Hari dimana acara wisuda Chanyeol dan Tao diselenggarakan pun sudah tiba. Tao melihat ke sekeliling dengan gelisah.
"Apa kau sedang menunggu orang tua mu?" Tao terkejut saat Chanyeol secara tiba-tiba merangkulnya dari belakang.
"Ah, kau mengagetkan ku," ucap Tao yang dibalas dengan senyuman konyol ala Chanyeol.
"Oh, itu orang tua mu," ucap Chanyeol sambil menunjuk kearah orang tua Tao yang baru saja datang.
Tao tersenyum cerah saat melihat baba dan mamanya. Tapi senyumnya luntur saat Tao menyadari sesuatu.
"Dimana Kris?""Kris, dia tidak ikut. Dia berkata sedang tidak enak badan. Jadi baba menyuruhnya untuk beristirahat."
Tao terlihat tidak bersemangat. Padahal Tao sangat mengharapkan kehadiran Kris.
"Sudahlah. Itu bukan masalah besar. Setidaknya orang tua mu datang. Ini adalah hari yang kita tunggu-tunggu. Jangan hancurkan hari ini dengan wajah cemberut mu itu," Chanyeol berusaha menghibur Tao.
Tao pun berusaha untuk tersenyum, walaupun masih ada rasa sedih di hatinya.
-Skip-
Acara pun sudah selesai. Saat Tao tiba dirumah, tujuan pertamanya adalah kamar Kris.
Tok tok tok
Tao mengetuk pintu kamar Kris. Tidak mendapat jawaban dari balik pintu, Tao pun mencoba untuk mengetuk sekali lagi, tetapi hasilnya nihil. Kris tidak membuka pintunya.
"Em, mungkin ia sudah tidur. Kalau begitu aku akan menemuinya besok," Tao memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Tapi hatinya tidak tenang karna belum melihat Kris. Ia tidak bisa menunggu sampai besok, tapi tidak ada pilihan lain. Percuma saja ia mengetuk pintu itu berkali-kali.
.
.
.
Pagi ini Tao bangun lebih awal. Ia langsung menuju dapur dan membantu Nyonya Huang memasak.
"Apa kau sudah memikirkan tentang pekerjaan mu nanti?" tanya Nyonya Huang disela-sela kegiatan memasaknya.
"Em, aku masih bingung. Tapi aku sangat tidak sabar untuk bekerja. Aku sudah menunggunya sejak lama," ucap Tao bersemangat.
"Jangan mengambil keputusan terlalu cepat. Pikirkan baik-baik dulu."
"Yayaya, Tao sudah cukup dewasa untuk itu," ucap Tao lalu ia mengambil segelas air putih.
"Untuk siapa itu?"
"Untuk Kris."
"Kenapa kau hanya memberinya air putih? Kenapa kau tidak buatkan te-" seperti sudah tau apa yang akan diucapkan oleh Nyonya Huang, Tao langsung memotong ucapan mamanya itu.
"Yang paling baik diminum saat baru bangun adalah air putih, bukan teh ataupun kopi. Saat tidur pada malam hari, tubuh memperbaiki diri dan mengeluarkan semua racun dalam tubuh. Saat minum air pada waktu perut kosong di pagi hari, akan membersihkan racun berbahaya ini, dan membiarkan tubuh segar dan sehat."
"Yayaya, sudah cukup. Lebih baik kau segera memberinya air itu," Tao pun tertawa setelah mendengar jawaban mamanya. Dan setelah itu ia langsung menuju kamar Kris.
Baru saja Tao akan mengetuk pintunya, tetapi pintu itu sudah terbuka dari dalam.
"Eh? Apa yang kau lakukan disini?" ucap Kris yang terkejut karna melihat Tao berada didepan kamarnya.
"Aku bawakan ini untukmu," Tao tersenyum. Sangat manis menurut Kris.
"Aku bisa ambil sendiri. Kenapa kau repot-repot?"
"Em, ya... Sebenarnya aku juga ingin melihat keadaanmu. Baba bilang kau sakit."
"Kau khawatir?" tanya Kris. Padahal ia dalam keadaan baik-baik saja. Ia berbohong bahwa ia tidak enak badan sebagai alasan karna ia tidak datang ke acara kelulusan Tao. Alasan sebenarnya ia tidak datang adalah karna ia takut hatinya tidak akan kuat melihat Tao dan Chanyeol bersama disana.
"Tentu saja aku khwatir."
Jawaban Tao benar-benar membuat hati Kris berbunga-bunga. Entah apa yang terjadi pada Kris. Bahkan hanya karna Tao khawatir padanya, ia benar-benar senang seperti ini.
"Ini, ambil! Minum sampai habis okay? Aku harus melanjutkan pekerjaan ku didapur," Tao memberikan gelas itu pada Kris, lalu ia segera pergi ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Saat Tao sudah pergi, Kris kembali masuk ke kamarnya. Ia bahkan lupa apa alasannya akan keluar kamar tadi, sebelum Tao datang.
Kris duduk di ranjangnya. Tangannya meremas dada sebelah kirinya. Ia merasakan pergerakan yang tidak normal disana. Lagi-lagi Tao membuat jantungnya berdetak tidak normal.
.
.
.
Tao berpakaian rapi. Ia akan melakukan wawancara untuk pekerjaannya nanti. Tao merasa gugup, ia takut tidak bisa berbicara dengan baik nanti.
"Biarkan Kris mengantarmu. Baba mu sudah berangkat kerja, jadi ia tidak bisa mengantarmu. Sebaiknya pergi dengan Kris," ucap Nyonya Huang setelah menemui Tao yang sudah siap untuk pergi.
"Em, tidak usah. Aku akan pergi sendiri."
"Jangan begitu. Lagipula Kris tidak keberatan, bukankah begitu Kris?"
"Iya. Tidak masalah. Aku bisa mengantarmu," jawab Kris yang berdiri disamping Nyonya Huang.
"Sudah, tidak usah. Aku akan pergi sendiri. Ppai," Tao melambaikan tangannya lalu segera pergi menuju pintu keluar rumah itu.
.
.
.
Tao pun sudah berada di depan gedung tempatnya melamar pekerjaan. Rasa gugupnya pun semakin meningkat. Tao menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.
"Tenang Tao. Kau pasti bisa! Jiayou!" ucap Tao yang sedang berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Tao pun masuk dan ia segera diantar ke ruang atasannya.
"Jangan gugup," ucap orang yang mengantar Tao. Tao hanya mengangguk sekilas, kemudian masuk ke ruangan itu.Terlihat seorang pria paruh baya yang sedang duduk sambil memperhatikan layar laptopnya. Pria itu melirik Tao.
"Silahkan duduk!" ucapnya dengan suara yang sedikit serak.
Tao pun duduk di kursi yang berhadapan dengan pria itu yang terbatasi oleh meja yang sedikit berantakan.
Kegiatan wawancara pun berjalan dengan lancar, walaupun Tao sedikit gugup karna tatapan pria itu padanya.
"Kau diterima," ucap pria paruh baya itu setelah wawancaranya selesai.
"Terima kasih," ucap Tao senang.
Pria paruh baya itu pun mendekat kearah Tao dan dengan lancangnya ia menyentuh pipi Tao.
Tao yang tahu bahwa dirinya dalam bahaya, berusaha untuk pergi dari sana, tetapi pria itu menahannya.
"Kenapa terburu-buru, hm?"
"Tolong lepaskan, Tuan!" Tao memberontak saat pria itu memeluknya dari belakang.
Sayangnya tetap saja tenaga pria itu lebih kuat darinya. Tao menagis dan berdoa bahwa hal buruk yang ada di fikirannya tidak terjadi.
Sialnya hal buruk yang ada di fikirannya itu benar-benar terjadi. Bahkan pria itu sudah membuka kemeja yang dikenakan Tao.
TBC
Please kasih dukungan buat lanjutin cerita ini dengan vote & commentnya. Itu bakal jadi penyemangat buat lanjut ngetik(^_^ )
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Patient (KrisTao GS)
FanfictionHuang ZiTao, seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan untuk mendapat gelar Sp.KJ (Spesialis Kedokteran Jiwa). Cita-cita nya adalah menjadi seorang psikiater dan bisa membantu banyak orang. Wu Yifan, seorang namja tampan yang mengalami depr...