만진 - Touched

30 20 11
                                    

Happy reading😊
.
.
.
.
"Dimana aku?"

Seona lantas bergumam pelan saat menyadari bahwa dia kini tengah berada di kamar yang sangat asing dimatanya. Ini jelas bukan kamarnya, lalu dimana dia? Bagaimana dia bisa disini?

"kim Seona!"

Seona pun kaget setengah mati, pintu terbuka dan kini daniel berada di hadapannya sambil membawa bubur dan susu. Tunggu -tunggu, ini maksudnya apa? Berarti sekarang dia berada di rumah daniel? Ahh dia sampai lupa, bahwa daniel yang menolongnya saat ditoilet tadi.

"jangan berpikir yang aneh - aneh. Ini makanlah." daniel duduk di tepi ranjang menghadap kearah seona setelah memberikan bubur dan susu yang dibawanya.

"Gomawo."

Daniel hanya tersenyum melihat Seona yang masih saja menunduk, tidak berbicara sedikitpun sambil memakan bubur yang dia berikan. Daniel memang berpikir bahwa Seona itu sangat pemalu, lantas daniel berbaring disebelah seona sambil menutup kedua matanya.

"Seona-yaa---" Daniel menggantungkan kalimatnya, berpikir untuk mencoba bertanya tentang apa yang dialami Seona di toilet tadi. Tapi Daniel tidak ingin mencampuri urusan orang lain, jadi dia mengalihkan pembicaraan.

"ayo tidur, aku juga ingin istirahat."

Seona tersedak, Daniel pun dengan segera memberikan susu kepada gadis itu. Bukannya marah setelah daniel mengatakan itu, tubuh Seona malah menegang, pipinya memanas, ia menarik nafas sedalam mungkin untuk menetralisirkan jantungnya berdegup sangat kencang. Seona akui, Daniel itu sangat seksi dan tampan, tubuhnya yang kekar itu selalu terngiang dikepalanya.

"daniel-ssi, apakah kau melihat semuanya?" tanya Seona pelan.

Daniel menatap Seona yang tetap menunduk."melihat apa?"

"tubuhku?"

"apa maksudmu? Aku saja tidak pernah melihatmu telanjang." Daniel terkekeh, sambil memperlihatkan gigi kelincinya.
Menggoda gadis itu nikmat sekali rasanya.

"Terserah, aku tidak peduli. "

Baiklah, sekarang Seona sudah bersiap untuk menghajar pria dihadapannya ini, tapi sayangnya ia selalu luluh walau hanya melihat wajahnya sekilas. Seona sangat kesal, maksud pertanyaannya bukan begitu, ia hanya takut Daniel melihat semua kejadian di toilet tadi. Apalagi saat ia membenturkan kepalanya ke dinding.

Seona beranjak dari kasur sambil mengucapkan sumpah serapah, dan Daniel yang sadar bahwa Seona sedang kesal dengan sigap menarik gadis itu ke pelukannya. Entahlah, Daniel tidak tau mengapa dirinya berani sekali melakukan hal itu kepada gadis yang baru saja dia kenal.

"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu."

Tubuh Seona kembali menengang, begitu juga dengan pipinya yang semakin memanas. Demi apapun, rasanya hangat dan sangat nyaman. "Biarkan seperti ini." Pelukan Daniel sangat hati-hati, tak ada tekanan, dan sangat lembut. Sulit diakui, Seona sangat suka aroma maskulin dari sela-sela leher pria itu.

Selang beberapa detik dalam pelukannya, Seona menyadari bahwa ponsel Daniel berdering.

"Daniel-ssi, ada yang menelpon." Daniel dengan segera mengambil ponselnya dari dalam saku, memutuskan sambungan telepon, lalu mengurai pelukannya.

"aku harus kembali bekerja, ayo aku antar pulang." Seona membalas ajakan dengan senyuman tipis.

"Tapi tunggu!" Daniel menyunggingkan senyumnya, lalu mendekatkan wajahnya. Bukannya terlalu percaya diri, tapi sejauh ia menonton drama, Seona sudah bisa menebak bahwa hal selanjutnya adalah ciuman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHEN OVER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang