Makasih

738 158 7
                                    

Guanlin membuka mata perlahan terus ngelirik jam yang nunjukkin ke angka tiga. Pandangannya dari jam beralih ke Arina yang masih tidur.

Rambut Arina yang menutupi wajah disematkan ke belakang telinga sama Guanlin lalu dibisikkin, "Bangun, sholat tahajud yuk."

Tidak ada respon dari Arina, tapi begitu Guanlin beranjak dari tempat tidur, tangan Arina menggapai Guanlin. "Tarik," ucap Arina dengan nada parau sambil mengulurkan tangannya.

Sehabis sholat tahajud, dilanjutkan baca Al-Quran dan sholat subuh. Sederhana, tapi memiliki dampak yang besar untuk kebahagiaan.

Arina pergi ke dapur, buat masak rendang sama iga penyet...dalam bentuk mie instant.

Selagi nyiapin bumbu, Guanlin meluk Arina dari belakang. Sesuai sama apa yang Arina mau, walaupun sebentar tapi kerasanya sampe nanti sore.

"Maaf ya, gabisa masak akutu." -Arina
"Gapapa, yang penting bisa buat aku seneng." -Guanlin
"Geli gitu bahasanya:("

Jarang-jarang sarapan pake mie:'

Sehabis makan dan santai sebentar, Guanlin mandi duluan lalu dilanjut Arina. Satu jam setengah, barulah Arina keluar dari kamar mandi. Mungkin waktu mandi, keramasnya tujuh kali.

Gorden di dalam kamar yang tadinya dibuka, Guanlin tutup rapat sampe kamarnya gelap-gelapan. Lampu juga sengaja dimatiin.

Guanlin tiduran diatas kasur bareng sama laptop, "Sini Rin."

Acara nonton berdua yang sederhana ini memang udah jadi cita-citanya Arina. Dengan hal kecil kaya gini, bakal sulit terlupakan. Misalnya, nanti kalau Guanlin udah mulai ngelola perusahaan terus lagi kerja sama komputer, Guanlin bakal keinget pernah nonton bareng Arina di laptop, dempetan.

"Gwan," -Arina
"Hmm?"
"Makasih."

Samawa » Lai Guanlin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang