2.

18 7 0
                                    

Happy reading😚
Jangan lupa vote dan comment

🐸🐸🐸🐸

"Kita akhiri pertemuan kita hari ini, terimakasih." ucap seorang dosen seraya keluar dari kelas.

"Nay, anterin gue ke mall yuk," ucap Vidya saat dosennya sudah keluar

"Hmm, gimana ya,"

"Ayo dong nay, plis plis plis,"

"Tapi aku bawa motor Vidya,"

"Itu gampang, tinggal nyuruh supirku buat anterin motor kamu ke rumah,"

"Yaudah ayo, tapi nanti anterin pulang ya,"

"Iya iya bawel, sekalian juga kita makan siang, entar gue traktir,"

Nayla pun hanya menyengir, "nah gitu dong,"

🐸🐸🐸🐸

Saat mereka berdua sedang berjalan menuju parkiran, seorang laki laki dengan wajah tampan menghampiri mereka.

"Hai Nay, Hai Vidya," sapanya

"Hai kak," jawab mereka serempak

"Nay, kita makan siang bersama yu. Sekalian aja ajak teman kamu." Ajaknya kepada Nayla

"Emmh, kak maaf aku gak bisa habis ini kita mau ke mall, maaf ya kak," sesal Nayla

"Tuh Kak Andri denger kan? Kita mau ke mall jadi kita ga bisa makan siang bareng kakak," ucap Vidya agak sebal

"Oh gitu ya, yaudah deh gapapa. Kapan kapan aja." jawab nya sedikit kecewa

"Iya kak maaf ya,"

Dia Andri, kakak tingkat Nayla yang sejak pertama kali Nayla masuk kuliah sudah menyukai Nayla. Bahkan terang terangan mengejar Nayla.

Dia selalu mencari kesempatan agar bisa berdua dengan Nayla, walaupun hanya sekedar makan siang. Bukannya Nayla tidak menyukai Andri, dia menyukai Andri, tapi hanya sebatas kagum karena bakat yang dimiliki Andri, apalagi ketampanannya banyak gadis gadis di kampusnya mengidolakan seorang Andri.

Tapi Nayla tidak bisa membohongi hatinya, untuk siapa dan dimana hatinya sampai saat ini berlabuh.

Untuk dia...

🐸🐸🐸🐸

Setelah sampai di mall, Nayla hanya menemani Vidya shopping, berkeliling dan membeli ini itu. Ya memang Vidya memang suka shopping. Tapi masih dibatasi karena Nayla suka menegurnya seperti ini.

"Vidya, kamu beli apa yang kamu butuhkan saja. Jangan terlalu menghambur hamburkan uang, itu terlalu boros. Seperti keterangan dalam Al Quran.
Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan (QS. Al Isro’ [17]: 26-27)."

Jika sudah seperti itu, Vidya hanya bisa menurut kata kata temannya itu.

Sekarang mereka sedang berada di salahsatu restoran di mall itu, menunggu makan siang mereka. Sebenarnya ini makan siang yang terlewat, karena sesampainya tadi di mall mereka langsung berkeliling untuk mendapatkan barang yang diinginkan Vidya.

"Nay," vidya membuka pembicaraan karena daritadi mereka hanya fokus memainkan handphone.

"Iya," jawabnya seraya mendongak

"Apa lo gak tertarik apa sama Kak Andri, jelas jelas dia itu ngejar lo mulu." tanyanya penasaran

"Vidya, aku memang kagum sama dia tapi hanya sekedar kagum ga lebih, karena dia hebat dia memiliki banyak bakat, untuk lebih dari itu rasanya tidak. Kamu tau aku kan vidya,"

"Iya sih ngerti yang susah move on, eh tapi ya lumayan tau ga sih nay, siapa tau kalo udah jalan sama Kak Andri lo bisa move on tuh dari cinta pertama lo itu, ya gak nay?" tanyanya antusias

Tapi tidak ada jawaban dari Nayla.

Karena daritadi fokusnya hanya pada satu titik di belakang Vidya.
Hatinya bergemuruh tidak karuan, kerinduan nya sedikit terobati setelah melihat itu. Matanya memanas dan air mengenang di pelupuk matanya

Apakah itu dia?

Apakah dia kembali lagi?

Apa benar itu dia?

Tapi, siapa perempuan itu?

Itu pertanyaan yang ada di pikiran Nayla daritadi.

Dia

Orang yang membuat hati Nayla selama 3 tahun ini terkunci dan tidak terbuka untuk siapapun.

Dia

Orang yang tak pernah lepas dari setiap kata doa yang Nayla ucapkan.

Dia

Orang yang menyakiti Nayla, tapi Nayla mencintai nya.

Dia kembali...

Merasa ada yang memperhatikan orang itupun menengok ke arah Nayla.

Dan duaaarr

Rasanya hati Nayla membuncah

Benar

Dia kembali

Tak sadar Nayla berucap dengan air mata yang sudah jatuh di pipi mulusnya

"Kak Farhan,"

🐸🐸🐸🐸

Bersambung...

Nah loh, gimana kelanjutannya ya setelah pertemuan tidak disengaja ini.

NAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang