Seseorang Yang Dahulunya Tidak Bernama

86 4 2
                                    


Ada ketikanya aku berbaring menghadap siling putih, berfikir samada kamu masih di sana atau pun tidak. Merindui bait-bait kata indah yang kamu tulis sehingga membuatkan mata yang membaca terus menyimpanmu di dalam hati. Aku rindu saat aksaramu menulis perinci hidupku yang aku sendiri tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan rasa sakit dengan begitu indah. Diri, kembalilah kepadaku. Aku rindu meminjam perkataan dari lidahmu yang begitu lancar meludahkan pahit dari bit-bit binari yang kau tekan dengan sepuluh jari.

* Untuk Pembaca Canopus dan masih menyimpan buku ini di dalam Library anda. Terima kasih. InsyaAllah cerita ini akan ada sambungannya tidak lama lagi! ❤️ tunggu 😁

Memutar Waktu Mencari CanopusWhere stories live. Discover now