一♪ Pt. III

9 1 0
                                    


"Aaahh,, aku lapaaarr!!" Mayumi mengerang sambil memegangi perutnya. Dia tadi tidak makan siang dan hanya minum soda buah serta satu piring kentang goreng yang itupun berbagi dengan Igaki sebelum pertunjukan dimulai tadi. Dan sekarang perutnya memberontak minta diisi.

"Ayo pergi makan dulu sebelum pulang! Are..? Igaki mana sih..?"

Kira celingak-celinguk mencari sosok Igaki diantara kerumunan orang yang masih berdiri di trotoar di depan bar. Mereka baru saja keluar dari gang sempit yang merupakan tembusan dari bagian belakang bar tersebut. Dari pembicaraan beberapa orang yang mereka lewati, tampaknya Deep Black Charcoal baru saja meninggalkan tempat itu beberapa menit yang lalu dengan van mereka.

"Coba telepon dia sekali lagi. Apa mungkin dia masih belum keluar?"

Kira menurut dan langsung menelepon Igaki untuk menanyakan keberadaannya. Namun Mayumi kemudian melihat Igaki mendekati mereka. Ia menyikut Kira, memberitahu gadis itu. Dan Kira langsung melambaikan tangannya saat melihat Igaki.

"Igaki-san, sini!"

"Maaf, apa kalian menunggu lama? Tadi aku ke toilet dulu"

"Tidak, belum lama. Jadi setelah ini kita akan kemana? Bagaimana kalau pergi makan?" ujar Kira.

Kira lalu menepuk pundak Mayumi, mengajaknya yang mengeluh lapar. Beruntung Igaki kelihatannya bersedia diajak makan malam, terlihat dari anggukannya.

"Benar! Aku lapaaaaar!! Kita pergi makan yuk?"

"Ayo Mayu-kun! Kau mau makan di mana?"

"Kenapa tidak tanyakan Igaki-san saja?" ujar Mayumi, tidak ingin ikut campur dalam masalah kencan Kira dan Igaki.

Kira melayangkan pandangannya kepada Igaki, menunggu keputusan pria itu.

"Hmm, jujur saja aku tidak terlalu sering makan di restoran bagus, jadi aku khawatir kalian akan kecewa dengan pilihanku" jawab Igaki dengan pandangan menyesal.

"Memangnya kau sering makan di mana?" tanya Kira penuh minat, berusaha mencari tahu tempat makan yang menjadi favorit Igaki.

"Paling-paling kedai ramen. Aku lebih senang masak sendiri sih" ujar Igaki kalem, yang disambut dengan seruan kagum dari Kira dan Mayumi.

"Benarkah?! Kau tidak terlihat seperti laki-laki yang pintar memasak lho" goda Mayumi.

"Hehehe.. Penampilan memang selalu menipu kan.." ujar Igaki tersipu.

"Waah, istrimu nanti pasti sangat senang sekali karena punya suami yang pintar memasak" ujar Kira, disambut dehaman menggoda dari Mayumi.

Wajah Kira yang tersipu malu karena digoda Mayumi tertangkap oleh radar Igaki, membuat pria itu akhirnya mengambil langkah. Tangannya menggamit tangan Kira kemudian menggenggamnya.

"Aku yakin kau akan sangat senang nanti kalau kumasakkan sesuatu...."

Namun sebelum Igaki menyelesaikan ucapannya, Mayumi dengan cepat memotong.

"Cho..chotto! Kira-kun, aku lupa aku harus pergi membeli obat gosok untuk ayah! Akhir-akhir ini dia suka sakit pinggang dan tadi dia sudah berpesan agar aku membelikan obat di perjalanan pulang. Sebelum lupa, sebaiknya aku ke apotek sekarang. Kalian pergilah makan malam, lagipula aku tidak terlalu lapar. Selamat bersenang-senang! Jya mata ne~"

Mayumi melambaikan tangan dengan semangat yang berlebihan dan mengedipkan sebelah matanya kearah Kira, memberikan sinyal bahwa dia harus memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik-baiknya atau kalau tidak Mayumi akan membunuhnya dalam sekali pukul jika malam itu mereka tidak sampai jadian.

Kira makin tersipu malu saat menyadari arti ucapan Mayumi dan berusaha menyembunyikan pipinya yang makin memerah di balik syalnya. Sementara Igaki dengan kepolosan khas seorang pria hanya menatap bingung karena Mayumi mendadak mengatakan ingin segera pulang padahal sebelumnya dialah yang bersemangat hendak pergi makan malam bersama.

***

"Jadi bagaimana semalam?"

"Hoahhmm... Nanti kutraktir takoyaki, aku ngantuk sekali nih.." Kira melirik jam meja di samping tempat tidurnya. Pukul setengah delapan.

"Apa? APA?! APA-APAAN KAU?! Kau akhirnya jadian dengan pria pujaanmu dan berniat hanya akan berkorban sekotak takoyaki demi diriku yang rela menahan lapar dan pulang sendirian agar kau bisa berduaan dan mungkin saja mendapatkan ciuman pertamamu?! KAU MAU MATI YA?!"

"Hahahahaha... Maafkan akuuuu~! Aku kan hanya bercanda, Mayu sayang..hoamhh.. Dan dia tidak menciumku, itu terlalu cepat tahu?!" Kira lagi-lagi menguap dengan suara seraknya yang dalam. "Apa yang ingin kau lakukan? Kau boleh mengajakku kemana saja asalkan jangan besok malam, aku ada kencan"

"Kalau begitu aku ingin buku kumpulan foto Deep Black Charcoal saja!"

"Sepertinya hari ini kedengarannya justru kau yang ingin mati, Mayu-kun" ujar Kira lugas, namun tetap dengan nada mengantuk.

Dari infromasi secepat kilat yang dikumpulkan Mayumi melalui website resmi band itu segera setelah sampai di rumah, buku kumpulan foto pertama dan satu-satunya yang dirilis Deep Black Charcoal ketika tahun baru itu berharga 5000 yen, plus satu CD maxi single berisi lima lagu. Jelas tidak murah karena barang itu edisi terbatas yang tidak dijual bebas begitu saja, hanya bisa didapatkan secara online.

"Hehehehehe... Maafkan akuuuuuu! Aku kan hanya bercanda, Kira sayang~" ujar Mayumi, meniru ucapan Kira.

"Kau pulang jam berapa semalam?! Ini sudah siang dan kau masih seperti orang teler begitu!"

"Hmm.. Jam 2..? atau lewat..? Aku tidak ingat. Yang pasti kami menghabiskan waktu ngobrol yang menyenangkan. Banyak sekali yang ingin aku ceritakan, makanya sekarang aku mau tidur dulu sebentar lagi, aku mohoooon~" ratap Kira, mengundang decakan dari Mayumi.

"Ya sudah! Nanti ketemu di Parfait Mermaid saja ya, aku tunggu jam 7. Aku malas menjemputmu ke tempat kerja"

"Hai' hai'... Oyasumi~" Kira menutup telponnya tanpa menunggu balasan dari Mayumi.

~~~~~


Are? : ekspresi yang digunakan dalam keadaan terkejut atau mencurigai sesuatu. seperti "huh?" atau "hah?"

chotto : tunggu (lit.), ekspresi yag digunakan ketika meminta seseorang untuk menunggu

Jya mata ne : Kalau begitu ketemu lagi nanti


The Lost LetterWhere stories live. Discover now