Chapter I : The Actor

15.6K 275 4
                                    

Gio baru saja bangun di pagi itu. Pikirannya masih kacau balau. Sekitar dua gelas wine ia habiskan seingatnya ketika masih di bar waktu itu. Anehnya di pagi itu, ia sudah berada di kasur yang empuk. Siapa yang membawaku kesini? Pikirnya.

Seorang wanita setengah telanjang dengan balutan selimut tertidur pulas disampingnya. Gio kaget ketika melihat gadis secantik itu disampingnya. Gio melihat ke sekelilingnya dan ya, dia dalam keadaan telanjang juga. "Ah Sial! Lagi?"

Bagi seorang aktor seperti Gio, kejadian tadi adalah hal biasa ia lakukan sehabis shooting. Berfoya - foya dan menghabiskan uangnya. Gaya hidup yang sangat sulit terpisah dari dirinya.

Gio lalu memakai pakaiannya dan buru - buru keluar dari kamar itu tanpa mengucapkan selamat tinggal kepada wanita itu.

Saat ia melangkah keluar dari hotel itu. Seseorang telah menunggunya dengan membawa tas kecil tepat di samping mobil limo hitam. " Ya ampun Gio, sampai kapan sih mau kaya gini? "

"Sorry Tom, Aku benar - benar mabuk semalam. Kau tau kan aku uda serig kaya gini. " Jelas Gio sambil merapikan rambutnya.

"Kau tau kan shooting 30 menit lagi?" Tom adalah manager Gio. Dialah yang mengatur segala keperluan Gio mulai dari A sampai Z. Bisa dibilang hampir seperti babu dibanding manager tapi jelasnya Tom sangat galak dan terkadang Gio harus mengalah dan menuruti note list yang diatur oleh Tom.

"Iya iya. Aku tahu! Ayo cepat langsung ke lokasi shooting saja!" Gio melewati Tom yang masih cemberut dan segera masuk ke mobil.

***

Gate Studio adalah sebuah rumah produksi yang gemar mengeluarkan film - film terbaik. Bagi Gio, memulai hari pertama shooting di studio itu adalah hal yang biasa tapi bagi Tom itu adalah ladang emas.

Gio melangkah melewati hiruk pikuk orang - orang yang tengah sibuk dengan urusannya masing - masing. Pandangan Gio lurus kedepan diikuti Tom yang gak berhenti mengagumi studio terkeren itu. Ketika memasuki sebuah pintu kecil, mereka terpaku pada set shooting lengkap. Seorang sutradara tengah duduk dan berbincang - bincang dengan seseorang disana.

Tom mendekati sang sutradara dan segera memperlihatkan Gio yang sedang berdiri dibelakangnya. Sutradara itu memperhatikan Gio cukup lama. Dandanan Gio saat itu cukup biasa. Baju kaos lengan pendek biru dan celana pendek hitam. Rambutnya masih acak - acakan meski tadi Ia sudah mencoba merapikannya. Bagi seorang sutradara, Gio terbilang cukup tampan untuk ukuran sebuah film yang akan dibuatnya. Mata biru Gio membuat siapapun terpana.

Tak lama kemudian terlihat perbincangan panjang antara Tom dan Sutradara sembari Gio tengah sibuk bermain dengan handphonenya dari kejauhan. Sang sutradara sekali kali memperhatikan Gio lalu ketika melihat Tom, ia menggeleng - gelengkan kepalanya. Raut wajah Tom seketika berubah sedih. Ia nampak berusaha memohon tapi sang sutradara tetap menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tom lalu berjabat tangan dengan sang sutradara dan segera menghampiri Gio. Ia menarik tangan Gio dan keluar dari ruangan itu.

"Hei? Apa yang terjadi?" Tanya Gio sambil melepaskan tangan Tom.

"Shootingnya batal. Peranmu digantikan oleh aktor lain!" Ekspresi Tom datar. Ia seperti kehilangan ladang emas yang akan digarapnya.

"Hah?! Yang benar saja?!" Bentak Gio.

"Ini salahmu Gi! Kau tidak cukup meyakinkan!" Tom balas membentak.

Baru kali ini Gio melihat Tom begitu emosi. Ia gak bisa mengatakan apa - apa ketika melihat managernya marah besar. Bagai mundur kebelakang, Gio mengingat semua kejadian ketika mereka menerima tawaran shooting di Gate Studio. Dan benar, Gio memang seolah acuh tak acuh kemarin.

"Jadi apa? Sudah sadar akan kesalahan yang kau buat?"

Gio membisu dan melewati Tom. Ia mempercepat langkahnya dan keluar dari Gate Studio. Meninggalkan Tom sendirian.

***

Siang itu, Gio telah berada di Apartmentnya. Ia merapikan beberapa pakaiannya dan memasukkannya dalam koper. Ia lalu mematikan ponselnya (Jaga - jaga jika Tom si cerewet memarahinya lagi). Dituliskannya sesuatu di sepotong kertas;

'Well, Maaf Tom sepertinya aku butuh liburan. Pekerjaan ini membuatku tidak bisa berpikir jernih'

By Gio Steve

Ia melipatnya dan menitipkan pesan itu kepada resepsionis apartment yang ia tempati.

Berbekal koper kecil hitam dengan setelan jacket dan kacamata hitam. Gio berangkat meninggalkan apartmentnya dan berniat mengunjungi sebuah desa dimana ia pernah dilahirkan. Rasanya aku butuh suasana yang tenang.

Gio lalu melaju menggunakan mobil yang biasa pakai dan memasuki sebuah lingkungan baru.

Perjalanan itu memakan waktu 6 jam itu sampai ke desa. Gio sudah mempersiapkan segalanya. Ketika sedang dalam perjalanan. Ia berhenti di pinggir jalan. Terlihat sebuah mobil lain menutupi jalan itu. Jalan itu memang sempit jadi hanya muat satu mobil saja untuk lewat. Gio lalu keluar dari mobil dan menghampiri mobil lain didepannya.

"Mobilku mogok. Sudah sejam aku disini. " terdengar suara dari balik mobil itu. Seorang pria tinggi tampan separuh baya muncul dari balik mobil mogok itu. Ia terlihat sedih.

"Memang mau kemana pak?" Kata Gio

" Ke desa Semanggi."

"Eh kebetulan aku juga akan kesana. Gimana kalau aku coba perbaiki mobil bapak?"

Pria itu tertawa kecil. "Yakin? Aku sudah memperbaikinya beberapa kali tapi tidak berhasil, tapi kalau mau mencoba. Silahkan. " Pria itu lalu mempersilahkan Gio memeriksa mesin mobilnya.

Gio tengah asik melihat - lihat mesin mobil itu. Ia melihat sepertinya mobil ini sengaja dibuat seperti ini. Gio yang was was lalu memanggil pria tadi. Namun ketika ia berbalik sebuah benda keras mendarat di kepalanya. Seketika Gio rebah dan tak sadarkan diri.

***

Tempat itu begitu gelap. Gio tersadar. Kepalanya masih pusing akibat hantaman tadi. Ia lalu melihat sekeliling.

Tiba - tiba lampu menyala. Terlihat sosok pria muncuk dari balik pintu. Gio baru sadar ia telah dalam telanjang dan diikat di sebuah kursi. Ia melihat sekeliling sekali lagi. Gio berada di dalam sebuah kandang yang dikelilingi jerami yang menumpuk. Ia lalu memfokuskan pandangannya pada pria paruh baya di depannya. " Dimana aku? Kenapa kau melakukan ini padaku?"

Pria itu tersenyum kecil. "Selamat datang di The Farm Gio Steve. Tempat dimana kamu akan menjadikanku kaya raya. "

To be continued

Hello guys! Ini cerita baru. Kuharap kalian suka. Akan update sampai tamat. Keep Vote and Comment guys. Newbie here! See you soon! -

THE FARMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang