- 4 -

23 13 5
                                    

Tidak mengungkapkan rasa ini karna tidak ingin meretakkan persahabatan ini - Axelio Putra Pradipta

Aku ingin mendengar dari mulutnya bahwa dia benar benar menyukai ku
- Agatha Okshaila Rinjani

Di pagi yang sejuk dengan mata yang masih mengantuk Agatha sudah berada di sekolah yang sudah siap dengan seragamnya dan ditambah pita berwarna hitam polkadot. Hari ini Agatha tidak diantar oleh Axel karena Agatha memilih untuk pergi lebih awal, Agatha belum bilang kepada Axel kalau dia berangkat lebih awal.

Agatha jalan d lorong sekolah yang menuju kelasnya tiba tiba dia melihat cowo yang bajunya keluar rambutnya berantakan sepertinya Agatha mengenalinya, benar saja. Fawaz. Agatha sengaja pura pura tidak melihat tapi usaha itu gagal.

"Gausah pura pura gitu." Kata Fawaz dengan entengnya.

"Hah? Eh kak Fawaz!" Kata ila dengan tersenyum padahal di hatinya menggerutu, usaha nya gagal untuk menjauhi Fawaz, entah kenapa ia malas berhubungan dengan Fawaz.

"Hmm ya."

Fawaz berjalan d samping ila, dengan tangan satu di masuki ke kantong celana nya, baju yang berantakan, dan jarak mereka cukup dekat, risih bagi ila.

"Klo risih bilang." Kata Fawaz yang nengok ke arah ila.

"Engga kak hehe siapa yg risih." Kata ila tertawa garing. Kok bisa denger hati ila sih? Cenayang kali ya? Ah masa iya kak Fawaz cenayang, ga mungkin ga mungkin kata ila sambil menggelengkan kepalanya

"Kenapa?" Tanya Fawaz sambil menengok ke ila.

"Eh? Hmm gpp kak." Aduh apaan sih la kan malu.

"Aneh Lo." Kata Fawaz dan diakhiri dengan senyuman.

"Manis." Kata ila keceplosan

"Baru tau gue manis?" Kata Fawaz dengan tingkat ke PD an nya

Aduh ila apaan sih kok ga jelas begini kan malu astaghfirullah. Gerutu ila.

"Kakak mau kemana? Kan kelas kakak bukan lewat sini." Kata ila membuka pembicaraan

"Ke kelas lo lah, mau kemana lagi?" Kata Fawaz dengan santai dan alis satu naik.

"Mau ngapain ke kelas ila?" Tanya ila dengan polos

"Nganterin lo."

"Lah ngapain kak, gausah repot repot." Tolak ila dengan halus, berharap bisa berhasil tapi hasilnya nihil, Fawaz tetap mengantar ila sampai ke kelas, dan duduk di samping meja ila, entah kenapa ila risih bila dekat sama Fawaz.

"Kak ga ke kelas?" Tanya ila dengan hati hati.

"Oh lo ga suka gue di sini?" Tanya Fawaz dengan memicingkan matanya.

"Hahaha bukan itu maksudnya kan cuma nanya." Tawa itu keluar lagi di mulut ila, tawa yang sengaja ia buat bertujuan agar tidak garing, tapi usahanya gagal lagi.

"Yaudah, gue mau di sini." Kata Fawaz sambil mengeluarkan ponsel yang ada di saku celana nya

"Hah?"

"Kenapa?"

"Ga gpp kak." Kata ila terpaksa.

Satu persatu teman sekelas ila datang ke kelas karna sudah mau bel jam pelajaran pertama, Axel baru datang dengan muka heran karna pagi ini Fawaz sudah ada di dekat ila.

Axel mendekati meja ila, bertujuan untuk menanyakan kepada ila kenapa jalan duluan dan tidak bilang kepada Axel.

"La, kenapa ga bareng sama gue?" Tanya Axel to the point.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh." Salam Fawaz dengan lantang

"Walaikumsallam warohmatullahi wabarakatuh." Jawab teman teman sekelas

"Ck! Jawab gue la." Kata Axel.

"Bukannya Axel bareng Athena ya?" Tanya Ila.

"Siapa la antena?" Tanya Fawaz

"Lo bareng sama dia?" Tanya Axel sambil menujuk Fawaz.

"Weits bang gue punya nama, ohh belum kenal gue ya? Nama gue Fawaz."

"Cih." Kata Axel lalu pergi Dari tempat duduk Ila.






Segitu  dulu ya oke maap baru up bubay salam dari Ila 👐

secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang