Sinta terburu buru karna ia harus secepatnya pergi ke ruang osis untuk menghadiri rapat. Sinta akhirnya berlari melewati semua orang yang ada di koridor.
Bruk
Sinta terjatuh sehingga jidatnya membentur lantai sehingga memar. Sinta ingin sekali melayangkan pisau kepada orang yang sudah melakukannya.
Ada suara tertawa dan sinta pun melihat siapa yang telah melakukan itu,dan orang itu adalah Monica teman satu angkatannya itu. Sinta ingin sekali melayangkan pisau itu tapi ia tertahan karna ia tau ini adalah sekolah. Sinta ingin berdiri tapi tidak bisa sepertinya kakinya terkilir.
"Aduh duh kacihan, mana farelnya gak ada ya". Monica pun berjongkok di depan sinta. Lalu memandang sinta dengan penuh kebencian.
Plak
Sakit, panas, pedih. Tapi tak seberapa dengan yang di berikan ayahnya Dulu. Sinta ingin menangis karna tamparan itu mengingatkan dirinya pada sosok ayah yang selalu menyakitinya.
Monica memegang rahang sinta dengan kasar. "Gua selalu berjuang buat ngedapetin hati farel tapi kenapa farel selalu deket sama lu. Dasar perempuan murahan gak punya harga diri".
Lalu ada sebuah ember yang berisi air dan air itu mengenai sinta. Sinta hanya diam tidak melakukan apa apa. Tapi kedua tangan sinta menggepal penuh sampai urat urat tangannya terlihat.
Monica hendak menampar sinta tapi tangannya di tahan oleh seseorang. Monica sangat terkejut karna orang itu adalah farel.
Farel dengan tatapan dinginnya. Farel melihat sinta yang masih duduk di tempatnya.
Dengan baju sinta yang basah. Ada luka di jidatnya dan pipi sinta pun merah karna tamparan tadi. Farel ingin menampar monica tapi farel tau melukai wanita sama saja dengan pecundang." jangan sakitin orang yang gua sayang". Farel berbicara dengan penuh tekanan setiap katanya.
Apa tadi farel bilang "orang yang dia sayang?". Monica mencengkam ujung roknya, ia hanya menundukan kepalanya. Rasanya sakit ketika kita mencintai orang yang jelas jelas dia mencintai yang lain.
Farel berjongkok didepan sinta. "Sinta". Tidak ada kata dingin yang keluar dari mulut farel. Lalu farel mengalungkan tangan sinta ke pundaknya lalu farel menggendong sinta.
Farel pun menggendong sinta menuju UKS beberapa pasang mata yang ada di sana melihat dengan tatapan iri. Bagaimana bisa seorang sinta yang tidak semua murid mengenalinya dapat menarik perhatian farel si kutub es yang tak mudah tersentuh.
Setelah sampai di UKS farel mendudukan sinta di atas ranjang, lalu farel mengambil kotak P3K. Sinta masih terdiam karna sikap farel yang berubah menjadi hangat.
Farel menarik kursi yang tersedia di ruangan itu lalu mendekatkan dirinya pada sinta. Melihat sinta yang diam farel mengusap pipi sinta dengan lembut.
Sinta pun memandang mata hazel farel lalu ia menangis karna mata itu mengingatkan sosok seorang laki laki yang sejak lama menghilang entah kemana.
Farel terkejut karna baru sekarang ia melihat sinta menangis, menurutanya sinta adalah perempuan yang ceria mudah tersenyum.
"Sin, kenapa nangis?". Farel pun mengusap air mata yang ada di pipi sinta. Sinta hanya menggelengkan kepalanya.
Farel mengambil obat merah dan plester agar menutupi bagian luka yang ada di jidat sinta.
Farel pun mengobati luka luka sinta lalu tersenyum sangat tipis sampai sinta tidak menyadari.
Sinta pun mengangkat kakinya "Rel, kaki gua sakit banget". Farel pun melihat kaki sinta dan memijatnya dengan perlahan. Karna sudah merasa baikan sinta tersenyum kepada farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath GirlFriend
Teen FictionSinta Ardeila Bale adalah seorang gadis kelas 12 SMA, gadis tomboy, humoris, cerdas bahkan genius. Tapi sebenarnya dia adalah seorang psikopat yang kejam tidak mempunyai perasaan. Farel Hendrik Dewantara adalah seorang laki-laki dingin, datar, raha...