fangirl, eunbo-lokal

fangirl | twenty two

Udah tiga hari Bona pergi ke Hongkong. Dan selama itu juga Eunseo males malesan. Bikin temen temennya keheranan. Terutama Yein, yang emang udah kepo banget sama apa yang terjadi diantara Eunseo sama Bona.

Kaya sekarang, Eunseo lagi main basket sama Dahyun, Sinbi. Badan nya emang ada disana, tapi pikirannya ngga tau kemana. Dan itu ketebak sama Yein.

Terbukti juga sama kegagalan fokus Eunseo disetiap dribbling bola. Biasanya Sinbi ngga pernah bisa ambil bola diari Eunseo, tapi sekarang kayak cuma disentub juga keambil.

"Seo! Kenapa sih? Cemen banget mainnya?" Sinbi kesel, kayak bukan main sama Eunseo.

"Hah? Gak papa, gua"

"Bacot"

Eunseo ketawa, "Beneran"

"Trus kenapa cemen mainnya? Lupa cara main basket apa gimana? Gua jadi berasa main ama bocah ini" kata Sinbi, dianggukin sama Dahyun.

Eunseo duduk dilapang, baju seragam sekolahnya udah gak jelas. Untungnya udah balik sekolah.

"Ngga tau gua juga" kata Eunseo,

Tiba-tiba Yein dateng sama Pinky sambil ngasih Isoplus buat ketiga temennya yg abis main basket itu.

"Nih diminum"

Dahyun tepuk tangan, "TUMBEN BAIK!"

Yein mendelik kesel trus menyumpah serapah Dahyun depan mukanya juga. Dahyun cuma ketawa ngakak, sama yang lain juga.

"Seo, mau nanya deh" kata Yein tiba-tiba. Eunseo ngangkat sebelah alisnya.

"Nanya apa?"

"Jawab sejujur-jujurnya didepan kita semua." kata Yein lagi,

Kata kata Yein bikin semua yang disitu memfokuskan diri ke Eunseo. Eunseo cuma diem.

"Gua pengin lo jujur, soal lo sama kak Bona" kata Yein, Sinbi natap Yein heran.

"Ada apa ini teh?" tanya Sinbi,

"Gua? Sama Bona? Ngga ada apa apa" jawab Eunseo, berusaha santai.

"Gua minta lo jujur, Tha. Kita udah temenan berapa lama sih? Gua mulai aneh ketika ngeliat tatapan kak Bona saat natap lo sama natap kita berempat. Itu beda, Atha" ungkap Yein, Eunseo menelan ludahnya paksa.

"Tapi memang gua ngga ada apa apa sama Bona. Sebatas temen, atau kalian juga bilang gua fangirlnya Bona" jawab Eunseo.

Yein menghela nafasnya kasar. Dahyun, Pinky, Sinbi, jujur aja mereka juga penasaran ada apa sama Eunseo, juga Bona.

"Waktu kak Bona narik lo ke kamar"

"Waktu lo ngenalin kak Bona ke kita"

"Waktu makan pizza bareng"

"Semuanya aneh, Seo. Kak Bona natap lo kek, ada rasa?"

Eunseo menghela nafasnya. "Cukup"

Eunseo natap seluruh temennya bergantian. Mungkin ini waktu yang tepat, terserah kedepannya bakal seperti apa, yang penting dia harus jujur sekarang.

"Gua suka sama Bona"

Kaget.

Semua yang ada disana kaget.

Gimana bisa?

"Gimana bisa, Seo?" kata Pinky nggak percaya.

"Love at the first sight" jawab Eunseo. Yein ngusap mukanya.

"Lo tau kan, kalian sama?" kata Yein, Dahyun ngusap pundak Eunseo.

"Dia ngga tau kok kalo gua suka sama dia. Jadi aman aman aja kan, selama ngga menjalin apa apa?" kata Eunseo,

"Tapi lo bisa dapet yang lebih pantes buat lo, Seo"

"Gua ngga butuh yang lebih baik, Ye. Gua ngga butuh, Ini cuma perihal hati yang ngga bisa gua paksain." kata Eunseo pelan,

Jujur, mendadak suasana antara kelima sahabat ini mencekam. Mereka ngga pernah berdebat, sekalipun debat itu cuma bahas Dahyun yang lemot ngga ketahan.

"Lo cantik, Bona cantik. Kalian berhak hidup selayaknya orang orang yang lain. Normal!" kata Yein lagi, Eunseo diem.

Tiba-tiba Dahyun nyeletuk, "Normal is boring, dude"

Seluruh keempat anak anak itu noleh ke Dahyun, Dahyun ngangkat bahunya.

Dia ngeluarin dompet, dan lempar selembar foto polaroid.

Dahyun senyum, "Rainna Sana. Tetangga sebelah rumah yang akhirnya, jadi pacar gue 3 hari yang lalu."

Kenalin genk, ini qaqa baru aq. Mirip mba suji:*