poor Chenle

1.6K 167 18
                                    

・・・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・・・

Chenle meminta Yiren untuk kerumahnya terlebih dahulu, ganti baju dulu nanti ketauan polisi kita di tilang. Katanya.

"Le, lu pernah bolos?" tanya Yiren di sela keheningan

"Gak pernah. Walaupun gua bisa nyogok guru tapi gua masih menghargai orang tua gua yang udah ngebayarin." balas Chenle sambil tersenyum bangga

"Serius gak pernah bolos?" tanya Yiren yang tidak percaya

"Gua tanya, gua pernah absen jemput lu gak? Kasian banget gua ojek tanpa dibayar." gumam Chenle

"Ya gak pernah sih, tapi kan bisa aja abis nganter gua langsung cabut." kata Yiren

"Suujon nih namanya, dosa entar masuk neraka jahanam entar mulutnya di colok pake besi panas." balas Chenle dengan kalimat hiperbolanya

"Amit amit jabang bayi. LU KALO NGOMONG MIKIR DULU KEK gua kan jadi takut..." balas Yiren sambil menoyor kepala Chenle dari belakang

Saat ini mereka sedang di atas motor menuju rumah Chenle, sebelumnya keadaan hening sampai Yiren ngesuujonin Chenle suasana langsung berubah rusuh.

Hampir mereka oleng ingin mencium aspal tapi Chenle dengan sigap langsung menahan motor dan Yiren sekaligus.

"YIREN LU GILA? ENTAR KALO MUKA LU NYIUM ASPAL GIMANA?" kesal Chenle sambil memberhentikan motornya di tepi jalan

Yiren yang dimarahi langsung memasang muka jutek, "Tinggal ganti muka, pake muka lu." balas Yiren sambil mengibaskan rambutnya

Chenle menghela nafas, kenapa ia bisa bertemu dengan Yiren?


Dan sampai lah mereka di rumah Chenle. Yiren dengan tidak sopannya langsung masuk kedalam rumah Chenle tanpa melepaskan sepatunya.

Yiren merebahkan tubuhnya di sofa mahal milik Chenle, Yiren lelah padahal gak ngapa ngapain.

Chenle yang melihat Yiren masih menggunakan sepatu langsung berjalan kearahnya dan membukakan sepatu Yiren dengan telaten.

"Makasih babu." kata Yiren sambil tersenyum jahil

"Sekalian ambilin gua air dingin ya babu." kata Yiren lagi

Chenle menghempaskan kaki Yiren, "Enak banget lu dedemit!" kesal Chenle, tapi ia tetap berjalan ke dapur untuk mengambil air dingin.

Yiren melihat ke sekeliling rumah Chenle, sepi, seperti biasanya. Orang tua Chenle sedang bekerja di China dan kakak kandungnya sedang bersekolah tanpa tau bolos itu apa.

Yiren menatap salah satu spot favoritnya, terdapat beberapa figura besar yang berisi foto anak dari keluarga Agustine. Semuanya terlihat sempurna tapi yang menjadi favorit Yiren adalah,

 Semuanya terlihat sempurna tapi yang menjadi favorit Yiren adalah,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sangat indah bukan?

Chenle melihat Yiren yang sedang tersenyum menatap foto kakaknya, sudah menjadi kebiasaan jika Yiren sedang berada di rumahnya.

"Nih pake. Gua kasih waktu 5 menit buat ganti baju, kalo lama gua tinggal." ancam Chenle sambil melemparkan satu setel baju Yiren dan menaruh segelas air dingin di meja.

"Ih kok baju gua ada disini?" tanya Yiren heran

"Lu sering nginep disini kalo lu lupa." balas Chenle sambil membuka kaleng cola yang sempat ia ambil dari dapur

Yiren mengangguk, ia lupa jika sering menginap disini dengan tujuan tidak jelas. Entah itu hanya meminta makanan dan berakhir ketiduran di sofa atau tiba tiba datang kerumah Chenle dengan membawa bantal dan guling lalu berkata, "Mami gaada dirumah, takut sendirian." dan berakhir Chenle mempersilahkan masuk.

Tujuan Chenle dan Yiren saat ini adalah ke Dufan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tujuan Chenle dan Yiren saat ini adalah ke Dufan. Entah ide darimana tapi Yiren melihat ada promo di Dufan, Yiren merengek meminta kesana tapi ditolak mentah mentah sama Chenle dengan alasan.

"Entar kalo lu muntah muntah gua males ngebantuin."

Tapi setelah melewati satu jam yang diisi rengekan Yiren, akhirnya Chenle menyetujui.

"Pokoknya wahana pertama yang harus kita coba rollercoaster." kekeuh Yiren

"Lu ngomong itu udah lebih dari sepuluh kali." kata Chenle jengah

"Bodo amat, pokoknya harus naik rollercoaster duluan."

Chenle hanya diam enggan menjawab, ia lebih memilih menggenggam tangan Yiren supaya mereka tidak terpisah.

Sampailah di wahana yang dinanti oleh Yiren, rollercoaster.

"Sumpah Ren kalo lu muntah muntah mending gua balik." gumam Chenle sambil menatap Yiren

"Gua gak se alay itu ya! Liat aja gua naik rollercoaster sampe tiga kali!" tantang Yiren

Chenle memijit keningnya, sesungguhnya Chenle takut naik rollercoaster tapi ia menerapkan kata kata, takut tapi tetap percaya diri.

"Silahkan duduk mba." pinta mba penjaganya

Yiren menarik Chenle untuk menempati paling depan, "Ren, mending di tengah. Kalo kita kepental gimana?" tanya Yiren sambil menahan tangan Yiren

Yiren melepaskan genggaman tangan Chenle, "Yaudah sana lu di tengah, gua mau didepan." kata Yiren sambil duduk dan tidak lupa memakai sabuk pengaman

Chenle menghela nafas panjang, mau tidak mau Chenle tetap duduk di samping Yiren karena takut Yiren-nya diambil orang lain.

Setelah siap dengan sabuk pengaman, hitungan aba aba perlahan di teriakan tanda rollercoaster akan berjalan.

"SATU!"

"DUA!"

"TIGA!"

Chenle memejamkan matanya dan melantunkan doa doa di dalam hati. Berbeda dengan Yiren yang berteriak senang sambil menyingkirkan rambut yang masuk ke mulut.

Yiren melihat kearah Chenle yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara, sedangkan Yiren sudah terbatuk batuk karena suaranya habis.

Muka Chenle memerah seperti menahan sesuatu, Chenle menarik nafas dan mengeluarkannya dengan kasar.

"Le, lu gapapa?" tanya Yiren

Chenle menggeleng tanda bahwa dia baik baik saja. Yiren tidak memperdulikan itu, ia tetap berteriak kencang karena rollercoaster yang dinaikinya akan terjun bebas kebawah.

Poor Chenle.


*/

Ragu :: Yiren [1] ✓ (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang