Chapter IV: Purpose

10.8K 321 17
                                    

BUKKKK.....!

Sebuah pukulan dari pria tinggi besar itu mendarat di pipi kiri Albi. Albi terlempar beberapa senti dan wajahnya mencium lantai cukup keras. "Sial!" Kata Albi menahan sakit.

"Kita sudah sepakat untuk tidak mencicipinya sebelum ada perintah bodoh!" Tegas Daren si pria tinggi besar.

"I-iya maaf! Kau tau kan aku gak bisa tahan dengan pria seperti dia." Albi berusaha membela diri.

Darren kembali mendekati Albi dan mencengkram lehernya. "Kalau kau seperti ini terus, tujuan kita bisa gagal bodoh!"

"LEPASKAN BANGSAT!" Teriak Albi sambil tersedak - sedak.

"Hei hei.... apa yang terjadi disini?" Seseorang muncul dari balik pintu. Pria paruh baya. Orang yang telah menculik Gio. Pria itu lalu melangkah pelan dan melarai perseteruan Daren dan Albi. "Sudah cukup! Albi pakai bajumu dan Daren bawa si Gio dan letakkan dia dikursi disamping pria baru itu!" Perintah Pria itu. Sepertinya ia adalah pemimpin dari para penculik itu.

Riko yang ketakutan mengamati Gio yang tak berdaya, ia diikat dikursi sama seperti dirinya. Tubuhnya juga telanjang. Tampak dada bidang mengkilap seperti telah disirami minyak. Tatapan Gio kosong. Tak sepatah kata pun ia ucapkan. Riko sekilas mengingat kejadian kemarin dan menyimpulkan jika pria yang dimasukkan di bagasi mobil adalah pria yang diikat tepat disamping kanannya.

Si pria paruh baya, Daren, dan Albi telah meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Riko dan Gio dalam keadaan terikat di kursi. Mereka pun memasuki ruangan lain dimana hanya ada meja bundar dan empat kursi didalamnya. Mereka duduk bercengkrama dan membahas apa yang akan mereka lakukan.

"Dimana kau menemukan orang baru itu Albi?" Tanya si pria paruh baya.

"Aku melihatnya di hutan samping tempat ini. Aku pikir dia sedang mengikutimu membawa Gio ke gubuk dan-. " Jelas Albi.

"Dan karena ke-sangean kau langsung menumpahkan pejuhnya?" Daren memotong omongan Albi sambil tersenyum mengejek.

"Daren!" Pria paruh baya itu menatap Daren dengan tajam. Sebuah tatapan yang berarti diam.

"Hehehe maaf."

"Lanjutkan Albi!" Si pria paruh baya tampaknya penasaran dengan pria baru bernama Riko itu.

"Dan ya kau tau kami melakukan hubungan itu. Dia memiliki kontol yang nikmat. Dia menyodokku sampe aku berada dipuncak kenikmatan. "

"Menarik." Pria paruh baya itu tersenyum.

"Dia adalah seorang ayah. Dia sudah punya anak dan istri. " Tambah Albi.

Pria paruh baya itu diam sejenak dan memandangi Daren dan Albi bergantian. "Aku rasa kita menemukan dua bibit unggul hari ini. Jadi, besok mulailah melakukan Farming."

"Wah aku tak menyangka akan secepat itu." Daren kelihatan bersemangat.

"Hahaha... sepertinya ada yang tidak sabar menikmati kontol dua orang baru itu." Albi menatap Daren dengan tatapan mesum.

Daren membalas senyum Albi dan melompatinya. "Beraninya kau mengejekku." Daren mulai mengagahi Albi. Disobeknya bajunya dan mencium bibir Albi dengan penuh nafsu.

"Astaga. Kau melakukannya tanpa mengajakku?" Si pria paruh baya berdiri dan melepas pakaiannya. Ia lalu naik diatas meja dan membaringkan tubuhnya. Ia seakan tau kalau ia akan dilayani oleh kedua anak buahnya yang sangat liar itu.

Tanpa peringatan lebih lanjut. Albi dan Daren yang tadinya berciuman kemudian saling menatap dan melirik kontol si pria paruh baya yang sedang berdiri. Mereka lalu dengan liarnya naik keatas meja dan mencicipi kontol si pria paruh baya yang sedang berbaring.

Albi menjilat setiap inci kontol si pria paruh baya dan beberapa kali melahapnya sampai memenuhi kerongkongannya, Albi melakukannya seperti orang yang sedang kelaparan. Sedangkan Daren sedang asik menjilati buah zakar si pria paruh baya.

"Ahhh ohhh.... ohhh... ahhh kalian berdua jago banget ngisapnya. Ohhhhh terus terus sayang." Pria itu berada dipuncak nafsu yang tak terbendung. Tangan kanannya sekali kali menahan kepala Albi yang mengulum kontolnya. Menahannya masuk lebih dalam. tangan kirinya meremas kepala Daren yang tengah asik dibagian buah zakarnya.

Daren lalu bangkit dan langsung melahap dada si pria. Dijilatinya secara perlahan sambil tangannya terus meremas dada bagian kanannya. Albi yang tak tahan melihat adegan itu pun ikut berdiri dan dengan cepat kontol si pria itu telah ditelan oleh bool Albi yang sempit. Albi bergoyang - goyang seperti orang yang sedang berkuda.

"Ohhhhhh Albi.... ahhhh ohhhh apa yang kau lakukan pada kontolku.... ahhh enak sekali albi. Terus tunggangi terusss......" seru si pria kegirangan.

Albi hanya tersenyum mesum sambil menikmati kontol yang memenuhi anusnya. "Yeah.... kau sukaaa... yeahhh enak banget kontol lu...."

Daren tidak tinggal diam. Ia lalu menuju ke belakang Albi. Ia mengangkat kaki si pria paruh baya perlahan dan mengintip boolnya yang masih sempit. Daren meludahi kontol yang besar dan panjang kira - kira 18 cm. Perlahan ia menusuk bool si pria paruh baya.

"Arrgghhh Darennn...... sakittttt......." teriak si pria paruh baya.

Albi yang masih menunggangi si pria paruh baya tertawa kecil. Ia semakin mempercepat goyangannya. Tak hayal si pria paruh baya yang tadinya merasa kesakitan akhirnya merasakan kenikmatan ganda. Goyangan Albi dan sodokan Daren dari bawah membawanya ke puncak kenikmatan.

Suara erangan mereka terus mengiang memenuhi ruangan. Tidak ada yang diam. Mereka bertiga telah menikmati permainan threesome itu.

Pada akhirnya si pria paruh baya tidak dapat menahan pejunya.
"Ah aku mau keluarrr... ahhhh..... daren percepat sodokanmu... albi siap siap menerima pejuhku... ahhhhhh... "

"Aku juga mau keluar.... bool enak banget tuan. Ahhhhh ahh ohhh..." Daren klimaks dan menumpahkan pejuhnya di dalam anus si pria paruh baya.

"Ohhh sial semburan pejuhmu enak banget didalam.... Albi pun tak tahan pejuhnya ikut keluar tanpa perintah dan membasahi dada bidang si pria paruh baya. Albi merebahkan diri di dada si pria paruh baya sedangkan Daren menyandarkan kepalanya di samping si pria paruh baya.

"Nikmat banget malam ini anak anak. Jangan beranjak dulu. Kalian harus menungguku tegang lagi." Kata si pria paruh baya.

"Wah mau ronde dua tuan?" Senyum daren.

"Tentu saja. Tapi kita tidak bertiga. Kita akan melakukannya dengan dua pria straight disana. " Goda Albi.

Mereka bertiga tersenyum mesum. Mereka menunggu kontol mereka menegang kembali dan menuju ke ruangan dimana Gio dan Riko disekap.

Bersambung dulu....

Hehehhe... vote and comment please! 😆😆😆

THE FARMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang