyebalkannya itu.
''bener juga! hahaha'' kata Wildan sambil menepuk bahuku.
''kamu mah kebiasaan kalau ketawa sering mukul bahu ih!'' kata ku.
Gani dan Doni langsung memperhatikan kami, ''maklum atuh, kebiasaan dari orok mah gini, gak bisa diubah.'' jawab Wildan.
jujur saja, melihat ekspresi nya ketika menjawab pernyataanku, ekspresinya lebih menyebalkan dari wajah si Doni.
''kamu kayak bencong kalau gitu!'' celetuk ku.
''kalau aku bencong kamu apanya?!'' tanya nya.
''kalau kamu bencong, Dirga kicrikan nya. buat ngamen dijalan kan lumayan. terus aku jadi Bos nya, kalian kalau udah ngamen setor ke aku uangnya. kalo gak bayar, dua-duanya ku jadiin suami keduanya Bu Mariyam!!!'' Kata Gani.
mendengar itu, si Doni tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.
bu Mariyam? itu Ibu-Ibu kantin di sekolah kami. ia penjual Mie Ayam. ia lucu. lucu karena setiap hendak melayani selalu meminta digodai suaminya terlebih dahulu, katanya biar semangat ngelayanin nya.
''terus Doni jadi apanya?!'' tanya wildan.
''Gincu nya bu Mariyam! lumayan buat nyium kalian!'' kata Gani.
kami berempat tertawa sejadi-jadinya.
tak sadar tiba-tiba kami telah sampai dimasjid dekat komplek.
segera saja kami buru-buru karena jam ditangan sudah menunjukkan pukul jam 11.55.
.
selesai sholat jumat, kami berjalan menuju keluar komplek sambil bersenda gurau seperti yang biasanya kami lakukan.
''naik apa? mau naik bis atau angkot?'' tanya Gani.
''yang gratisan wae atuh. bis lah!'' kata Doni.
''modal atuh don, kamu pikun aja butuh modal kan.'' kata Wildan.
''modal apa? gratis kalau pikun mah, mau coba?'' balas Doni.
''modal melupakan! tinggal ngelupain, jadi deh pikun.'' jawab Wildan.
''matamu!'' kataku.
''Uy, bayangin gimana jadinya kalau si Ayu lupa sama pacarnya sendiri? bukan amnesia, tapi pikun?! gimana coba bayangin.'' Kata Gani.
KAMU SEDANG MEMBACA
confused
Teen Fictionaku benar benar tidak mau jatuh dan cinta untuk kesekian kalinya. kenapa? karena aku sudah terlalu banyak dikecewakan. tapi dirinya.. tetap saja berjuang walau aku sama sekali tidak pernah menoleh kearahnya. dia tidak goyah, dia tidak pergi, dan dia...