Klee
"Mbak Klee, coba ke sini sebentar deh," panggil staff baru yang duduk di meja besar samping pintu masuk. Dia sedang memegang selembar kertas berwarna merah muda yang sedikit kusut.
"Ada apa, Sha?" tanya gue yang lalu berjalan menghampirinya. "Ini, Mbak... ada dua buku yang telat dikembalikan padahal udah lewat lima bulan lho. Di datengin kerumahnya aja apa ya?" Gue mengambil catatan itu dan membacanya.
Benar juga. Disana tertulis ada dua buku yang masih tergolong baru, dipinjam dan sampai sekarang belum di kembalikan. Jatuh tempo sudah lewat lima bulan. Kalau orang itu datang mengembalikannya, entah berapa besar biaya denda yang harus dia bayar. Itupun kalau dia emang punya niatan balikin bukunya.
"Udah coba kamu dihubungi nomornya?" tanya gue pada Sasha. "Udah mbak. Tapi nggak aktif nomernya." Gue menghela napas panjang dan menggaruk bagian belakang kepala yang sebenernya nggak gatal.
Sepertinya gue memang harus bikin surat peringatan ke alamat yang bersangkutan biar orang itu sadar diri buat mengembalikan buku yang dia pinjam.
"Biar aku aja yang urus ini. Kamu lanjutin cek lainnya aja ya, Sha." putus gue tak lama kemudian. "Iya mbak." Jawab Sasha yang kemudian sibuk dengan tumpukan buku-buku tebal.
Gue membawa catatan itu dan berjalan ke arah ruangan gue, yang letaknya ada di paling ujung bangunan perpustakaan yang baru saja berdiri satu tahun yang lalu. Gue mulai mengetik surat peringatan untuk peminjam buku yang nggak tau diri itu.
Terdengar suara gemuruh dari luar.
"Hari ini harusnya nggak ujan." gue bermonolog sendiri sambil memandangi langit yang tampak mendung. Padahal pagi tadi langit terlihat sangat cerah.
Jangan sampai hujan menghalangi gue buat ketemu sama Raskal. Karena malam nanti, Raskal berjanji akan mengajak dinner setelah beberapa hari dia keluar kota. Gue nggak berhenti tersenyum mengingat akan segera bertemu dengan laki-laki yang gue cintai. Terakhir kali gue menghubungi Raskal itu lima hari yang lalu. Kebayang dong gimana kangennya gue.
Love of a life time, salah satu lagu dari fire house menggema pelan di dalam perpustakaan. Sepanjang lagu itu, gue nggak bisa berhenti memeikirkan sosok Raskal. Laki-laki dengan segala sifatnya yang ceria. Laki-laki yang nggak pernah gagal membuat gue tersenyum dan tertawa bahkan disaat gue lagi sedih.
Gue menghentikan jari-jari gue yang sedang mengetik, kepala gue menoleh ke arah jendela.
Gerimis.
Gue nggak ngerti apa yang tiba-tiba merasuk dalam pikiran gue sekarang. Hanya saja, gerimis di luar berhasil mengusik pikiran gue.
"Harusnya nggak ujan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireflies
Fanfic"Aku minta maaf. Udah buat kamu khawatir. Tapi kamu harus percaya, kalau aku udah berusaha melakukan apapun biar bisa terus sama kamu, walaupun pada akhirnya aku tetep gak bisa. Jadi, aku minta kamu janji sama aku, kamu harus tetep tersenyum dan ter...