Prolog

18 1 0
                                    

"Azahra Abi mau kamu menikah dengan Nak Zahwan. Abi percaya kalau nak Zahwan bisa menggantikan Abi dan bertanggung jawab terhadap kamu".

Azahra bingung, di satu sisi dia tidak ingin menikah di umur yg masih muda apalagi dengan orang yang tidak dikenalnya, tapi di sisi lain dia tidak ingin menolak keinginan Abi nya. Hingga akhirnya dia pun memutuskan untuk menerimanya

"Abi Jika itu yang terbaik untuk Azahra, apapun Azahra turuti Abi". Ucap Azahra sambil menunduk tidak kuasa menahan tangisnya.

"Nah bagaimana nak Zahwan? Kamu harus siap karna Azahra sudah memutuskan menerimanya. Jangan lupa juga untuk menimang Azahra kamu harus bisa baca Al-Qur'an dan menjadi imam yg baik".

"Baik Abi terima kasih, saya akan mempersiapkan semuanya termasuk mahar dari Abi. Kalau boleh saya ingin menikahi Azahra Minggu depan Abi".

Ucapan Zahwan seakan seperti hantaman besar bagi Azahra, bagaimana mungkin di nikahi oleh orang yg belum di kenal dan Minggu depan adalah waktunya.

"Lebih cepat lebih baik Zahwan, saya akan tunggu kamu menjemput Azahra".

"Baik Abi terimakasih sudah mempercayai saya, saya ijin untuk pamit karena harus ada urusan kantor yg harus saya tangani. Assalamualaikum". Ucap Zahwan pamitan seraya mencium tangan Abi dan menatap Azahra yg masih menunduk.

"Waalaikumsalam". Ucap Abi dan Azahra barengan.

---

Imam PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang