#4

10 3 0
                                    

"Laraa, Laraaa,"

Teriakkan mama dari luar kamarku membuatku memaksa membuka mata ku dari petualangan tidur ku.

Aku pun segera membuka pintu kamarku.

"Ra, itu ada temen kamu dateng, nama nya Gavin." ucap mama

"Katanya mau ajakin kamu olahraga." lanjut mama

Aku pun membulatkan mata ku dan melihat jam menunjukkan pukul 7 pagi.

"Ya ampun, aku lupa." jawabku

Aku pun langsung turun ke bawah, dan terlihat Gavin sedang bermain bersama seorang anak kecil berumur 3 tahun, Lana, adikku.

"Baru bangun cantik?" tanya Gavin sembari terkekeh

"Hehe, sorry ya, aku siap-siap dulu deh." ucap ku langsung segera menuju kamar mandi

Setelah 20 menit, aku pun hampir siap pergi bersama Gavin.

"Ra, itu pacar kamu?" tanya mama saat aku meminta izin mau pergi

"Apa sih ma, temen kok." jawabku bingung sambil tersenyum malu

"Alah kamu ini, anak mama udah pacar pacaran sekarang." ucap mama sambil tersenyum

Aku dan mama pun segera ke ruang tamu.

"Tante, pergi dulu ya." ucap Gavin sambil salam pada mama

"Iya, hati-hati ya." ucap mama

"Dadah." ucap Gavin pada adikku sambil mencubit pipi nya

Aku dan Gavin pun segera menuju salah satu tempat jogging yang lumayan dekat dengan rumah ku.

"Nih, aku kalo latihan futsal tiap hari rabu sama jumat sore tuh disini." ucap Gavin sambil memperlihatkan tempat ia latihan

"Siapa tau kamu mau kesini kalo hari ini, nanti ketemu aku hehe." ucapnya sambil nyengir

"Gak ah, bosen aku liat kamu mulu." jawabku

Gavin pun hanya memperlihatkan wajah cemberutnya.

Aku dan Gavin pun memulai jogging bersamaan.

30 menit kemudian kami sudah duduk di salah satu tempat duduk di pinggir lapangan.

"Enak kan abis olahraga? Nih minum dulu." ucap Gavin sambil menyodorkan botol minum air mineral

Aku pun mengangguk sambil menerima botol tersebut.

"Gav." ucap ku sambil menatap lurus memperhatikan orang-orang yang sedang berolahraga

"kenapa?" jawabnya langsung menoleh padaku

"Kenapa sih, kamu di sekolah sama sekali orang asing banget buat aku." ucap ku

"Orang asing gimana sih Ra? aku udah jelasin kan kemarin." jawabnya

"Yaaa, kamu beda banget lah, kerasa banget perbedaan kamu kalo lagi berdua gini sama aku dan kalo lagi di sekolah."

"Aku bukan nya pengen kita berdua terus di sekolah, atau ngebucin bucin gitu di sekolah, engga kok Gav, cuma aku heran aja sama sikap kamu yang dingin banget." lanjutku

"Yaa gapapa kok, aku biasa aja. yang penting kita masih sama-sama kan? balik selalu bareng, dan kalo libur gini kita juga pasti ketemu kaya sekarang." jawabnya

Aku hanya terdiam sambil enggan menatap wajahnya, entahlah apa aku terlalu berlebihan pada Gavin atau apa, aku tidak mengerti.

"Yaudah, cari sarapan yu, abis itu ke rumah aku dulu sebentar, aku ada perlu dikit." ucapnya

"Langsung aja anterin aku balik kalo emang ada urusan, gapapa kok." ucap ku baru berani menatap muka nya

"Gapapa kok, udah ayo." ucapnya sambil beranjak pergi.

Setelah kami sarapan terlebih dahulu, akhirnya kami sampai di sebuah rumah bercat putih, ya ini adalah rumah Gavin.

"Ada siapa di rumah kamu?" tanya ku
"Ada mama, sama Ghea, adik aku." jawabnya

"Yah Gav, aku malu banget coba harus ngomong apaan sama mama kamu." ucap ku bingung sekaligus panik

"Santai aja kali, udah ayo masuk." ajaknya

"Mamaaa, aku pulang bawa calon menantu mama." ucap Gavin saat masuk ke dalam rumahnya

Aku pun refleks mencubit perut Gavin.

Tak lama kemudian, datang lah seorang wanita berambut lumayan panjang dari arah dapur.

"Mah, liat ini Lara. cantik kan?" tanya Gavin

"Oalah ini Lara tuh? cantik. Gavin sering ngomong tentang Lara." ucap mama nya sambil tersenyum ramah

"Iya tante." jawabku sambil salam pada wanita tersebut

"Ayo Lara, masuk, mau minum apa?" tanya nya saat aku sudah duduk di salah satu kursi ruang tamu

"Eh, ga usah tante, ga usah repot-repot." ucap ku

"Kak, itu Lara kasih minum, mama sama Ghea mau pergi dulu." katanya pada Gavin

Tak lama kemudian muncul seorang anak kecil dengan rambutnya yang dikucir.

"Ka Laraaaa." sapa anak tersebut terlihat sangat senang

"Halo Ghea, cantik banget sih." ucap ku sambil mengusap rambutnya

Aku belum pernah bertemu Ghea maupun tante Sissy sebelumnya, tetepi kami pernah saling bertegur sapa lewat sambungan video call aku dan Gavin.

"Lara, gapapa ya tante tinggal dulu? tante ada perlu sebentar ini." ucapnya
"Oh iya tante gapapa." jawabku

Aku pun langsung salam pada wanita tersebut yang kemudian pergi bersama Ghea.

"Lah Gav, terus kita ngapain kesini? katanya ada perlu?" tanya ku bingung
"Engga kok sebenernya, cuma pengen ajak kamu kesini aja, ngenalin ke mama." jawabnya sambil nyengir

"IH SUMPAH YA NGESELIN BANGET." jawab ku langsung meninggalkan nya

"Jangan ngambek dong, sini duduk." ucapnya sambil memainkan gitarnya

Aku pun duduk di sebelah kursi yang ia duduki.

".. But hold your breathe
Because tonight will be the night
That I will fall for you
Over again
Don't make me change my mind
Or I won't live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
You're impossible to find.." 

Ia bernyanyi sambil menatapku dalam, sangat dalam.
suara yang ia nyanyikan disertai dengan senyuman yang tak henti-henti nya ia berikan pada ku.

Tanpa sadar aku sangat betah melihat senyuman yang ia berikan tersebut, manis sekali.

Setelah itu, ia mencubit pipi ku dan mengacak rambutku sedikit.

"Canti banget sih Ra." katanya tiba-tiba sambil menggenggam tanganku

Aku pun hanya tersenyum, hari ini aku sangat bersyukur dan bahagia, aku senang sekali memiliki Gavin, seketika semua pertanyaan tentang sikapnya terlupakan oleh ku, walau bagaimana pun ia adalah seorang laki-laki yang tidak henti-henti nya membuat perasaan ku senang setiap hari nya.

°°

912 words yuhuuu

Million DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang