Sedari tadi, hanya keheningan yang menyelimuti kakak beradik yang ada di dalam mobil putih itu.
Kakak beradik itu sibuk dengan kegiatan masing-masing, Axel yang sibuk mengemudi sambil memikirkan sesuatu, sedangkan Andira yang sedari tadi hanya diam melihat jalanan dengan bibir yang mengerucut.
Axel melirik Andira sekilas, "Dek, muka lo kenapa cemberut gitu deh? Bibir lo juga kerucut gitu, minta gue cium ya?" tanya Axel mencoba mencairkan suasana.
Mendengar pertanyaan Axel itu, batin Andira menyumpah serapahi abangnya yang super tidak peka.
"Oi, gue nanya sama lo, lo punya mulut, jawab!" omel Axel.
"Bacot lo"
"Dih? Ngambek. Ngapa sih lo?"
"Bodoh! Harusnya gue yang tanya sama lo, KENAPA SIH LO GAK MINTA SAMA MBAK-MBAK CAFFENYA BUAT BUNGKUS MATCHA GUE?!" kini giliran Andira yang mengomel.
"Ya elah, masih aja mikirin tuh tai kebo! Udah apa, besok kan masih bisa beli, caffe nya gak punya kaki kok, gak bakal lari"
"Serah!"
Keheningan kembali menyelimuti mereka.
"Dek" panggil Axel.
"Hmm" sahut Andira.
"Lo kenal sama cowok tadi?" tanya Axel.
Andira mulai menoleh ke arah Axel, "Rizky maksud lo?" tanya Andira.
"Yaaa pokoknya cowok yang tadi di caffe"
"Iya, dia Rizky. Jelas gue kenal lah, kan gue udah bilang, dia itu temen sekelas gue!" ucap Andira dengan nada yang ia tekan di setiap kata.
"Namanya beneran Rizky?" kini Axel berbalik menatap Andira.
Andira mengangguk, "kalo gak salah Rizky Budi S. gitu, gue lupa 's' nya apaan"
"Lo gak inget sama dia dek?"
"Dia siapa? Rizky? Sekali lagi gue bilangin ya, dia itu temen kelasan gue, yakali gue gak inget. Lagian, lo kenapa tiba-tiba nanyain dia? Lo kenal sama dia?" tanya Andira bertubi-tubi.
"Dek, gue yakin banget dia itu bukan Rizky, gue yakin dia itu Ja--"
"BANG AWAS!" Andira teriak ketika melihat di depannya, ada seorang bapak-bapak sedang menyebrang jalan.
Mendengar jeritan Andira, sontak Axel langsung menginjak rem. Hampir saja bapak tadi tertabrak.
Bapak tadi langsung menghampiri mobil mereka, dan mengetuk-ngetuk kaca mobil samping Axel.
Axel akhirnya membuka kaca mobilnya.
"Heh! Kalo bawa mobil liat-liat! Kalo gak bisa liat, ya jangan bawa mobil! Tapi kalo bisa liat tapi gak bisa bawa mobil, ya mending mobilnya kasih saya!" oceh bapak-bapak tadi.
Andira memutar bola matanya.
"Maaf pak, tadi saya gak sengaja" ucap Axel.
"Yaelah bang, ngapain pake minta maaf segala sih? Lagian ya, bapak ini juga gak lecet sedikit pun kok. Udahlah, biarin aja" kini Andira yang mengoceh, membuat Axel menatap tajam ke arahnya.
"Pak, jangan dengerin adek saya ya pak. Sekali lagi saya minta maaf" ucap Axel yang kemudian mendapat pelototan dari Andira.
"Oke, hari ini saya maafin, tapi kalo lain kali kalian kayak gini lagi, awas aja!" ucap bapak tadi kemudian bapak tadi pergi meninggalkan mereka.
"Dih? Bapak siapa itu?" kesal Andira dengan nada yang dibuat-buat. "Eh, tadi lo bilang, Rizky itu bukan apaan?"
Axel berfikir sejenak, "gak jadi deh" ucap Axel sembari menggeleng,kemudian dirinya kembali menginjak pedal gas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO YOU
Teen FictionGimana yah rasanya kalo kita dipertemukan oleh orang yang pernah ada di masa lalu kita? Orang yang selalu ada buat kita,orang yang paling bisa melindungi kita,dan orang yang bisa mengerti semua tentang kita. Namun kita tak saling mengenal sekarang. ...