Happy reading😚
“Nay, duduk dong masa berdiri terus?” kekeh seorang pemuda yang usianya 5 tahun lebih diatas Nayla.
“Ehm, kak aku gak bisa lama lama. Bentar lagi aku mau berangkat.” Jawab Nayla gugup.
“Iya duduk aja dulu sebentar, sini.” Ucapnya dengan senyum sambil menggeser untuk memeberi posiai duduk Nayla
“Tapi kak, aku gak bisa, kita udah sama sama dewasa. Dan kita pun bukan mahram, maaf.” Cicit Nayla sambil menunduk dan memainkan ujung kerudunya.
Pemuda itu pun tersenyum. “Iya yaudah aku ngerti sama prinsip kamu. Dan makasih juga karena kamu aku sadar bahwa antara wanita dan laki laki dewasa tidak boleh berduaan apalagi berdekatan. Benarkan seperti itu?” tanya pemuda itu
Nayla pun mengangguk sambil tersenyum, “Iya kak.” Jawab Nayla malu tanpa melihat ke arah pemuda itu.
“Aku makin sayang kamu Nay.” Ucap pemuda itu
Nayla pun mendongak kaget, seraya tersenyum dan menunduk kembali
*flashbak off
🌹🌹🌹🌹
Lagi lagi, Nayla mengingat itu. Pertemuan berdua pertama dan terakhir baginya dan pemuda itu. Ini sudah 3 tahun, tapi bayang bayang pemuda itu masih tetap ada. Nayla sendiri pun bingung, mengapa dia seperti ini. Mencintai pemuda yang dulu pernah menyakitinya.
Dia pun tidak tau mengapa sebegitu yakinnya bahwa pemuda itu adalah jodoh yang ditulis tuhan untuknya.
Entah, Nayla tidak tau....Kala itu Nayla masih duduk di bangku kelas 1 SMA, aneh memang gadis SMA menyukai bahkan mencintai laki laki yang usianya jauh diatasnya.
Tapi, itulah cinta. Sejak pertemuan pertama Nayla sudah dibuat jatimuh hati. Dan tidak disangka oleh Nayla beberapa hari kemudian mereka mengenal, bahkan menjadi sangat dekat. Hingga kejadian itu terjadi, kejadian yang membuat nayla tidak mudah percaya akan cinta.
Tanpa disadari setetes cairan beninng itupun jatuh di pipinya, cepat cepat Nayla menghapusnya dan menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.
Memang, jika kenangan yang menyangkut pemuda itu dia selalu rapuh, menangis dan bersedih. Nayla pun tidak menginginlan ini, tapi entahlah hati dan pikirannya rasanya sudah terpaut dengan dia.
“Ya Alloh, hamba mohon jika memang dia jodohku, dekatkanlah dan permudah jalanku untuk bersama nya dalam hubungan yang halal. Namun jika tidak, tolong bantu hilangkan rasa ini untuknya, selamanya. Dan gantikan jodohku dengan yang lain, dan mampu membimbingku menuju ke jannah-Mu.” Ucap Nayla sembari menahan isakannya..
Itu doa yang selalu Nayla panjatkan dikala selesai melaksanakan sholat.
Malam ini, nayla baru saja menyelesaikan sholat malamnya, dan setelah itu dia langsung teringat dengan kejadian itu. Setelah puas menangis dan berdoa, dia langsung memutuskan untuk tidur. Karena besok ada jadwal kuliah pagi pukul 10.00
🌹🌹🌹🌹
Keesokan paginya pukul 09.00, Nayla sudah siap dengan celana paanjang dan atasan sepanjang lutut dibalut dengan pashmina berwarna peach. Dia sedang mematut dirinya di depan kaca, untuk memastikan penampilannya.Dengan bedak tipis dan liptint yang menghiasi wajahnya, membuat dia terlihat fresh dan cantik. Memang, Nayla tidak biasa terlalu ribet berdandan jika akan kuliah. Walaupun dengan itu, tetap saja dia terlihat manis dan banyak yang suka. Tentunya dengan sikap nya yang ramah.
Setelah yakin dengan penampilannya, dia pun langsung turun menuju ke ruang makan.
“Assalamualaikum Mama, selamat pagi,” sapanya kepada sang ibu seraya memeluk ibunya dari belakang, yang sedang mencuci piring di wastafel.
“Waalaikumsalam sayang, pagi juga,” jawab Aminah ibunya
“Itu sarapannya ada di lemari ya, tadi di sisain sama Mama,” lanjut nya“Iya mama, makasih,” ucap Nayla sembari mencium pipi ibunya
“Ayah udah berangkat ya ma?” tanyanya sambil duduk di kursi meja makan.“Iya, katanya ada rapat sama orang tua murid, sekalian nganterin adekmu juga.”
“Oh gitu.” Jawabnya sambil menganggukan kepala
Ya memang, Nayla mempunyai adik perempua yang duduk di bangku kelas 3 SMP. Namanya Nadila Lussiana Azzahra.
“Iya, cepetan beresin sarapannya.” Perintah sang ibu
“Iya ma.”
Beberapa menit kemudian dia sudah beres sarapan dan membersihkan piring kototr bekasnya makan tadi.
Diapun menghampiri ibunya yang sedang menonton tv di ruang keluarga untuk berpamitan.
“Ma, Nayla berangkat kuliah dulu ya. Assalamualaikum.” Pamitnya
“Iya nak, waalaikumsalam hati hati bawa motornya,” ingat ibunya“Siap ma,” jawabnya sembari melengos pergi
Setelah dia mengeluarkan motor matic kesayangannua dari garasi, diapun langsung tancap gas menjalankan motornya menuju kampus.
🌹🌹🌹🌹
Bersambung....
Jangan lupa vote dan comment
Ikuti terus ceritanya, nantikan chapter selanjutnya😚
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLA
General Fiction"Tiga tahun, namun masih sama. Hatiku masih untukmu. Cintaku masih kamu. Di sepertiga malamku, aku hanya bisa berdoa kepada. Alloh, semoga Dia memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu lagi dan menjalin hubungan yang halal." -Nayla Arida Perma...