#3

10 3 0
                                    

Kembali pada hari-hari ku, seperti biasa aku sedang bergelut dengan latihan-latihan soal yang setiap hari membuat otakku berasap.

"Ra, udah bel nih, yu sholat, udah adzan juga." ajak Amira

"Ayo deh, yu Rin." ajakku pada Karin juga

Kami bertiga pun berjalan menuju mushola, yang kebetulan dekat dengan kelas Gavin.

Aku pun memerhatikan kelasnya, terlihat Gavin sudah tidak ada di kelasnya.

"Ra, tuh si Gavin." ucap Karin

Aku pun melihatnya sedang di tempat wudhu, dengan rambutnya yang basah.

Beberapa detik kemudian tatapan kami bertemu, dan Gavin hanya memperlihatkan senyum tipis nya pada ku, lalu pergi ke dalam mushola.

"Judes amat elah si Gavin, heran gue." ucap Amira

Aku pun hanya tersenyum hambar.

Setelah selesai sholat, aku pun ke kantin terlebih dahulu, karena Amira yang sedaritadi merengek ingin ke kantin.

"YAAMPUN RA RA, GILA ITU SI HAYKAL GANTENG BANGET YA YAAMPUN." ucap Amira sambil berbisik pada ku dengan mata nya yang menatap Haykal, kecengan nya sejak kelas 11 itu

"Hadeuh kirain apaan." jawab ku

"Ayo deh kita ke kelas, buruan." kata Amira

"Lah katanya lo laper gimana si." jawab ku menggerutu

"Udah engga kok, udah kenyang liat bebeb Haykal." jawabnya sambil nyengir yang mata nya diam-diam memperhatikan laki-laki yang tak jauh di depan kami itu

Kami pun langsung berjalan menuju kelas, seperti biasa setiap lewat kelas Gavin, aku selalu refleks melihat ke arah bangku yang diduduki Gavin.

Terlihat Gavin yang sedang asik bersama teman-teman nya, ia sama sekali tidak melihat pada ku.

Sesaat setelahnya aku pun telah duduk di bangku kelas ku.

Gavin : Baliknya aku anter kaya biasa ya?

Aku melihat sebuah pesan yang diterima di ponsel ku, aku sangat tidak ingin menjawabnya.

Aku pun melanjutkan mengerjakan latihan soal yang sedaritadi aku kerjakan.

Tak lama kemudian, guru kimia pun masuk dengan tatapan tajam nya.

"Elah tu guru heran deh gue, ga ada senyum-senyum nya sama sekali." omel Amira

"Lah? Ra, lo kenapa si diem mulu daritadi." ucap nya lagi sambil menggerutu

"Apa sih, engga juga." ucap ku sambil memutarkan bola mata ku

Pikiran ku pun menjadi sangat tidak karuan, aku sama sekali tidak bisa konsentrasi saat melihat guru menerangkan di depan, pikiran ku pun sibuk memikirkan Gavin, mengapa sikapnya sangat lah berbeda, apa yang sebenarnya ada dalam pikiran Gavin?

Waktu menunjukkan pukul 3 sore, tanda bel segera berbunyi.

Lara : ga usah, aku pergi sendiri aja

Aku pun akhirnya membalas pesan Gavin yang sedaritadi aku biarkan

Gavin : Lah ko? udah gpp ya aku tunggu di tempat biasa

Gavin : Pokonya harus ya, aku tunggu

Aku pun tidak lagi membalas pesan Gavin, dan bergegas langsung menuju tempat biasa Gavin menungguku.

"Yu sekarang." ucap ku pada Gavin tanpa basa-basi

Gavin pun seperti biasa, memberikan helm yang selalu aku pakai jika pergi bersama nya.

Selama perjalanan aku hanya diam, atau menjawab pertanyaan yang ia tanya seperlu nya.

"Makasih ya, aku masuk dulu." ucap ku saat sudah sampai

"Ra, kenapa?" tanya nya sambil menatapku

"Kenapa apa? gapapa kok." jawabku sambil membuang pandangan

"Diem aja daritadi." ucapnya

"Gapapa, yaudah ya aku udah telat ini." ucap ku

"Oke deh, pulangnya aku jemput ya." ucap nya

Aku pun hanya mengangguk lalu segera meninggalkan nya.

Gavin : semangat belajarnya cantik
Gavin : jgn cemberut aja, nnt cantiknya ilang :)
Gavin : nnt aku jemput ya 😘

Beberapa menit setelah aku menduduki bangku, Gavin pun langsung mengirim pesan pada ku.

Lara : Iya, makasih 

Tak terasa, bel pulang pun berbunyi tepat jam 18.30, aku pun bergegas mengambil wudhu untuk sholat magrib.

Tak lama setelah itu, aku langsung duduk di lobby tempat les ku, aku bersender di salah satu sofa dan memejamkan mata ku, berusaha membuat diriku rileks sambil mendengarkan musik menggunakan earphone ku ini.

Gavin : dmn beb
Gavin : aku udah di depan nih

5 menit kemudian pun aku tersadar Gavin sudah menjemputku di depan.

"Halo cantik, cape ya? ayo pulang." ucapnya

Aku pun hanya tersenyum tipis dan langsung menaiki motornya.

Selama perjalanan aku hanya diam, tidak hanya karena Gavin, tapi kegiatan hari ini cukup membuatku merasa lelah.

"Gav, aku langsung masuk ya. Cape banget." ucap ku

"Oh, oke deh Ra. Oh ya besok kan sabtu, kamu ga kemana mana kan?" tanya nya

"Siangnya aku ada tambahan les." jawabku

"Pagi-pagi aku jemput kamu ya, kita olahraga bareng." ucapnya

"Iya liat besok deh ya." Jawabku sambil memalingkan pandangan dari nya

"Yaudah, kamu istirahat ya, aku pulang dulu." ucapnya sambil mengusap rambut ku

Tak lama kemudian, Gavin pun sudah pergi meninggalkan wilayah rumah ku.

"Lara, gimana sekolah sama les nya tadi? Cape banget keliatan nya." ucap mama yang terlihat menyambutku di pintu masuk

"Iya mah, lumayan." jawabku sambil menjatuhkan tubuhku di sofa

"Langsung mandi ya, abis itu kita sama-sama makan malem." kata mama sambil berjalan ke arah ruang makan

Aku pun memejamkan mata ku lagi, memikirkan segala nya yang terjadi hari ini, dari mulai Gavin, nilai-nilai ku di sekolah, targetku yang ingin sekali diterima si fakultas kedokteran gigi, huh sangat melelahkan.

°°

810 words enough.

Million DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang