"Si Udin datang kepadakuu..,"
Seperti biasa, kelas XI IPA 1 yang sering disebut kelas opera melaksanakan ritual paginya. Walaupun baru beberapa murid yang masuk kelas tapi ramainya sudah kerasa.
Bisma yang merekomendasikan lagu Si Udinnya Wali karena kemarin waktu buka youtube untuk mencari lagu enak malah ketemu lagu Si Udin Bertanya. Jadi nostalgia.
"Saat itu malam pukul tujuh," lanjut Levi dengan menggenggam spidol kelas bagaikan mic sedangkan Zidan yang kebetulan panggilannya Udin itu datang memakai peci, salim pada Steven yang memakai kumis palsu dan mereka mengikuti scene dalam video clip lagu Si Udin.
"Dia bertanya doa bahagia," Levi masih lanjut bernyanyi, berusaha menulikan telinganya dari gelak tawa para penonton.
Lalu Zidan menunjukkan raut herannya. "Doa agar bahagia itu apa ya pak guru?"
Lalu sambil mengelus kumis entah mengapa, Steven yang berlagak seperti guru menjawab, "Doa agar bahagia itu...," gantungnya sedangkan Zidan terlihat makin penasaran. Emang pinter akting dia. Pinter bohong sih.
"Alhamdulillahilladzi ath-amana wa saqana waja--"
Plak
"Eh sakit goblok!"
"Itu beda doa anjirrr. Udinnya gue atau elu sih," ujar Zidan masih gemas ingin menjitak kepala Steven.
"Ck ck ck. Gimana sih kalian? Kemana-mana berdua kayak orang pacaran tapi kdrt mulu," ujar Levi dengan wajah sok turut prihatin.
"Kalo ngiri ga usah gengsi gitu dong. Kakak selebgram gimana sihh katanya terkenal kok ga ada yang mau," cibir Gino yang dari tadi menonton membuat Levi hanya cemberut diam. Padahal faktanya berbanding terbalik. Justru banyak yang ngejar Levi, tapi kepekaan Levi emang di bawah rata-rata, jadi susah.
"Ini udah nih konser paginya?" tanya Levi sambil berganti tatap ke arah Zidan dan Steven.
"Ganti lagu aja gimana?"
"Lagu apaan?"
"Ken! Musikkk!" seru Zidan tak menjawab pertanyaan Levi sambil bergaya menunjuk ke arah Ken yang bertugas sebagai pemutar musik itu. Ken menguap dan mengambil ponselnya dengan malas. Kalau Ken tidak baik, tidak mungkin ia mau menuruti suruhan cowok laknat ini.
Lagu pun mulai berputar.
Levi yang masih menggenggam spidol hitam milik kelas itu diam menyimak intro sedangkan Zidan yang sudah hafal betul lagu yang berputar langsung merebut spidol dari Levi yang masih memasang wajah bingung.
Goyangan semangat Zidan terhenti setelah mendengar pertanyaan Levi.
"Ini lagu apa sih?"
"Hah lo ga tau?"
Levi mendengarkan intronya sekali lagi lalu menggeleng ragu.
Baru saja Zidan mau menjawab, tapi nyanyian sudah dimulai.
"Rasa rasanya aku telah keliru memilih kamu sebagai kekasihku. Cintamu palsu sayangmu semu. Bermain dan permainkan aku seperti ular,"
"Seperti ular," sahut Gino yang masih menonton karena tidak ada kerjaan. Tadinya pengen ke lapangan buat main bareng Noel dan anak kelas sebelah yang lain tapi mendadak mager.
"Yang sangat berbisa,"
"Sangat berbisa," sahut Gino lagi tapi kali ini ditambah Amel tanpa semangat mengingat ini adalah hari Senin.
"Suka memangsa,"
"Suka memangsa," seru Amel, Gino, Bisma, dan Fani.
Tiara atau yang biasa sering dipanggil Edan itu sudah ketawa pelan padahal ga ada yang lucu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mister E!
Teenfikce--- "Woi! Lo udah liat puisi 'Mister E' yang baru?" tanya Levi setelah mengatur napasnya yang terengah-engah karena terlalu semangat berlari dari papan mading sampai ke kelas untuk memberi pengumuman penting ini pada cewek berambut gelombang di depa...