Empat B

12 0 0
                                    

"Duh hujannya deras banget!" ujar Chelsea. Saat ini dia kembali menunggu bus di halte. Papanya lagi-lagi ada meeting di kantornya. Hari ini hujan turun sangat deras sekali.

Chelsea menunggu dengan bosan. Tiba-tiba Adam singgah di halte. "Nunggu bus lagi ya?" tebak Adam. Dia turun dari motornya.

"Iya nih! Mana hujan lagi!" ujar Chelsea dengan muka bosan. Dilihatnya Adam yang duduk di sebelahnya. Lama mereka terdiam sambil memandangi hujan. Melihat titik-titik hujan yang jatuh, membuat pikiran Chelsea melayang jauh .

"Mau ikut pulang bareng gue gak?" tanya Adam membuyarkan lamunan Chelsea. Sudah setengah jam mereka terdiam. Dan hujan belum juga berhenti.

"Iya deh! Daripada bosen nunggu di sini," gumam Chelsea. Dia mengikuti Adam menuju motor Adam.

"Tapi gue gak bawa jas hujan," kata Adam dengan mimik menyesal.

"Gapapa kok. Gue malah suka hujan," kata Chelsea.

"Yaudah deh. Ayo naik! Soalnya hujannya makin deras." Adam menaiki motornya diikuti Chelsea.

Mereka akhirnya berboncengan di antara derasnya hujan. Chelsea tanpa sadar memeluk Adam dengan erat karena kedinginan. Tiba-tiba, dia teringat dengan sesuatu hal.

Chelsea Kyla Annisa: Dingin banget di sini!

Dio Al-Farizzi: Emangnya kamu kenapa? Kok dingin?

Chelsea Kyla Annisa: Iya. Soalnya di sini lagi hujan. Hujannya deras lagi.

Dio Al-Farizzi: Oh. Enak dong!

Chelsea Kyla Annisa: Enak? Enak apanya?

Dio Al-Farizzi: Iya, bagiku suasana hujan itu romantis. Aku suka hujan.

Chelsea Kyla Annisa: Romantis apanya?

Dio Al-Farizzi: Romantislah. Coba kamu bayangkan jika kamu hujan-hujanan bareng orang yang kamu sukai dan kamu cintai! Kamu akan ingat terus dengan kenangan saat itu setiap hujan datang.

Chelsea Kyla Annisa: Ciee...Iya kelihatannya romantis. Mau coba ah!

Dio Al-Farizzi: Kamu mau coba? Bareng aku aja deh! Gimana, mau gak?

Chelsea Kyla Annisa: Mau sih. Tapi...

Dio Al-Farizzi: Tapi kenapa?

Chelsea Kyla Annisa: Kita kan jauh!

Dio Al-Farizzi: Kamu sabar ya! Suatu saat nanti kita akan ketemu dan main hujan bareng. Kita tunggu saatnya tiba.

Chelsea terus memikirkan pembicaraan itu hingga dia tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di rumah Chelsea. Adam yang melihat Chelsea melamun pun heran.

"Chel, udah sampai. Lo mau turun gak?" Tapi Chelsea masih belum sadar dari lamunannya.

Melihat Chelsea yang belum juga sadar, Ada akhirnya berbisik di telinga Chelsea. "Udah sampai! Lo mau di sini terus ya?" bisiknya dengan suara lembut. Sontak Chelsea terkejut.

"Eh... Sorry, gue gak denger tadi!" ujarnya. Dia terlihat salah tingkah. Dia langsung turun dari motor.

Adam hanya tersenyum. "Iya gapapa. Gue pikir lo mau duduk di sini terus bareng gue," katanya.

Muka Chelsea memerah. "Emangnya sejak kapan kita sampai?"

"Sejak setengah jam yang lalu," tutur Adam santai.

"Sorry ya, gue gak sadar tadi!"

"Iya gapapa. Oh ya, gue duluan ya! Jangan lupa nanti lo mandi air hangat biar gak sakit," kata Adam sambil bersiap-siap.

"Iya, lo juga ya!"

"Ok. Gue duluan ya, see you next time," Adam melajukan motornya meninggalkan Chelsea.

Chelsea terdiam melihat kepergian Adam. Hingga Adam telah hilang dari pandangannya pun dia masih tetap diam.

Mana janji lo yang mau hujan-hujanan bareng gue? Kalo sekarang aja kita udah saling pergi.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Memory About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang