Part 5

411 47 3
                                    

Waktu demi waktu telah kulewati, semua berjalan tanpa sadar.
Tapi kakiku masih melangkah di bumi pertiwi ini, kini tinggal sepasang kaki yang melangkah tak seperti dulu saat masih tiga pasang.

Aku duduk di bawah pohon depan sebuah mini market, sekarang aku hanya dapat memandang orang yang lewat namun tak dapat kusentuh apalagi kuajak bercerita. Aku merasa iri melihat mereka yang bisa pergi berlibur bersama keluarganya. Membuatku teringat saat ayah mengajakku pergi ke pantai, semua sangat indah sehingga membuat mataku meneteskan air.

Semua waktu ini, kuhabiskan dengan sia-sia. Selalu berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas bahkan aku tak tau sudah sejauh mana aku melangkah. Aku memang tak bisa melayang seperti wanita yang selalu bersemayam di atas pohon, dulu ketika aku masih hidup aku sangat takut jika mendengar bunda bercerita tentang hantu itu, tapi sekarang aku sama sekali tidak takut meskipun dia dengan wujud yang penuh luka dan darah, karena sekarang aku sudah menjadi seperti dia.

Aku tak pernah menyesal dengan apa yang telah menimpaku, hanya saja hal itu membuatku belum bisa kembali ke alam yang sesungguhnya. Gerbang cahaya itu masih tertutup rapat untuk bisa kumasuki, entah berapa lama aku harus menunggunya.

Langkahku terhenti ketika melihat seorang laki-laki yang sedang memancing, dia mirip sekali dengan ayah. Sehingga aku mengikuti laki-laki itu ke rumahnya. Setelah tau bahwa dia bukanlah ayahku, aku menangis di atas lemari kamarnya. Tak lama kemudian, ada seorang gadis masuk dalam kamar itu, aku terkejut ketika mata kita saling bertemu, dia bisa melihatku, yah melihat hantu.

Hingga akhirnya aku mau terbuka padanya, terbuka akan kisah hidupku yang pilu.

Dear CITRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang