Ozhan | Berharga

79 35 18
                                    

Sama-sama berharga, bukan segalanya. Tanpa kepedulian atau apapun, hanya menjadi figur semata.

•Gaozhan Itzak Zaccheo•

°°°

Kelopak sayu itu mengerjap pelan, buram yang mendominasi menguasai penglihatan nya. Gadis itu terduduk lalu meringis merasakan kepalanya yang berkunang.

Ia terdiam sebentar mengumpulkan semua nyawanya, ia seperti ditempat asing. Tetapi sangat ia kenali. Kau tau pasti gadis bodoh ini lupa ia sedang berada dimana?

"Cepat mandi, gue mau pergi!" ucap seseorang dengan tegas. Gadis bernama Madu itu terkesiap, jam berapa sekarang?

Oke sip! kesiangan. Sekarang sudah pukul 09.00.

"Kak, mau kemana?" tanya Madu setengah berlari menyusul Gaozhan yang sudah keluar kamar nya.

Gaozhan membalikkan badan dan menatap datar gadis didepannya, "Gue ada urusan,"

"Kemana?" tanya Madu lagi.

"Urusan!" tegas Gaozhan sambil kembali berjalan.

Madu menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Tapi, kemana?"

Gaozhan berhenti lalu merubah raut wajahnya mengeras, Madu yang melihat perubahan wajah Gaozhan dengan cepat menunduk, Ia takut jika melihat Gaozhan marah, "Maaf.. "

Gaozhan menghela nafas panjang lalu menghampiri Madu, Ia merapikan sedikit rambut Madu yang berantakan.

Ia terkadang heran sendiri, mengapa gadis ini selalu saja meminta maaf? Padahal, ia hanya mengubah raut wajah saja. Dan, sama sekali tidak marah.

"Gue mau pergi keluar sebentar, nanti balik lagi." ucapnya pelan.

Madu mengangkat kepala, "Aku mau keluar sebentar beli buku boleh?"

"Gak." tolak Gaozhan sarkastis.

"Yah.. Kenapa?" rengeknya dengan mata berkaca. Astaga.. Cengeng sekali sih, gadis satu ini!

Gaozhan menghela napas pelan,"Buku apa?"

"Novel Dunia Cecilia," jawabnya.

"Gue yang beli."

"Hah? Beneran, janji ya?" binar Madu. 

"Inget! Jangan keluar rumah. Gue gak mau satu-satu nya hal yang berharga buat gue, ilang lagi!" tegas Gaozhan kemudian mengecup puncak kepala Madu.

Madu mengangguk pelan, mendongak menatap Gaozhan, "kak, jangan nge rokok lagi,"

Gaozhan tersenyum, "Iya, Honey."

Mata Madu memanas, entah kapan terakhir kali Gaozhan menyebut nama nya dengan sebutan itu.

Honey, katanya.

°°°

Gaozhan memarkirkan ninja hitam nya di depan Café kecil, tempat yang ia janjikan kepada seseorang.

GAOZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang