Empat A

16 0 3
                                    

"Saat di dekatmu, setidaknya membuatku sedikit lebih tenang."

*****************************************************************************

Hari-hari berlalu. Tapi Chelsea masih belum bisa melupakan Dio. Tapi perlahan-lahan Chelsea tak lagi memikirkan Dio. Hari-hari Chelsea terisi dengan kesibukannya baik belajar maupun menulis. Selain itu, hari-harinya juga diisi oleh sahabatnya dan...Adam.

Adam seperti selalu mendekatinya. Tapi Chelsea belum bisa membuka hatinya untuk Adam. Dia masih menganggap Adam itu Dio.

Malam ini Chelsea sedang membaca novel terbaru di kamarnya. Dia membacanya sambil duduk di atas kasur. Dia baru saja selesai belajar dan ingin refreshing sebelum tidur.

Tiba-tiba saja terdengar suara ponselnya. Dia pun menghentikan kegiatannya dan mengambil ponselnya. Ternyata ada yang mengajaknya videocall. Dia merasa tidak mengenali nomor itu.

"Siapa yang videocall gue ya? Gue gak kenal nomornya. Gue sambut gak ya?"

Akhirnya karena penasaran, dia memutuskan untuk menyambutnya. Ternyata yang mengajaknya videocall itu Adam.

"Adam," kata Chelsea. Dia kaget melihat wajah Adam.

"Iya, hay Chelsea Kyla Annisa," kata Adam dengan senyum manisnya.

"Gak usah sok manis deh! Lo tau nomor gue darimana?" tanya Chelsea. Dia heran. Soalnya seingatnya dia tidak pernah memberikan nomornya pada Adam.

"Dari temen lo. Dia baik banget ngasih nomor lo ke gue." Adam masih tersenyum manis.

Pasti Hadya! Kalo gak, mungkin Vera!

Chelsea menghela napas. "Iya-iya. Nah lo ngapain nelpon gue? Ada perlu apa?"

"Gue nelpon lo yah buat nemenin lo lah!"

"Nemenin gue?" Chelsea mengernyit. Melihat kelakuannya, Adam tertawa.

" Lho kok lo malah tertawa?"

"Lo lucu kalo gitu! Kayak orang linglung tau gak!" Adam masih tertawa.

"Ih nyebelin deh!" Chelsea mengerucutkan bibir.

"Iya-iya maaf!" Kini Adam berhenti tertawa.

"Iya deh. Tapi dengan satu syarat," ujar Chelsea sambil tersenyum.

"Lo harus hibur gue dengan berbagai cara. Bikin gue tersenyum. Terserah lo mau pakai cara apa." Chelsea menantang Adam.

"Oh itu sih mudah!" kata Adam dengan nada comgkak.

Adam mulai menghibur Chelsea. Dimulai dengan gombalan sampai lawakan. Tapi Chelsea belum juga tersenyum. Adam pun berpikir. Dia akhirnya menemukan ide.

Adam bernyanyi dengan merdu. Dia menyanyikan lagu 'Dari Mata-Jaz'.

Akhirnya Chelsea merasa terhibur. Dia mulai tersenyum menikmati suara merdu Adam.

Chelsea bertepuk tangan saat Adam selesai bernyanyi. Adam ikut senang karena berhasil membuat Chelsea tersenyum.

"Merdu juga suara lo! Suara Renny aja kalah sama lo," puji Chelsea tulus. Dia tak menyangka Adam memiliki suara yang bagus.

"Ah biasa aja! Bagusan aja Renny temen lo itu!" Adam merendahkan diri.

"Tapi bener lho! Kenapa lo gak ikut ekskul nyanyi juga. Ekskul itu kan untuk cewek dan cowok."

"Gak lah. Gue gak mau. Gue lebih suka ikut ekskul basket dan fotografi."

"Iya deh. Makasih ya udah menghibur gue!"

The Memory About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang