"Ila bangun!!!" Seru mamah ila.
"Aduh mah ila masih ngantuk nih lima menit lagi ya." Kata ila dengan mata yang masih tertutup.
"Enak aja kamu nawar nawar kamu kira ini di pasar, cepet bangun Axel udah jemput tuh." Kata Mamah ila sambil membuka jendela agar cahaya matahari masuk.
"Hah? Axel? Udah jemput?"
Sudah menjadi kebiasaan Axel menjemput, mengantar sampai menemani ila, bagi ila Axel itu setia setiap saat seperti rexona.
"Iya cepet kamu mandi ya."
"Iya mamah sayang."
Entah mengapa jika sudah sangkut paut dengan Axel ila selalu bersemangat, entah karna Axel penyemangat nya atau malah ila takut kena omelan Axel yang sangat menyeramkan.
Setelah ila rapih beberes ila turun menemui Axel yang sedari tadi menunggu.
"Good morning calon suami ku!!!"
Teriak ila, ila tidak peduli dengan seisi rumah Mamah ila sudah biasa mendengar kata kata itu yang setiap hari sudah menjadi kebiasaan.
"Udah telat nih lama banget sih lo"
"Maap sayang semalem abis maraton drakor jadi nya kesiangan ehehe." Kata ila yang tidak berdosa
"Yaudah ayo berangkat gue pamit ke Mamah dulu."
"Iya cepet."
"Mah pamit ya." Kata Axel sambil menyalami tangan mamah ila dengan manis.
"Iya hati hati ya di jalan."
"Aduh lucu banget calon suami, mah itu calon mantu tuh doain ya."
"Iya mamah doain hahaha." Dukung Mamah ila.
"Oke makasih mah bye ila mau sekolah buat masa depan kita bedua." Kata ila sambil senyum jahil ke arah Axel.
Axel? Hanya diam menutupi rasa malu nya Axel diam diam tapi mau.
Di mobil hanya ada lagu yang mengisi keheningan diantara mereka berdua lagu Sheila on 7 kesukaan ila entah mengapa ila suka lagu lagu dari Sheila on 7 mungkin karna namanya okshaila.
"Axel abis dari sekolah mau kemana?" Tanya ila memulai pembicaraan.
Diam tak ada jawaban dari Axel."Mamah nanti lembur temenin ila ya di rumah?"
"Ga." Jawab Axel dengan santai namun tegas.
"Ihh masa gamau, ila takut di rumah." Kata ila sambil memajukan mulut beberapa senti ke depan.
"Alay lo tiap hari gue ke rumah lo"
"Hehehe iya juga ya"
"Tadi mamah juga udah ngomong sama gue suruh nungguin lu sampe Mamah pulang." Jelas Axel.
"Ooo udah dikasih tau Mamah ternyata." Jawab ila sambil manggut manggut.
Sesampai di sekolah gerbang sudah ditutup yang berarti tidak boleh masuk sebelum dipersilahkan oleh guru BP.
"Tuh kan udah tutup gerbangnya!"
Bentak Axel."Yaudah ih maap."
"Minta maap aja bisanya lo!"
"Kayaknya ila selalu salah dimata Axel!" Bentak ila ke Axel.
"Emang lo tuh penyebab masalah ya jelas lo salah!"
Jleb! Sesak di dada rasanya, perempuan mana yang tidak sakit di hati dibilang seperti itu?
"Axel jahat! Ila marah sama Axel! Ila gamau sekolah! Ila mau pergih aja Axel gausah ngejar ila!" Kata ila sambil berjalan cepat menjauh dari Axel.
"Siapa juga mau ngejar lo!" Teriak Axel ke ila.
"Ihh Axel kejar ila kek!"
"Lah tadi minta gausah dikejar gimana sih?" Tanya Axel yang bingung.
"Axel ga peka!" Kata ila yang nambah marah dan nangis.
"Serba salah." Gerutu Axel yang masih bingung dengan perilaku ila.
Sesampai Axel di kelas Kenzo langsung menemui Axel
"Woi bro ngapa lo telat? O iya mana tuh si calon istri lo? Ga keliatan.
"Nanya satu satu." Jawab Axel yang masih memikirkan ila
"Mana ila?" Tanya Kenzo.
"Ngambek dia sama gue."
"Kenapa?"
"Jadi tadi gue telat gara gara dia bangunnya telat gue kelepasan bentak dia, gue bilang dia penyebab masalah trus dia marah." Jelas Axel
"Oon bin bego lo xel!"
"Apaan si?"
"Dia sekarang dimana?"
"Ga tau tadi dia ga sekolah kabur gara gara marah sama gue."
"Telepon dong mas."
"Udah dari tadi tapi ga diangkat angkat."
"Lo udah tanya Tania?"
"Udah dia bilang ga tau."
"Cari sana." Suruh Kenzo.
"Iya ini mau cari izinin ke guru ya"
"Siap!"
Axel bingung mau cari kemana tempat pertama yang Axel kunjungi adalah taman belakang sekolah tapi tidak ada keberadaan ila disana. Tempat kedua adalah rumah ila tapi nihil bibi bilang ila belum pulang sejak tadi berangkat bersama Axel. Tempat ketiga tempat terakhir Axel berharap ada ila disana taman komplek tempat dulu mereka bermain bersama. Dan benar ada keberadaan ila, hati Axel tenang melihat keadaan ila yang sedang duduk di ayunan sambil memainkan kaki dengan earphone yang menempel dikedua telinga nya. Dengan hati hati Axel mendekati ila dan mencopot salah satu earphone yang dipakai ila.
"Maafin Axel" bisik Axel.
"Axel jahat sama ila, tadi ga ngejar ila."
"Lah trus ini bukan ngejar namanya?" Tanya Axel sambil mesenjajarkan tinggi nya dengan ila.
"Tapi telat Axel."
"Ya maaf, yauda gini aja deh mau coklat ga? Atau gulali? Lollipop?"
"Semuaaa."
"Pilih salah satu." tegas Axel
"Ih kan mau nya semuaaa."
"Yaudah ayo beli, jangan ngambek mulu." Ajak Axel.
"Yeay!"
Maap gais ampe sini dulu ya ehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
secret admirer
Teen Fictionini yang dinamakan persahabatan? apakah dia sama yang aku rasakan? atau sebaliknya?